sehingga dengan tidak langsung mengurangi tingkat pengangguran walaupun dirasakan oleh para pendatang yang memanfaatkan lahan tersebut. Karena
kebanyakan masyarakat setempat justru bekerja di luar daerah Situ Kuru. Berikut penjelasannya:
1. Terhadap Pengembangan Lapangan kerja
Situ Kuru yang kini menjadi lahan bisnis memang menciptakan berbagai lapangan kerja. Bangunan-bangunan bisnis yang menawarkan segala
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan dan menunjang kebutuhan mahasiswanya seperti, rental computer atau playstation, warnet,
rumah makan, kos-kosan dan lain sebagainya. Tetapi peluang kerja tersebut justru di manfaatkan oleh para pendatang, seperti yang diketahui bahwa
sanya Situ Kuru dipadati oleh para pendatang yang memiliki kepentingan
bisnis. 2.
Terhadap Tingkat Pengangguran
Jelas jika tumbuh sektor informal atau terciptanya lapangan kerja akan mengurangi tingkat pengangguran, begitu pula dengan yang terjadi di Situ
Kuru. Alih fungsi lahan dari daerah resapan air ini menjadi lahan bisnis memang berdampak negatif jika dilihat dari segi ekologi, tetapi dengan
adanya bangunan-bangunan bisnis tentunya membuat beberapa orang
memiliki mata pencaharian dan mengurang tingkat pengangguran.
Perilaku dan budaya serta kepedulian masyarakat di sekitar situ juga sangat berpengaruh terhadap kelestarian situ. Persepsi masyarakat yang menganggap situ
adalah “halaman belakang yang terabaikan” harus segera diubah, akan menyebabkan situ menjadi tempat pembuangan sampah. Berdasarkan hasil
penelitian dilapangan kegiatan masyarakat yang mengabaikan pentingnya fungsi situ seperti pengerukan, pengambil alihan fungsi situ dan membuang limbah ke
situ secara sembarangan masih sering dilakukan. Sementara itu pihak pengelola membiarkan hal tersebut terjadi, ini juga merupakan indikasi terjadinya
pelanggaran aturan main atau dengan kata lain pihak pengelola tidak taat.
Selain itu juga Menurut Suryadiputra yang mengatakan bahwa terdapat kaitan eksistensi situ dengan perubahan penggunaan lahan yang berada di sekitar
situ. Akibat percepatan pertumbuhan penduduk di JABOTABEK menyebabkan ekosistem perairan terganggu. Gangguan paling utama adalah semakin kecilnya
luas situ akibat pendangkalan. Pendangkalan terjadi akibat proses sedimentasi yang cepat sehingga memperkecil luas situ yang ada. Pernyataan tersebut benar
sekali bila dilihat di kawasan sekitar Situ Kuru, yang dahulunya jumlah penduduk kawasan situ belum banyak seperti saat ini, dan belum banyak bangunan disekitar
kawasan situ. Kebutuhan tempat tinggal yang membuat para masyarakat melakukan pengerukan. Dan rata-rata yang tinggal merupakan warga pendatang.
Selanjutnya pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan konsumsi juga merupakan faktor penyebab perubahan penggunaan lahan. Sebagai contoh,
meningkatnya kebutuhan akan ruang tempat hidup, transportasi dan tempat rekreasi akan mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan. Ini juga terjadi
pada situ Kuru yang kehilangan alih fungsi, padahal situ memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Contohnya, sebagai sumber air
bagi kehidupan, pengaturan tata air dan pemasok air tanah, pengendali banjir, pengatur iklim makro, habitat berbagai jenis flora dan fauna dan tempat rekreasi.
c. Perlindungan Terhadap Situ Kuru
Untuk mengantisipasi rusaknya Situ Kuru bertambah para, maka di wilayah Situ Kuru dibentuk Satuan Gabungan untuk membersihkan Situ Kuru dan
melindungi. Adapun nama-nama pengurus dari SATGAS Perlindungan Situ Kuru tersebut, yaitu: