Ragam Populer Ragam Lisan dan Ragam Tulis

122 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa c. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang, dan waktu. Adapun ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu. Kalau kita tidak berada dalam suasana itu, jelas kita tidak mengerti hal yang diperbincangkannya itu. d. Ragam lisan dipengaruhi oleh intonasi, tekanan, nada, irama, dan jeda, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.

2. Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku

Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam penggunaannya. Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku.

3. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan

Dalam kehidupan berbahasa, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulis, ragam baku dan ragam tidak baku. Oleh karena itu, muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan. Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Adapun ukuran dan nilai ragam baku lisan bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan. Seseorang dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya.

4. Ragam Sosial

Ragam sosial merupakan ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. a. Idiolek, yaitu ragam bahasa yang dimiliki oleh seseorang. Ragam atau gaya bahasa ini biasanya melekat pada tindak bahasa seseorang yang tidak disadarinya. Misalnya, gaya bahasa Taufik Ismail akan berbeda dengan W.S. Rendra, baik dalam gaya penuturan maupun gaya penulisan. b. Dialek, yaitu ragam bahasa yang digunakan oleh orang di daerah tertentu atau oleh sekelompok orang. Misalnya, dialek orang Jawa berbeda dengan dialek orang Madura. c. Sosiolek, ragam bahasa yang digunakan oleh kelompok anggota masyarakat dari golongan sosial tertentu. Ragam ini ditandai dengan status sosial. Misalnya, ragam bahasa orang berpendidikan tinggi berbeda dengan ragam bahasa orang yang berpendidikan rendah. Perhatikan contoh berikut. Contoh 1 Bapak Kepala Sekolah dan Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, serta teman-teman yang saya banggakan, selamat siang. Tadi pagi ketika panitia pemilihan pengurus OSIS melak- sanakan penghitungan suara, saya sempat berdebar-debar. Mengapa? Perolehan suara masing-masing calon berimbang, kejar- 123 Aktualisasi Diri mengejar. Suatu saat saya tertinggal dan saat yang lain saya unggul. Demikian terus-menerus. Alhamdulillah, ketika penghitungan suara dinyatakan selesai, saya memperoleh suara paling banyak. Saya sangat bersyukur memperoleh kesempatan belajar menjadi pemimpin. Apalagi, menjadi ketua umum OSIS sekolah yang kita banggakan ini. Selanjutnya, saya sangat berterima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung saya dan secara nyata telah memilih saya. Dukungan itu tentu merupakan wujud nyata adanya rasa percaya. Tentu, saya tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan itu. Saya akan berusaha sebaik-baiknya menjalankan tugas sebagai ketua umum OSIS. Contoh 2 Perkembangan riset dan teknologi membuat robot semakin canggih saja. Dalam pertemuan American Association for the Advancement of Science, di Washington, Amerika Serikat, pekan lalu, diperkenalkan robot yang berjalan dua kaki dengan kemampuan menjaga keseimbangan. Robot yang tingginya kurang dari setengah meter dengan bobot 2,8 kilogram ini menggunakan sistem teknologi yang disebut passive-dynamic design, yang merupakan kombinasi gravitasi, langkah, dan motor penggerak. Sebuah mesin bertenaga rendah mengayunkan kaki dan tangan seperti mekanisme pendulum. Saat kaki berayun, mesin akan mengontrol langkah dan beradaptasi dengan lantai yang diinjak. Si pencipta, Andy Ruina dari Cornell University, New York, mengatakan robot ini bisa berjalan di atas permukaan yang tidak rata, naik, ataupun turun. Konsep ini sebenarnya sudah digunakan sejak 100 tahun yang lalu untuk mainan anak-anak. Ruina memperkirakan robot ciptaannya ini bahkan hanya menggunakan sepersepuluh tenaga dibandingkan dengan Asimo, robot produksi Honda Motor Co., atau QRIO produksi Sony, yang menempatkan motor penggerak di bagian kaki, lutut, dan engkel sehingga membutuhan tenaga yang besar. Contoh 3 Ane ada? tanya suara dari seberang. O, ada. Sebentar saya panggilkan. Aneee pekik Yani, ada telepon lagi buat kamu. Ane yang kaget mendengar pekikan itu langsung menghambur ke luar kamar. Dari cowok kamu? goda Yani. Tanpa bicara, Ane merebut pesawat itu dari tangan kakaknya. Ya, halo sahut Ane. Saya ingin bicara dengan Ane.