Waktu Pelaksanaan Kerja Bakti Terhadap Situ Kuru Terkena Penyakit Demam Berdarah

3. Perubahan Mata Pencaharian

Dahulu sebelum Situ Kuru mengalami alih fungsi pekerjaan para masyarakat asli berupa petani, karena dahulunya sawah terbentang luas. Seiring dengan zaman yang terus berkembang, sawah pun tergantikan dengan pemukiman masyarakat beralih pekerjaan. Kebanyakan dari masyarakat memiliki usaha sendiri seperti berdagang dan memiliki kontrakan. Jenis usaha yang mereka jalankan diantaranya jual pulsa, membuka tempat makan, rental komputer, fotocopy, warung klontong, tambak ikan, dan lain sebagainya.

4. Perhatian Terhadap Lingkungan

Dalam hal sosialisasi masyarakat Situ Kuru masih baik dan saling peduli. Terbukti bila dilaksanakan kerja bakti di daerah itu mereka mau bersama-sama membersihkan Situ Kuru, walaupun ada beberapa warga yang ikut kerja bakti bila disuruh. Tetapi setidaknya mereka sudah mau membantu. Tetapi yang disayangkan, hal ini tidak begitu berjalan lancar bila pihak atas tidak menyuruh untuk dilakukan kerja bakti untuk membersihkan Situ Kuru. Terbukti hingga saat ini di Situ Kuru masih banyak endapan lumpur dan sampah, tetapi belum ada warga yang langsung tergerak hatinya untuk kerja bakti.

5. Kesehatan

Untuk masalah kesehatan para masyarakat Situ Kuru masih peduli dengan dirinya sendiri maupun anggota keluarganya. Karena disekitar kawasan Situ Kuru ini sangat banyak sekali nyamuk yang berasal dari Situ Kuru. Untuk mengantisipasi penyakit Demam Berdarah mereka menggunakan semprotan anti nyamuk atau menggunakan lotion nyamuk sebelum tidur. Selain itu juga mereka selalu membuang sampah pada tempatnya. Walaupun masih ada beberapa rumah yang membuang limbah rumah tangganya di Situ kuru. Dampak Situ Kuru pun tidak semuanya negatif tetapi ada beberapa yang positif yaitu tumbuhnya sektor informal dan menambah lapangan pekerjaan, sehingga dengan tidak langsung mengurangi tingkat pengangguran walaupun dirasakan oleh para pendatang yang memanfaatkan lahan tersebut. Karena kebanyakan masyarakat setempat justru bekerja di luar daerah Situ Kuru. Berikut penjelasannya:

1. Terhadap Pengembangan Lapangan kerja

Situ Kuru yang kini menjadi lahan bisnis memang menciptakan berbagai lapangan kerja. Bangunan-bangunan bisnis yang menawarkan segala kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan dan menunjang kebutuhan mahasiswanya seperti, rental computer atau playstation, warnet, rumah makan, kos-kosan dan lain sebagainya. Tetapi peluang kerja tersebut justru di manfaatkan oleh para pendatang, seperti yang diketahui bahwa sanya Situ Kuru dipadati oleh para pendatang yang memiliki kepentingan bisnis. 2. Terhadap Tingkat Pengangguran Jelas jika tumbuh sektor informal atau terciptanya lapangan kerja akan mengurangi tingkat pengangguran, begitu pula dengan yang terjadi di Situ Kuru. Alih fungsi lahan dari daerah resapan air ini menjadi lahan bisnis memang berdampak negatif jika dilihat dari segi ekologi, tetapi dengan adanya bangunan-bangunan bisnis tentunya membuat beberapa orang memiliki mata pencaharian dan mengurang tingkat pengangguran. Perilaku dan budaya serta kepedulian masyarakat di sekitar situ juga sangat berpengaruh terhadap kelestarian situ. Persepsi masyarakat yang menganggap situ adalah “halaman belakang yang terabaikan” harus segera diubah, akan menyebabkan situ menjadi tempat pembuangan sampah. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan kegiatan masyarakat yang mengabaikan pentingnya fungsi situ seperti pengerukan, pengambil alihan fungsi situ dan membuang limbah ke situ secara sembarangan masih sering dilakukan. Sementara itu pihak pengelola membiarkan hal tersebut terjadi, ini juga merupakan indikasi terjadinya pelanggaran aturan main atau dengan kata lain pihak pengelola tidak taat.