Tempat dan Waktu Penelitian Parameter Non Spesifik

35 Sebanyak kurang lebih 2 g serbuk simplisia dididihkan dalam 100 ml air selama 5 menit, lalu disaring. Terhadap 5 ml filtrat ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium, 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, kemudian dikocok kuat dan dibiarkan memisah. Terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya senyawa flavonoid. c Identifikasi golongan saponin Terhadap 10 ml larutan percobaan pada pemeriksaan flavonoid dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu dikocok kuat secara vertikal selama 10 detik. Terbentuknya busa setinggi 1-10 cm yang stabil dalam waktu lebih kurang 10 menit dan tidak hilang pada penambahan setetes asam klorida 1 persen menunjukkan adanya saponin. d Pemeriksaan tanin Sebanyak 2 g serbuk simplisia ditambahkan 100 ml air, didihkan selama 15 menit, didinginkan dan disaring dengan menggunkan kertas saring lalu filtrat dibagi menjadi 2 bagian. Ke dalam filtrat pertama ditambahkan larutan besi III klorida 1, terbentuk warna biru tua atau hijau kehitaman menunjukkan adanya senyawa golongan tannin. Ke dalam filtrat kedua ditambahkan 15 ml pereaksi Stiasny formaldehid 30 : HCL pekat = 2:1, lalu dipanaskan di atas penaggas air, terbentuk endapan merah muda menunjukkan adanya senyawa tanin katekuat. Selanjutnya endapan disaring, filtrat dijenuhkan dengan natrium asetat, ditambahkan beberapa tetes larutan bei III klorida 1, ternemtuk warna biru tinta menunjukka adanya tanin galat. 36 e Identifikasi golongan kuinon Sebanyak kurang lebih 2 g serbuk simplisia dididihkan dalam 10 ml air selama 5 menit dan disaring. Terhadap 5 ml filtrat yang diperoleh, ditambahkan larutan natrium hidroksida 1 N. Terbentuknya warna merah menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon. f Pemeriksaan minyak atsiri Sejumlah 2 g serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi volume 20 ml dan ditambahkan 10 ml pelarut petroleum eter, lalu dipasangkan corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air pada mulut tabung, lalu didinginkan, disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diuapkan pada cawan penguap, residu yang tertinggal dilarutkan dengan pelarut alkohol sebanyak 5ml, lalu disaring dengan kertas saring. Filtrat diuapkan kembali pada cawan penguap, residu yang berbau aromatik menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri. g Pemeriksaan kumarin Sejumlah 2 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi volume 20 ml dan ditambahkan 10 ml kloroform dan dipasangkan corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air pada mulut tabung, kemudian dipanaskan selam 10 menit dan didinginkan. Setelah dingin, filtrat disaring dengan kertas saring dan diuapkan, kemudian ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan kembali dan ditambahkan 0,5 ml ammonia 10 . Adanya flourosensi biru atau hijau pada sinar ultraviolet = 366 nm menunjukkan adanya senyawa golongan kumarin. 37

4.3.4. Pembuatan Ekstrak Kental

Serbuk simplisia daun sirih dimaserasi cara dingin menggunkan pelarut etanol 70 sampai serbuk tersebut terendam dengan ketinggian pelarut 3 cm diatas serbuk, sesekali dilakukan pengadukan pada campuran tersebut dan didiamkan lebih kurang selama satu hari atau 24 jam. Campuran kemudian disaring untuk memperoleh filtrat dan memisahkannya dari ampas. Ampas yang diperoleh dimaserasi lagi dengan prosedur yang sama selama 3 kali untuk memastikan bahwa senyawa-senyawa yang terkandung dalam simplisia telah tersari dengan sempurna. Keseluruhan dari ekstrak cair dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 45 o C hingga didapatkan ekstrak kental.

4.3.5 Karaketerisasi Ekstrak Kental Depkes RI, 2000

a. Parameter Non Spesifik

1 Kandungan lembab Sebanyak 1 gram ekstrak dimasukan ke dalam alat moisture balance, ekstrak diratakan dan kadar air ekstrak yang terukur pada alat dicatat . 2 Kadar abu Kurang lebih 2 gram sampai 3 gram ekstrak ditimbang dan dimasukkan ke dalam kurs yang telah dipijarkan dan ditara. Kemudian dimasukan ke dalam furnance dan dipijarkan pada suhu 626 ± 5 o C selama 1 jam hingga pengabuan sempurna. Sampel diangkat, didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas lalu saring dengan kertas saring 38 bebas abu. Pijarkan residu dan kertas dalam kurs yang sama. Masukkan filtrat ke dalam kurs, uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Kemudian kadar abu bahan yang telah dikeringkan di udara dihitung Depkes RI, 2000. Kadar abu = B � � 100 Keterangan: A= berat ekstrak awal gram B = berat ekstrak akhir gram

b. Parameter Spesifik

1 Identitas Memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifikasi dari senyawa identitas dengan cara melihat kandungan dari ekstrak yang dibuat Depkes RI, 2000 2 Organoleptis Mengamati bentuk, warna, bau dan rasa dari ekstrak yang dibuat.

4.3.6 Pembuatan Serbuk Ekstrak

Ekstrak kental daun sirih ditambahkan adsorben Avicel PH 102 dengan perbandingan 1:1. Setelah itu ekstrak kental dikeringkan dalam oven pada suhu 45 o C selama 24 jam. Setelah kering kemudian ekstrak tersebut digerus dalam lumpang hingga diperoleh serbuk kering ekstrak daun sirih. Serbuk ekstrak kering tersebut kemudian dilakukan evaluasi yang meliputi pemeriksaan organoleptik, pemeriksaan kadar air, dan kompressibilitas. 39

4.3.7 Formula dan Pembuatan Tablet Hisap

a. Formula Tablet Hisap Tabel 1. Formula tablet hisap Bahan Formula A B C D Ekstrak etanol daun sirih 7,6 7,6 7,6 7,6 Avicel PH 102 7,6 7,6 7,6 7,6 HPC-SSL-SFP 6 8 10 12 Dekstrosa 15 15 15 15 Agglomerated α-lactose 61,25 58,7 56,15 53,6 Sukralosa 0,05 0,1 0,15 0,2 Mg Stearat 1 1 1 1 Talkum 1 1 1 1 Vanilin 0,5 1 1,5 2 Keterangan: Dosis pada formula diatas diperoleh dari konversi dosis ekstrak etanol daun sirih pada mencit ke dosis untuk manusia yang menghasilkan efek imunomodulator 250mgkg BB mencit. Dosis untuk manusia 60 kg BB adalah 1,216 gram dan dibagi untuk 4 kali minum adalah 304,05 mg. Perhitungan dosis dapat dilihat pada lampiran b. Pembuatan Tablet Hisap Dibuat 50 buah tablet hisap pada tiap formula dengan massa satu tabletnya 2 gram. Semua bahan yang akan digunakan ditimbang, kemudian ekstrak kering daun sirih digerus bersama dengan bahan pemanis yaitu dekstrosa dan sukralosa. Ditambahkan HPC sebagai pengikat kering, laktosa, serta vanilin dan diaduk hingga campuran tersebut homogen. 40 Untuk meningkatkan sifat aliran, lubrikasi dan antirekat ditambahkan magnesium stearat dan talkum. Sebelum di kempa menjadi tablet, dilakukan evaluasi terhadap campuran massa cetak tablet. Evaluasi juga dilakukan pada tablet sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan pada penelitian ini.

4.3.8 Evaluasi Massa Cetak Tablet

1 Kandungan lembab Haris, 2009; Wardhana 2007 Sebanyak 2 gram campuran massa cetak tablet dimasukkan ke dalam alat mouiture balance, diratakan dan ditunggu hingga alat membaca kandungan lembab. Syarat : 2-4 Lachman, 1994 2 Distribusi ukuran partikel Lachman, 1994 Ayakan disusun dari atas ke bawah mulai dari ayakan mesh 12 sampai ayakan mesh 20, ke dalam ayakan yang paling atas dituang massa cetak tablet yang telah ditimbang 25 gram. Mesin dijalankan 5 menit dengan frekuensi 200 rpm. Serbuk yang tertinggal di atas masing-masing ayakan ditimbang kemudian dihitung ukuran rata-rata partikel serbuk. 3 Laju alir Onunkwo, 2010; Aulton, 2002 Massa cetak tablet ditimbang sebanyak 25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam corong yang tertutup dan diratakan. Kemudian penutup corong dibuka dan dicatat waktu yang diperlukan seluruh massa serbuk setelah melewati corong. Laju Alir = Massa serbuk gram Waktu alir detik 41 Tabel 2. Hubungan antara laju alir dan sifat aliran. Laju Alir Sifat Aliran 10 Sangat baik 4-10 Baik 1,6-4 Sukar 1,6 Sangat Sukar 4 Sudut henti Nugrahani, 2005; Khan, 2008 Massa serbuk yang telah melewati corong pada pengujian laju alir diukur diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk, dengan perhitungan sebagai berikut: Tan α = r h …………… 1 α = arctan r h ………….2 α = sudut henti h = tinggi kerucut serbuk r = jari-jari permukaan dasar kerucut Tabel 3. Hubungan antara sudut henti dengan sifat aliran Sudut Henti Sifat Aliran 30° Sangat baik 31-35 o Baik 36-40 o Sedang 41-45 o Agak buruk 46-55 o Buruk 56° Sangat buruk

Dokumen yang terkait

Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah

3 53 89

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Sirih (Piper betle L.) Dan Kapur Sirih (CaCO3) Dengan Mikrokristalin Selulosa (Avicel) Sebagai Pengikat Serta Pengaruhnya Terhadap Kadar CD4 Dalam Darah

0 11 147

PENGARUH VARIASI KADAR GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 1 19

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 0 19

PENGARUH VARIASI KADAR POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK PENGARUH VARIASI KADAR POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 0 15

PENDAHULUAN PENGARUH VARIASI KADAR POLIVINIL PIROLIDON (PVP) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.).

0 0 18

FORMULASI KRIM TIPE M/A EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH ( Piper betle L ) DENGAN VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR ASAM STEARAT.

0 0 16

Pembuatan Tablet Hisap (Lozenges) dari Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) yang Dikeringkan dengan Pengering Semprot (Spray Drier) Menggunakan Acasia Sebagai Bahan Pengikat - Ubaya Repository

0 1 1

Pembuatan Tablet Hisap (Lozenges) dari Ekstrak Air Daun Sirih (Piper betle L.) yang Dikeringkan dengan Pengering Sembur (Spray Drier) Menggunakan PVP K30 Sebagai Pengikat - Ubaya Repository

0 0 1