4.6. Perkembangan Nilai Ekspor
Salah satu aspek penting dalam sebuah perekonomian nasional adalah aspek perdagangan internasional. Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam
konyeks penciptaan pertumbuhan ekonomi sebuah Negara. Perdagangan internasional dapat dibagi menjadi ekspor impor.
Secara keseluruhan termasuk migas, ekspor Indonesia menunjukkan nilai yang cukup bervariasi. Nilai ekspor Indonesia pada tahun 1990 adalah sebesar US 25675 juta.
Angka ini meningkat pada tahun –tahun berikutnya menjadi US 29192,4 juta. Selama tahun 1990 – 2002, nilai ekspr Indonesia yang tertinggi terjadi pada tahun 2001, yaitu
sebesar US 22696 juta. Kinerja ekspor Indonesia terus mengalami peningkatan. Selama tahun 2003, kinerja
ekspor Indonesia mampu memenuhi target yang ditetapkan sebesar 5,18. Bersandar pada Badan Pusat Statistik BPS, seepanjang athun tersebut,ekspor Indonesia mampu mencapai
US 61058,2 juta atau meningakat, 6,76 dibandingkan tahun 2002. Selain itu Indonesia mengalami surplus perdagangan internasional. Membaiknya kondisi perekonomian
nasional dan perekonomian dunia juga merupakan salah satu faktor munculnya optimisme terebut.
Meski pertumbuhankinerja ekspor Indonesia selalu naik, hal ini belum berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pasalnya, jika dibandingkan dengan
negara – negara berkembang lainnya, seperti Malasya, Vietnam, Thailand apalagi cina,
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekspor Indonesia belum sebanding dengan negara – negara tersebut, yang rata – rata memiliki pertumbuhan ekspor 2 – 3 kali lipat dibanding Indonesia. Karena itu, untuk
mencapai target impian pemerintah untuk mencapai ekspor sebesar 15 , ada bebeapa segera yang mesti dibenahi. Yang paling urgent adalah persoalan rendahnya daya saing.
Penyebabanya dalah masalah melemahnya nilai tukar rupiah, adanya ekonomi biaya tinggi, serta minimnya sarana dan prasarana. Ditambah lagi belum banyakanya investasi yang
belum masuk. Dalam kondisi demiikian, kondisi industri ekspor Indonesia akan berat untuk mencapai target petumbuhan 15 . Karena itu, sejumlah persoalan yang mendasar menjadi
hal yang paling ditakuti oleh para eksportir harus segera disingkirkan. Selain itu berbagai masalah lain yang ditemukan adalah dalam strategi indutri dan
kebijakan perdagangan yang diambil pemerintah sehingga belum dapat berperan optimal dalam perjanjian perdagangan internasional, seperti dalam organisasi perdagangan dunia
WTO dan kawasan perdagangan bebas ASEAN AFTA. Kebelumoptimalan peran tersebut akhirnya harus berdampak pada lambanya pertumbuhan kinerja ekspor Indonesia.
Masalah lain yang berkaitan dengan kebijakan perdagangan yang seringkali bersifat sementara. Akibatnya, terjadi ketidakpastian dikalangan pelaku ekspor sehingga
berpengaruh terhadap daya saing produk – produk nasional di pasar global. Masalah tersebut akan semakin kompleks dengan adanya kenaikan harga BBM. Meningkatnya harga
BBM mengakibatkan industri harus lebih banyak mengeluarkan biaya produksi. Tingginya biaya ini masih harus ditambah dengan elemem lain, seperti biaya transportasi yang dalam
Universitas Sumatera Utara
istilah perdagangan internasional lebih dikenal sebagai pengapalan, yang secara otomatis akan membengkak. Akibatnya tidak dapt dihindarkan, harga produk ekspor pun kian
melambung. Ujung – ujungnya, pelipatgandaan biaya produksi tersebut tentu akanberakubat pada daya kompetisi produk Indonesia, yang kemudian pasti berakibat jyga
pada kinerja ekspor nasional. Titik berat ekspor adalah industri dalam negeri, baik yang berbasisi kekuatan lokal
maupun modal asing. Karena itu, penciptaan iklim inestasi yang kondusif sudah pasti menjadi harapan pemodal dinegeri ini, termasuk hilangnya ekonomi biya tinggi.
Namun pencapaian ekspor nasional pada tahun 2004 menembus angka US 71584,6 juta, telah menghembuskan angin segar bagi industri dala\m negeri. Ekspor
nasional bisa meningkat megingat pertumbuhan ekonomi di negara – negara lin kawasan regional mampu mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi sehingga untuk mencapainya,
kebutuhan berintegerasi dengan ekonomi regional dan global menjadi kebutuhan baku negara ini, jika tidak negara kita bisa tidak mampu mrningkatkan efisiensi dan
produktivitas di dalam negeri. Akibatnya pertumbuhan ekonmi Indonesia terganggu dan berjalan lambat. Belum lagi, masalah kebijakan perdagangan internasional yang sering kali
mengakibatkan ketidakpastian dalam kompetisi global dan terhamnbatnya pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri. Disisi lain, dalam perjanjian – perjanjian perddagangan
internasioanal, kita sering tidak mampu mengambil manfaat optimal dari rezim perdagangan bebas. Untuk mengantisipasinya, proses integrasi itu harus diimbangi dengan
Universitas Sumatera Utara
kebijakan lain yang mampu meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan berbagai sektor lain yang dinilai belum memiliki kesempatan untuk ikut dalam proses tersebut.
Sementara itu, kebijakan ekspor yang diambil pemerintah berkaitan dengan pasar internasional adalah mengajak pengusah bersama – sama pemerintah untuk melakukan
promosi dan memperluas akses pasar ekspor. Selain itu, pemerintah Indonesia perlu ikut serta dalam perjanjiankompetisi atau multilateralbilateral dibidang perdagangan.
Dengan pertisipasi tersebut, proses integrasi ekonomi ke wilayah yang lebih luas akan semakin terbuka bagi Indonesia. Selain itu, peluang ekspor pun semakin melebar. Untuk
lebih jelasnya perkembanga nilai ekspor dapat dilihat pada tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Perkembangan nilai ekspor tahun 1985 - 2007
Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun
Nilai Ekspor
juta US
1985 1986
1987 1988
1989 1990
1991 1992
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 6060
2246 5391
5513 6456
5352 4801
7022 8231
7901 6533
5948 10074
18429 20641
25042 22696
23513 24562
21552 86995
103528 118014
Universitas Sumatera Utara
4.7. Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia