4. 60 tahun : dikalikan dengan 80
5. 65 tahun : dikailkan dengan 75
Dengan catatan bahwa 5,2 kcalmenit = 5,24,8 = 1,08 lier per menit oksigen. Kapasitas kerja
,
beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga
komponen tersebut akan menghasilkan kesehatan yang baik dan optimal.
2.9 Beban Kerja
Beban kerja meliputi beban kerja fisik dan mental. Akibat beban kerja yang
terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja panas, bising, debu, zat-zat kimia dapat meru- pakan beban tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut secara
sendiri atau bersama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja. Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan
maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Dengan demikian status kesehatan pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya kesehatan di lingkungan kerja
tetapi juga oleh faktor pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor lainnya.
Menurut Rodahl 1989, dan Manuaba 2000 hubungan antara beban kerja
dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
1. Beban Kerja Karena Faktor Eksternal
Beban kerja eksternal adalah tugas itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja.
2. Beban Kerja Karena Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor sebagai akibat adanya reaksi beban kerja eksternal, yang mana reaksi tubuh tersebut disebut strain. Berat ringan strain dapat
dinilai : 1.secara objektif melalui perubahan reaksi psikologis dan perilaku, 2. secara subjektif melalui harapan, keinginan, dan kepuasan kerja.
Secara ringkas faktor internal meliputi : a. Faktor somatis jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, gizi.
b. Faktor psikis motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasan. Menurut Astrand et al 1989 penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan
dengan dua metode, yaitu metode penilaian langsung dan tidak langsung. Metode penilaian langsung yaitu mengukur energi yang dikeluarkan energy expenditure
melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja maka semakin banyak energi yang dikonsumsi. Meskipun metode dengan menggunakan asupan
oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang mahal. Sedangkan metode pengukuran tidak langsung
adalah dengan menghitung denyut nadi selama kerja.
Menurut Christensen 1991 dan Grandjean 1993 pendekatan untuk menge-
tahui berat ringan beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh, pada batas tertentu mempunyai
hubungan linier dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Konz 1996 mengemukakan bahwa denyut jantung adalah suatu alat estimasi
laju metabolisme yang baik, kecuali dalam keadaan emosi dan vasodilatasi. Kategori berat ringan beban kerja didasarkan pada metabolisme, respirasi, suhu tubuh dan
denyut jantung menurut Christensen 1991 pada tabel 2.4. Berat ringan beban kerja dapat digunakan untuk menentukan berapa lama seorang dapat melakukan aktivitas
sesuai dengan kemampuan atau kapasitas kerja. Semakin berat beban kerja, maka semakin pendek waktu kerja seseorang bekerja tanpa kelelahan dan gangguan
fisiologis yang berarti atau sebaliknya.
Tabel 2.4 Kategori Beban Kerja Berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung
Kategori Beban Kerja
Konsumsi Oksigen
Ventilasi paru lmin
Suhu Rektal C
Denyut Jantung
Ringan Sedang
Berat Sangat Berat
Sangat Berat sekali
0,5-1,0 1,0-1,5
1,5-2,0 2,0-2,5
2,5-4,0 11-20
20-31 31-43
43-56
60-100 37,5
37,5-38,0 38,0-38,5
38,5-39,0
39,0 75-100
100-125 125-150
150-175
175
2.10 Kerangka Konsep Penelitian Shift kerja yang diterapkan oleh pihak manajemen PT X Labuhan Batu melalui
suatu kebijakan yang berorientasi pada efisiensi, efektivitas dan produktivitas, pada gilirannya akan berpengaruh pada pekerja secara fisik dan mental dan akhirnya
berdampak pada kelelahan. Sebagai konsekwensi dari penerapan 2 shift kerja, diduga tingkat kelelahan pekerja relatif tinggi. Dalam rangka melihat sejauh mana pengaruh
shift kerja sebagai variabel bebas terhadap kelelahan sebagai variabel dependen , maka dibuat kerangka konsep penelitian dalam Gambar 2.5.
Variabel Confounding pengganggu
Variabel bebas Variabel terikat independent variable dependent variabel
Gambar 2.5 Kerangka Konsep Penelitian
Shift Kerja : - Pagi
- Malam Kelelahan
Rekomendasi
Panjang Waktu tiap shift Sikap mental
Aktivitas fisik
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan disain rancangan penelitian cross sectional. Rancangan cross sectional adalah penelitian
yang memberikan uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan intervensi terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian cross sectional dilaku-kan
observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu dan mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan efek, observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas
faktor resiko dan variabel tergantung efek dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Dari hasil pengukuran dapat diketahui jumlah subjek yang mengalami
efek, baik pada kelompok subjek yang mempunyai faktor resiko, maupun pada kelompok tanpa faktor resiko.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling bertujuan, di mana PT. X merupakan salah satu badan usaha bergerak dibidang perkebunan dan
industri pengolahan minyak kelapa sawit mentah CPO terletak di Kabupaten Labuhan Batu Provinsi Sumatera Utara. Lokasi yang dijadikan tempat pengambilan
sampel terdiri dari tiga stasiun kerja: 1. Di Ketel uap pada pekerjaan pengisian bahan bakar, 2. Di Threser pada pekerjaan dorong lori, 3. Tempat penerimaan buah pada
pekerjaan memasukkan Tandan Buah Segar ke loading ramp. 42