Tema Aktif & Kreatif Berbahasa Indonesia Bahasa Kelas 12 Yudi Irawan Adi Abdul Somad dan Aminudin 2008

221 Telaah Sastra benar Suara Kopag terdengar penuh tekanan. Pikirannya kacau. Kopag sadar, sangat sadar. Dilahirkan sebagai laki-laki buta memang tidak menggairahkan. Ka- rena tak ada perempuan-perempuan yang dapat dilihatnya dengan matanya. Tapi, apakah orang- orang yang memiliki kelengkapan utuh sebagai manusia ketika dilahirkan mampu menangkap seluruh rahasia kehidupan ini? Rahasia yang erat- erat digenggam dan disembunyikan alam? Salahkah kalau tiba-tiba saja Kopag menemukan kecantikan yang luar biasa pada diri Luh Srenggi. Kecantikan yang dia lihat dengan pikiran, perasaan, dan kein- dahannya sendiri. Salahkah? Kecantikan perempuan muda itu adalah ke- cantikan yang sangat luar biasa. Tubuhnya seperti lekukan kayu. Seluruh wajahnya juga lekukan kayu. Dia adalah kayu terindah dan tercantik. Aneh sekali tak ada manusia yang dapat menangkap kecantikannya. Menghargai keindahan yang dititip- kan alam padanya. Bahkan Gubreg, pelayan tua itu, juga tidak berkomentar ketika Kopag memuji keindahan perempuan delapan belas tahun itu. Apa yang sesungguhnya salah pada kriteria yang telah diberikan Kopag terhadap perempuan? Kehidupan telah memaksa bocah laki-laki itu memakai label Ida Bagus Made Kopag, agar orang- orang mudah mengenalinya dan membedakan dirinya berbeda dengan manusia lainnya. Dia anak laki-laki kedua yang lahir dari keluarga terkaya di Griya. Gelar Ida Bagus menunjukkan bahwa dia adalah anak laki-laki dari golongan Brahmana, kasta tertinggi dalam struktur masyarakat Bali. Ayahnya seorang laki-laki sangat terhormat dan memiliki kedudukan tinggi di pemerintahan. Dia juga memiliki puluhan galeri lukis dan patung. Sayangnya, laki- laki itu memiliki mata yang sangat liar. Laki-laki itu adalah binatang yang paling mengerikan. Kata orang, laki-laki itu dapat tidur dengan seluruh perempuan. Dia tidak pernah peduli, cantikkah perempuan itu, sehatkah dia? Bagi ayah Kopag, setiap makhluk yang memiliki lubang dapat dimasuki. Suatu hari, setelah berbulan-bulan tidak pulang, laki-laki itu pulang dalam kondisi yang menyakitkan. Tubuhnya kurus dan pucat. Belum lagi hutangnya yang tiba-tiba saja menumpuk. Seluruh kekayaan ludes. Dia tahu, laki-lakinya akan menitipkan daging binatang di rahimnya. Apa artinya kekuatan seorang perempuan? Terlebih, sejak kecil dia terbiasa dididik menjadi perempuan bangsawan yang menghormati laki-lakinya. Dia hamil. Lahirlah seorang laki-laki yang merenggut nyawa perempuan itu. Laki-laki itu harus berperan sebagai laki- laki buta untuk menebus kelahiran dan hidupnya sendiri. Alangkah ajaibnya kalau hidup juga dapat dipermainkan, dapat dibuat sebuah pementasan. Seperti sebatang kayu dengan lekuknya yang begitu menggairahkan, di sanalah dunia itu dibuat untuk laki-laki yang sejak pertama berkenalan dengan aroma bumi dan hidup hanya merasakan kegelapan sebagai bahasanya, hidupnya. Kehidupan yang sering dimaki Kopag ternyata cukup demokratis. Dia memberi Kopag poin, yang tentu saja tidak dimiliki orang-orang. Dia dapat mengubah kayu kering menjadi sebuah karya seni yang memikat para intelektual seni rupa. Kopag telah merekonstruksi sejarah seni rupa. Kopag tidak saja memahat kayu, dia memahat pikirannya, otaknya, juga impian- impiannya. Untuk pertama kali, alam meyerah pada kekuasaannya, seperti Kopag juga menyerah pada kebutaan yang harus dia kenakan setiap saat. Kebutaan yang mengikuti dia terus-menerus. Kopag menarik nafasnya dalam-dalam. Di- sentuhnya kayu kering yang selama ini selalu mengantarnya ke mana dia pergi. Jujur saja, Kopag sangat menyukai kayu yang mengenalkannya pada dunianya. Dunia yang diinginkan. Sebuah kesunyian dengan pagar-pagar keindahan. Tanpa teriakan iparnya yang sering menyesakkan kuping. Apa bisanya adikmu yang buta itu? Apa? Merepotkanl Suara perempuan muda itu selalu menggelisahkannya. Ada-ada saja yang diributkan- nya, Tanaman di halaman samping rusak atau ter- injak kakinya, kembang sepatu yang baru ditanam perempuan nyinyir itu tersangkut tongkatnya, atau posisi piring dan gelas berubah di dapur. Suara iparnya itu akan terus menari-nari di sekitar telinganya. Bagaimana mungkin perempuan konon kata orang-orang di desanya sangat cantik dan santun itu dapat berkata begitu kasar. Teriakannya saja dapat memandulkan pisau pahatnya. Nama perempuan itu Ni Luh Putu Sari. Karena dia bukan kaum Brahmana, perempuan itu harus mengubah namanya menjadi Jero Melati. Karena perempuan Sudra, perempuan kebanyakan itu telah menikah dengan kakaknya dan menjadi keluarga Griya. Orang-orang di luar hanya tahu bentuk tu- buhnya yang konon sangat luar biasa, kulitnya yang sering jadi pujian, pokoknya seluruh tubuh perempuan itu selalu jadi pembicaraan kaum laki- laki. Aneh sekali, Kopag sering berpikir, bagaimana sesungguhnya sebuah penilaian yang objektif dalam hubungan antarmanusia di bumi ini. Iparnya yang luar biasa kasar dan cerewetnya jadi pujian dan pembicaraan seluruh laki-laki di Griya. Bagi Kopag, perempuan itu adalah pemain sandiwara yang ulung. Saat ini dia sangat mengikuti ambisinya untuk masuk dalam lingkungan keluarga Brahmana. Perempuan itu benar-benar serius untuk memasuki perannya sebagai istri laki-laki Brahmana, dia harus menunjukkan pada seluruh manusia di desa ini bahwa dirinya berhak masuk dalam lingkungan keluarga bangsawan. Itu yang dirasakan Kopag, ketika untuk pertama kali iparnya