Pengaruh Shift Kerja Terhadap Tekanan Darah dan Denyut Nadi

5.3 Pengaruh Shift Kerja Terhadap Tekanan Darah dan Denyut Nadi

Tekanan Darah adalah tenaga aliran darah dalam arteri yang diukur dalam 2 angka, yaitu Sistol tekanan saat jantung berkontraksi dan Diastol tekanan saat jantung relaksasi. Tekanan Darah Tinggi jika angka di atas 14090, tinggi normal 130-13885-89, normal 120-12980-84 dan optimal jika di bawah 12080. Berdasarkan teori di atas, maka nilai rata-rata tekanan darah baik Sistol maupun Diastol pada Shift Pagi maupun Malam termasuk dalam kategori normal, sehingga diperkirakan tidak berdampak buruk terhadap terjadinya kelelahan dan stres Bila dilihat secara keseluruhan dari seluruh hasil pengukuran tekanan darah baik sistol maupun diastol memberikan gambaran bahwa pekerja yang bekerja pada shift malam memilki pengaruh terhadap terjadinya peningkatan tekanan darah yang lebih besar dibanding dengan shift pagi, yang merupakan indikasi terjadinya stres pada pekerja. Namun untuk membuktikan apakah ada pengaruh shift kerja terhadap tekanan darah, maka dilakukan analisis statistik uji t-test. Dari hasil pengujian dengan menggunakan Analisis Statistik Uji t terhadap Tekanan Darah Sistol dan Diastol. Menunjukkan bahwa pada shift pagi terdapat perbedaan nilai rata-rata 8,45 yang signifikan pada p= 0,000 dengan shift malam.. Pada shift malam, yang memilki waktu istirahat paling sedikit pada malam hari sehingga sebagai kompensasinya pekerja harus istirahat pada pagi dan siang hari yang tentunya akan mengganggu pola aktivitas tubuh, meskipun circadian ritmenya berbeda-beda. Menurut Folkard dan Monk 1979 dan McCormick dan Ilgen 1985, circadian ritme tiap individu berbeda dalam menyesuaikan kerja terutama pada shift malam. Selain itu, pola aktivitas tubuh akan terganggu bila bekerja pada malam dan maksimum terjadi selama shift malam Singleton, 1972. Secara grafis hubungan shift kerja dengan tekanan darah sistol terdapat pada gambar 5.2. Tekanan darah pada shift malam lebih tinggi dari shift pagi sebesar 8,45. Grafik Tekanan Darah Sistol 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Operator Tek a nan D a ra h Shift Pagi Shift Malam Secara umum semua fungsi tubuh meningkat pada siang hari, mulai melemah pada sore hari dan menurun pada malam hari untuk pemulihan dan pembaharuan. Kondisi melemahnya fungsi tubuh ini, ditambah dengan tuntutan tanggung jawab pekerjaan yang menumpuk dapat mengakibatkan kelelahan dan stres. Selain itu, kemungkinan adanya lingkungan fisik yang terlalu menekan, kurangnya kontrol yang dirasakan akibat melemahnya fungsi tubuh dan kurangnya hubungan inter personal skill pada shift malam dapat mengakibatkan stres. Kondisi yang paling mengkhawatirkan, bahwa stres bisa menyebabkan arteri jantung menyempit, menurunkan aliran darah dan suplai oksigen ke jantung. Stres Gambar 5.2 Hubungan Tekanan darah Sistol dengan Shift Kerja menyebabkan beban lebih berat di jantung dengan meningkatkan Denyut Jantung dan Tekanan Darah. Tekanan Darah tinggi merupakan faktor resiko mayor bagi terjadinya stroke, dan jika ini ditambah dengan ketegangan maka resikonya semakin meningkat. Hal ini dilaporkan para ilmuwan dari Swedia yang melakukan percobaan dengan mengukur kemmapuan pria hipertensi dalam menjaga ketenangan dengan tes yang penuh tekanan stresful. Bagi yang tak tahan, resiko stroke yang bisa di alami meningkat hingga tiga kali lipat. Tidak seperti sebagian yang lebih tenang, perasaan frustasi semakin menambah buruk keadaan. Para ilmuwan berspekulasi bahwa ketidak- mampuan untuk beradaptasi terhadap situasi stres atau sinyal stres bukan tidak mungkin juga menjadi faktor resiko independen untuk terjadinya stroke. Stres sebenarnya positif bagi manusia, asalkan dalam porsi sedang saja, kare- na bisa membangkitkan sistem kekebalan dan mengasah otak. Sedangkan stres berat dapat menyebabkan rentan penyakit. Stres dapat memicu penyakit maag, tekanan darah tinggi, asma dan migren. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres berat bisa memperburuk penyakit degeneratif kronis yaitu penyakit yang menyerang fungsi organ atau jaringan tubuh seperti penyakit rematik. Sementara stres yang tersembunyi akan lebih berbahaya bagi kesehatan karena pekerja tidak menyadari adanya masalah. Stres berlebihan bisa membuat tidak menyadari kehadiran stres itu sendiri. Grafik Tekanan Darah Diastol 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 Operator Tekanan Darah Shift Pagi Shift Malam Dari hasil Uji t diperoleh bahwa ada perbedaan signifikan antara shift pagi dan malam terhadap Denyut Nadi. Hubungan shift kerja dengan denyut nadi dapat dilihat pada gambar 5.4. Berdasarkan hasil pengukuran denyut nadi baik shift pagi maupun shift malam cenderung stabil. Akan tetapi jika dilihat dari segi antar shift, maka denyut nadi rata-rata pada shift malam menunjukkan angka yang lebih tinggi dari shift pagi.Hal ini disebabkan oleh circadyan rhythm manusia pada malam hari berbeda dengan pagi hari. Pada malam hari tubuh manusia saatnya untuk istirahat, namun dipakai untuk bekerja yang memaksa pengaturan sirkulasi dalam tubuh manusia untuk bekerja lebih, menyebabkan denyut nadi responden pada malam hari cendrung lebih tinggi. Kaitan denyut nadi lebih tinggi pada shift malam juga ada Gambar 5.3 Hubungan Tekanan Darah Diastol dengan Shift Kerja hubungannya terhadap kelelahan yang mana juga pada shift malam tingkat kelelahan responden cendrung lebih tinggi. Grafik Denyut Nadi 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 Operator D e ny ut N a di Shift Pagi Shift Malam

5.4 Hubungan Shift Kerja dengan Stres Fisik