53 5
Waktu Hancur menit
10,32 ± 0,169
8,336± 0,067
6,278 ± 0,217
4,325 ± 0,193
Syarat Untuk tablet hisap 5
– 10 menit Lachaman, 1989
54
5.1.9. Uji Kesukaan Rasa dan Aroma Hedonic Test
1 Uji Kesukaan Rasa
Tabel 11. Uji kesukaan rasa Tingkat Kesukaan
Nilai Frekuensi Responden
Formula A Formula B
Formula C Formula D Sangat Suka
5 1
9 10
4 Suka
4 3
4 6
5 Netral
3 2
2 2
1 Tidak Suka
2 8
3 1
6 Sangat Tidak Suka
1 6
2 1
4 Total Responden
20 20
20 20
Rata-Rata 2,05
3,75 4,15
2,95
Gambar 8. Grafik uji kesukaan rasa
55
2 Uji Kesukaan Aroma
Tabel 12. Uji kesukaan aroma Tingkat Kesukaan
Nilai Frekuensi Responden
Formula A Formula B
Formula C Formula D Sangat Suka
5 1
5 9
12 Suka
4 2
4 5
4 Netral
3 2
2 3
2 Tidak Suka
2 7
4 2
1 Sangat Tidak Suka
1 8
7 1
1 Total Responden
20 20
20 20
Rata-Rata 2,05
2,85 3,95
4,25
Gambar 9. Grafik uji kesukaan aroma
2 4
6 8
10 12
14
Formula A Formula B
Formula C Formula D
Ju m
lah R
e sp
o n
d e
n
Uji Kesukaan Aroma
Sangat Suka Suka
Netral Tidak Suka
Sangat Tidak Suka
56
5.2. Pembahasan
Pada penelitian ini dibuat tablet hisap berbahan aktif ekstrak etanol daun sirih Piper betle L. dengan memvariasikan konsentrasi Hidroxy
propilcelullose HPC-SSL-SFP sebagai pengikat dengan metode kempa langsung. Daun sirih Piper betle L. yang digunakan sebagai bahan aktif
tablet hisap diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Cimanggu, Bogor. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa tanaman
obat yang dibudidayakan secara intensif mulai dari pemilihan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan dan pemilihan waktu panen
yang baik akan memaksimalkan dan mencegah variasi senyawa aktif tanaman obat Katno, 2008.
Tanaman sirih dideterminasi di Puslit Biologi Botani LIPI Cibinong dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran jenis dari tanaman
ini dan hasilnya menunjukkan bahwa tanaman ini adalah sirih spesies Piper betle L. dengan famili Piperaceae. Sebelum dilakukan proses
ekstraksi, daun sirih Piper betle L. diolah terlebih dahulu menjadi simpilisa dengan beberapa tahap yaitu sortasi basah, pencucian,
pengeringan, sortasi kering dan perajangan. Setelah dilakukan sortasi basah dari 7 kg bahan baku yang mencangkup pembersihan kotoran yang
melekat dan pemisahan bagian tanaman yang tidak diinginkan, diperoleh 5,3 kg daun sirh Piper betle L. segar. Daun sirih kemudian dicuci dan
dikeringkan secara alamiah di tempat yang teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung dimana proses ini berlangsung selama 3 minggu.
57 Pengeringan dengan cara tersebut dilakukan karena kontak
langsung dari sinar matahari berpotensi merusak dan menurunkan kadar senyawa aktif pada tanaman. Keuntungan dari pengeringan adalah
menjaga mutu tanaman obat karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba bakteri dan jamur serta mencegah aktivitas enzim yang ditemui
pada tumbuhan seperti enzim hidrolase yang menghidrolisis kandungan ester yang terdapat pada minyak atsiri sehingga akan terbentuk senyawa
alkohol dan asam yang tidak lagi memiliki aktivitas dan aroma dengan beberapa contoh yaitu terurainya metil salisilat tanaman gandapura
Gaultheria fragantissima Wall.; etil p-metoksi sinamat pada rimpang kencur Kaempferia galanga L. dan benzil asetat pada melati Jasminum
officinale L. Katno, 2008. Selanjutnya dilakukan penyerbukan atau pengahalusan ukuran
partikel dari 1,2 kg daun sirih kering dan diperoleh serbuk daun sirih kering seberat 550 gram. Semakin halus serbuk simplisia maka proses
ekstraksi menjadi lebih efektif dan efisien Depkes RI, 2000. Hal ini dapat dimengerti karena proses tersebut dapat membuat materi yang terlarut
lebih homogen, meningkatkan luas permukaan materi yang diekstraksi dan memfasilitasi penetrasi pelarut ke dalam sel tumbuhan yang mengandung
metabolit sekunder Sarker, 2006. Kemudian dilakukan penapisan fitokimia terhadap serbuk daun sirih Piper betle L. untuk
mengidentifikasi kandungan metabolit sekunder, hasilnya adalah daun sirih Piper betle L. mengandung: alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
kumarin dan minyak atsiri.