Uji Kesukaan Rasa dan Aroma Hedonic Test
57 Pengeringan dengan cara tersebut dilakukan karena kontak
langsung dari sinar matahari berpotensi merusak dan menurunkan kadar senyawa aktif pada tanaman. Keuntungan dari pengeringan adalah
menjaga mutu tanaman obat karena dapat menghambat pertumbuhan mikroba bakteri dan jamur serta mencegah aktivitas enzim yang ditemui
pada tumbuhan seperti enzim hidrolase yang menghidrolisis kandungan ester yang terdapat pada minyak atsiri sehingga akan terbentuk senyawa
alkohol dan asam yang tidak lagi memiliki aktivitas dan aroma dengan beberapa contoh yaitu terurainya metil salisilat tanaman gandapura
Gaultheria fragantissima Wall.; etil p-metoksi sinamat pada rimpang kencur Kaempferia galanga L. dan benzil asetat pada melati Jasminum
officinale L. Katno, 2008. Selanjutnya dilakukan penyerbukan atau pengahalusan ukuran
partikel dari 1,2 kg daun sirih kering dan diperoleh serbuk daun sirih kering seberat 550 gram. Semakin halus serbuk simplisia maka proses
ekstraksi menjadi lebih efektif dan efisien Depkes RI, 2000. Hal ini dapat dimengerti karena proses tersebut dapat membuat materi yang terlarut
lebih homogen, meningkatkan luas permukaan materi yang diekstraksi dan memfasilitasi penetrasi pelarut ke dalam sel tumbuhan yang mengandung
metabolit sekunder Sarker, 2006. Kemudian dilakukan penapisan fitokimia terhadap serbuk daun sirih Piper betle L. untuk
mengidentifikasi kandungan metabolit sekunder, hasilnya adalah daun sirih Piper betle L. mengandung: alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
kumarin dan minyak atsiri.
58 Ekstrak daun sirih yang digunakan pada pembuatan tablet hisap
diperoleh melalui proses maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70. Pemilihan metode maserasi dalam upaya menarik komponen
senyawa aktif pada daun sirih dilandasi oleh beberapa hal yaitu maserasi merupakan metode ekstraksi yang sederhana, pengadukan mekanik yang
membuat campuran bahan dan pelarut menjadi homogen, dilakukan pada temperatur ruangan dan dalam keadaan tertutup sehingga dapat
meminimalkan terdegradasinya metabolit yang bersifat termolabil Sarker, 2006. Selain itu, metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol
70 dalam proses ekstraksi daun sirih dilakukan dengan dasar bahwa pada penelitian sebelumnya ekstrak etanol 70 daun sirih Piper betle L.
memiliki efek imunomodulator secara in vivo terhadap mencit Permatasari, 2009.
Proses maserasi dilakukan selama 5 hari dengan merendam serbuk daun sirih dengan pelarut etanol 70 sambil diaduk dan diendapkan
selama 24 jam, terhadap sisa ampas dilakukan penyarian berulang hingga diperoleh filtrat bening. Ekstrak kemudian dipekatkan untuk meningkatkan
jumlah senyawa terlarut dengan alat rotrary evaporator pada suhu 45 C.
Ekstrak kental yang didapat sejumlah 93 gram dengan rendemen sebesar 16,91 terhadap total massa serbuk kering daun sirih Piper betle L..
Pengujian parameter nonspesifik yang dilakukan pada ekstrak kental meliputi pengukuran kandungan lembab moisture content dan
kadar abu ash content. Kandungan lembab pada ekstrak kental diukur
59 dengan menggunakan alat moisture analyzer. Alat tersebut mengukur
kandungan lembab secara termogravimetri. Analisis termogravimetri kandungan lembab mendefinisikan kelembaban sebagai massa yang susut
ketika suatu material dikeringkan yaitu massa air yang menguap serta senyawa yang volatil dan komponen yang mudah terdegradasi Ohaus
corp., 2000. Ekstrak kental daun sirih memiliki nilai kandungan lembab 8,47. Nilai tersebut telah memenuhi syarat yaitu jika tidak dinyatakan
lain kandungan air adalah tidak lebih dari 10 Depkes RI, 2000. Pengujian selanjutnya yaitu penentuan kadar abu pada ekstrak
kental sirih. Pengukuran kadar abu dapat memberikan gambaran tentang kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal
sampai terbentuknya ekstrak. Kadar abu yang terdapat pada ekstrak kental sirih adalah 1,44 .
Ekstrak kental sirih Piper betle L. tidak mudah untuk langsung diformulasikan ke dalam bentuk sediaan tablet. Kestabilan serta
karakteristik ekstrak tersebut akan sangat berpengaruh terhadap metode pembuatan tablet, misalnya kesetabilan terhadap pemanasan, kelembapan,
juga sifat alir. Karena ekstrak bersifat higrsoskopis maka diperlukan bantuan adsorben untuk mengatasi kendala ini Jufri dkk, 2007. Selain itu
penambahan bahan adsorben bertujuan untuk mempersingkat waktu pengeringan karena bahan adsorben berfungsi untuk mengikat air yang
terdapat didalam ekstrak, sehingga air lebih cepat menguap dibandingkan dengan ekstrak yang dikeringkan tanpa penambahan bahan adsorben dan
mencegah kerusakan ekstrak akibat panas Sembiring, 2009. Adsorben