Hubungan Shift Kerja dengan Stres Mental

secara rutin di bagian belakang kepala 8 orang 26,67, menderita sakit kepala pening ringanberat 10 orang 33,3, timbul bercak merah di kulit 2 orang 6,67, meminum obat penambah semangat 3 orang 10,0. Demikian pada shift malam sebagian dari 30 orang responden menjawab ter- hadap apa yang dialamirasakan, maka dari 25 pertanyaan yang diajukan hanya 14 jawaban sebagian besar memberikan jawaban sering menderita sakit kepala sebelah migrane sebanyak 6 orang 20,0, sering merasa letih atau lelah yaitu sebanyak 28 orang 93,3, jarang berolah raga sebanyak 16 orang 53,3, sering merasa panas dingin atau flu sebanyak 8 orang 26,67, minum lebih dari 4 gelas teh atau kopi sehari sebanyak 16 orang 53,3, bertubuh gemuk sebanyak 2 orang 6,67, mengisap rokok lebih dari 10 batang perhari sebanyak 27 orang 90,0, mengalami ketegangan secara rutin di bagian belakang kepala atau leher 18 orang 60,0, kesulitan tidur 12 orang 40,0, menderita sakit kepala ringanberat sebanyak 19 orang 63,3, timbul bercak merah gatal pada kulit sebanyak 1 orang 3,3, minum obat penambah semangat 15 orang 50,0.

5.5 Hubungan Shift Kerja dengan Stres Mental

Pada Tabel 4.7 dari frekwensi Skor Stres mental dapat diketahui bahwa responden shift pagi yang memiliki skor mental nol sebanyak 2 orang 6,67, skor 1 sebanyak 1 orang 3,3, skor 2 sebanyak 4 orang 13,3, skor 3 sebanyak 4 orang 13,3, skor 4 sebanyak 5 orang 16,6, skor 5 sebanyak 7 orang 23,3, skor 6 sebanyak 7 orang 23,3. Pada shift malam, yang memiliki skor mental nol sebanyak 1 orang 3,3, skor 1 sebanyak 1 orang 3,3, skor 2 sebanyak 2 orang 6,67, skor 3 sebanyak 5 orang 16,6, skor 4 sebanyak 6 orang 13,3, skor 5 sebanyak 7 orang 23,3, skor 6 sebanyak 8 orang 26,67. Rata-rata skor stres mental pada shift malam mengalami peningkatan dari skor stres mental shift pagi. Tabel 5.2 Frekwensi Jawaban Stres Mental Responden Pabrik Minyak Kelapa Sawit PT. X Medan Shift Pagi Shift Malam No Jawaban Responden F F 1 2 3 4 5 6 7 8 Jarang membaca buku atau jurnal Jarang mengembangkan ide-ide baru Sukar berkonsentrasi Jarang membaca yang lain selain koran Pikiran sering kacau Jarang menerapkan inovasi kedalam pekerjaan Merasa malas untuk menghadiri seminar Sering menderita pelupa 17 6 2 15 1 4 3 56,67 20,0 6,67 50,0 3,3 13,3 10,0 10 8 3 18 2 5 1 33,3 26,67 10,0 60,0 6,67 16,67 3,3 Pada tabel 5.2, bila dilihat dari jawaban responden terhadap 17 pertanyaan yang diajukan baik pada shift pagi dan malam, maka hanya 8 jawaban yang dialami. Untuk shift pagi, terdapat responden yang jarang membaca buku yang berhu- bungan dengan pekerjaannya sebanyak 17 orang 56,7, jarang mengembangkan ide-ide baru sebanyak 6 orang 20,0, sukar berkonsentrasi sebanyak 2 orang 6,67, jarang membaca sesuatu yang lain selain koran sebanyak 15 orang 50,0, pikiran sering kacau sebanyak 1 orang 3,3, jarang menerapkan inovasi ke dalam pekerjaan sebanyak 4 orang 13,3, dan merasa malas untuk menghadiri seminarkursus membantu dalam pekerjaan sebanyak 3 orang 10,0. Pada shift malam, responden yang jarang membaca buku yang berhubungan dengan pekerjaannya terdapat sebanyak 10 orang 33,3, jarang mengembangkan ide-ide baru sebanyak 8 orang 26,67, sukar berkonsentrasi sebanyak 3 orang 10,0, jarang membaca sesuatu yang lain selain surat kabar sebanyak 18 orang 60,0, pikiran sering kacau sebanyak 2 orang 6,67. Jarang menerapkan inovasi ke dalam pekerjaan sebanyak 5 orang 16,67, dan sering merasa lupa dalam pekerjaan sebanyak 1 orang 3,3.

5.6 Hubungan Produktivitas Kerja dengan Kelelahan