Sejarah Situ Kuru Kondisi Geografis Situ Kuru
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan mengenai kondisi Situ Kuru pada saat ini :
Kondisi perairan Situ Kuru sudah sangat buruk.
Kondisi Situ Kuru terbengkalai dan dijadikan sebagai tempat
pembuangan sampah.
Pendangkalan terjadi hampir diseluruh bagian situ, akibat adanya sedimentasi pengendapan baik dari lumpur maupun sampah.
Kapasitas tampungan yang minim tidak dapat menampung beban air
atau banjir di musim hujan.
Masyarakat tidak memanfaatkan Situ Kuru sebagaimana mestinya.
Batas Situ Kuru di sebelah Barat dan Selatan merupakan jalan aspal dan rumah warga.
Batas Situ Kuru disebelah Utara dan Timur berupa tembok rumah milik
warga setempat.
Kondisi vegetasi di wilayah Situ Kuru banyak terdapat gulma atau tanaman liar. Jenis tanaman itu berupa kangkung liar dan enceng
gondok. Sedangkan fauna yang terdapat di Situ Kuru terdapat katak, ikan dan cacing.
Terjadi peningkatan jumlah penduduk di sekitar Situ Kuru setiap
tahunnya.
Warna air Situ Kuru berwarna hijau kehitaman.
Air Situ yang berwarna kehitaman Situ Kuru yang dikelilingi rumah warga
Sumber : Dokumentasi Pribadi, tahun 2014
Gambar 4.4 Foto Situ Kuru Saat Ini
Jika ditinjau dari segi ekologi jelas terlihat pasca berubahnya alih fungsi dari daerah resapan air menjadi lahan bisnis, menghilangkan fungsi awal lahan
tersebut sehingga keseimbangan alam pun kini tak lagi sesuai fungsinya. Sering kali terjadi banjir jika hujan deras turun, hal ini disebabkan tidak adanya tempat
tampung air karena air yang ditampung Situ Kuru pun kini tidak mengalir. Hanya sebuah kubangan air yang ditambah pula menjadi saluran pembuangan akhir dari
berbagai saluran air baik dari saluran Pisangan maupun dari para masyarakat yang tinggal di wilayah Situ Kuru.
Luas Situ Kuru yang berawal dari 4,00 ha dan pada saat ini hanya tinggal 0,75 ha. Merupakan perubahan yang cukup besar, karena menurut sejarahnya
dahulu Situ Kuru merupakan kawasan yang asri dan belum terdapat banyak bangunan di sekitarnya. Selain itu, wilayah Situ Kuru diapit oleh kawasan sawah
yang indah dan membaut kawasan ini sanga sejuk. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, banyak para pendatang yang berdatangan di kawasan ini
dan mulai menguruk sedikit demi sedikit Situ Kuru untuk dibangun sebuah bangunan sebagai tempat tinggal mereka. akhirnya Situ Kuru yang semula sangat
luas saat ini telah mengalami penyempitan. Kondisi tata ruang di bantaran Situ sebagian besar tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
63PRT1993, dimana bantaran Situ sudah banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti pemukiman, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain.
Zona penyangga minimal 50 meter dari pasang tertinggi air situ tidak boleh dialih fungsikan karena zona penyangga ini merupakan zona penyangga
ekosistem itu, sehingga keberadaan dan kelestarian situ dapat terus berlangsung. Alih fungsi zona penyangga menjadi pemukiman, pertanian budi daya dan
perkantoran dapat menyebabkan tekanan pada tanggul situ yang pada akhirnya dapat menimbulkan kebocoran, keretakan dan bila semakin parah tanggul situ
akan jebol. Persyaratan situ yang berkualitas adalah tanggul-tanggul situ tidak boleh mengalami perembesan air sekecil apapun. Perubahan tata ruang ini yang
tidak sesuai dengan peruntukannya adalah wujud ketidak taatan pihak pengelola selama ini terhadap aturan yang suda ada. Berikut merupakan dampak yang terjadi
pada Situ Kuru :
1 Tata Ruang Situ
1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang mempengaruhi komponen tata ruang adalah aktivitas manusia di sekitar Situ.
2. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak yang digunakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.63PRT1993 yaitu bantaran situ harus bebas dari bangunan 50
meter dari pasang tertinggi. Dalam tata ruang di bantaran Situ Kuru seharusnya dikelola oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten. Penggunaan di bantaran Situ Kuru dalam radius 50 meter terdapat bangunan rumah, empang, dan pondasi.
2 Kondisi Fisik
1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang mempengaruhi komponen kondisi fisik bangunan situ adalah curah hujan, lama hujan, dan pengendapan lumpur yang
terbawa oleh air dari hulu.
2. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak yang digunakan adalah kedalaman situ, keadaan bangunan fisik tersebut, khususnya DAM, pintu air, dan saluran air ke
hilir. Jenis bangunan yang ada di sekitar Situ Kuru merupakan jenis bangunan
non permanen. Dan kondisi bangunannya termasuk kedalam jenis rusak berat, dan perlu dilakukan pengerukan, pembersihan dan dibuat pintu air.
3 Kualitas Air
1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang mempengaruhi komponen kualitas air situ adalah sumber air situ, aliran air masuk situ, dan aktivitas masyarakat di sekitar
situ tersebut. 2.
Tolak Ukur Dampak Tolak ukur dampak yang digunakan adalah keadaan tercemar atau
tidaknya air situ oleh limbah padat, limbah cair, dan gulma air. Saat ini kualitas air di Situ Kuru sudah berwarna kehitaman, ini
menandakan bahwa air di situ telah terjadi pencemaran. Selain itu juga kotor dan terdapat banyak sampah.
4 Keindahan Situ dan Sekitarnya
1. Sumber Dampak
Sumber dampak yang mempengaruhi komponen keindahan adalah gulma air, keramba apung yang tidak terawat.
2. Tolak Ukur Dampak
Tolak ukur dampak yang digunakan adalah kebersihan perairan situ dan keindahan situ.
Untuk masalah keindahan di Situ Kuru, sudah sangat terlihat bahwa kondisi situ terlihat kumuh dan kotor, hal ini dikarenakan banyaknya
bangunan di sekitar situ, empang dan pondasi.
Menurut Siswanto , “Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya
suatu penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke
waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak
dapat dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat
jumlahnya dan kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik”.
1
Hal ini terjadi terhadap kondisi Situ Kuru, sebelum terjadinya alih fungsi Situ Kuru. Pada awalnya Situ Kuru merupakan daerah resapan air, dan saat ini
sudah mengalami perubahan. Disekitar kawasan Situ Kuru telah banyak berdiri rumah-rumah masyarakat, hal ini karena semakin bertambahnya penduduk
disekitar Situ Kuru yang membutuhkan tempat tinggal, dan masyarakat memerlukan mutu kehidupan yang baik dengan memiliki tempat tinggal yang
baik. Selain dampak yang terjadi terhadap tata ruang situ, kondisi fisik situ,
kualitas air situ dan keindahan situ, adapula beberapa dampak yang akan terjadi. Menurut Suratmo,
“Dampak suatu kegiatan pembangunan dibagi menjadi dampak terhadap tanah, pencemaran, dan dampak terhadap vegetasi flora dan fauna
”
2
. Berikut merupakan dampak fisik yang terjadi terhadap Situ Kuru: