Majas Aktif & Kreatif Berbahasa Indonesia Bahasa Kelas 12 Yudi Irawan Adi Abdul Somad dan Aminudin 2008

180 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa menyiratkan panggilan aku lirik terhadap orang yang dikasihaninya, barangkali kekasihnya. Kemudian, adanya jarak komunikasidialog antara aku lirik dan kekasihnya ini mengakibatkan tidak hiraunya pada keindahan di sekelilingnya. Mereka tidak lagi merasakan indahnya angin yang menggugurkan bunga sehabis gerimis. Dengan kata lain, diam bisa dimaknai sebagai upaya menutup pintu percakapan terhadap manusia dan alam. Akhirnya, kita dapat menyimpulkan nilai-nilai budaya yang dianut dalam masyarakat puisi tersebut. Nilai budaya dalam puisi tersebut adalah bahwa sikap atau tidak adanya tindak komunikasi itu mengakibatkan tidak acuh terhadap keadaan sekitar. Dengan demikian, kita pun dapat memetik hikmahnya bahwa kita perlu berkomunikasi untuk menjalin silaturahmi dan menumbuhkan sikap kritis terhadap segala peristiwakejadian yang terjadi di sekitar kita. Dibawa Gelombang Karya Sanusi Pane Alun membawa bidukku perlahan Dalam kesunyian malam waktu Tidak berpawang tidak berkawan Entah ke mana aku tak tahu Jauh di atas bintang kemilau Seperti sudah berabad-abad Dengan damai mereka meninjau Kehidupan bumi yang kecil amat Aku bernyanyi dengan suara Seperti bisikan angin di daun Suaraku hilang dalam udara Dalam laut yang beralun-alun Alun membawa bidukku perlahan Dalam kesunyian malam waktu Tidak berpawang tidak berkawan Entah ke mana aku tak tahu Sumber: Horison Sastra Indonesia 1: Kitab Puisi, 2002 1. Baca dan pahamilah puisi Dibawa Gelombang berikut. 2. Berdasarkan isi puisi tersebut, tentukan hal-hal berikut ini. a. Deskripsikan bahwa puisi Dibawa Gelombang cukup penting dalam menandai angkatanperiodenya. b. Tunjukkan beberapa majas dalam puisi tersebut dengan menunjukkan bukti-buktinya. c. Tentukan citraan yang terdapat pada puisi tersebut dengan alasan yang jelas. d. Jelaskan makna puisi tersebut dengan kalimat-kalimat singkat dan jelas. Uji Materi Sumber: Ensiklopedi Sastra Indonesia, 2004 Sanusi Pane Sanusi Pa Gambar 10.4 181 Nilai-Nilai Karya Sastra e. Temukan nilai-nilai budaya dalam puisi tersebut. f. Nilai-nilai apa yang dapat Anda petik setelah membaca dan menanggapi puisi tersebut? Berikan uraian Anda dengan jelas. Tentunya di daerah Anda ada redaksi media massa, bukan? Media itu dapat berfungsi sebagai media komunikasi, sarana pemecahan masalah, dan wahana pengembangan diri Anda. Dalam media itu pula, terdapat rubrik sastra, di antaranya kolom puisi dan cerpen. Untuk menulis puisi dan cerpen, diperlukan pengetahuan unsur-unsur puisi dan cerpen.

1. Menulis Puisi

Siapa pun Anda, pasti ingin menulis puisi. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah yang membantu penulisan puisi. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

a. Tentukan tema dan topiknya

Seandainya ingin menulis puisi dengan tema tertentu keindah- an, ketuhanan, dan kasih sayang, Anda harus memerhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu yang akan Anda tulis. Jika bertema keindahan, topik-topiknya tentang gunung yang menghijau, laut biru, udara segar, matahari pagi yang cerah, dan suasananya.

b. Mengembangkan imajinasi

Setelah Anda menentukan topik, misalnya gunung, renungkanlah hal-hal yang terdapat dalam gunung tersebut, lalu membayangkan dan menghubung-hubungkannya dengan rasamu.

c. Menuangkan ide

Hasil imajinasi itulah yang Anda tuliskan dengan memerhati- kan pilihan kata, majas, rima, atau ungkapan agar keindahan bahasa puisi yang Anda tulis dapat tercapai. Menulis Karya Sastra C Dalam pelajaran ini, Anda diharapkan dapat menulis jenis teks naratif yang berbentuk puisi, prosa dan memublikasikan kedua karya tersebut dalam media yang tersedia. Kegiatan Lanjutan 1. Cari dan temukan sebuah puisi yang Anda sukai. Anda dapat mengambilnya dari salah satu buku antologi puisi, majalah, buletin, internet, atau koran. 2. Tanggapilah puisi yang Anda temukan tersebut. 3. Laporkanlah hasil tugas ini kepada guru sebagai bahan penilaian. 182 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa Biasanya, judul puisi mengemukakan ide tentang sesuatu, baik sesuatu yang terjadi, nama orang, nama tempat, suatu benda maupun boleh juga suatu waktu dan suatu masa. Pada karya-karya nonfiksi, karya-karya ilmiah dan sejarah ditulis dengan saksama, tepat, faktual, untuk membawa informasi dan biasanya mempergunakan kata-kata denotatif. Di dalam tulisan- tulisan yang imajinatif atau yang emosional dan yang menggugah perasaan Anda, biasanya Anda pergunakan kata-kata konotatif. Perkataan ibu arti denotatifnya ialah orangtua perempuan, tetapi arti konotatifnya boleh tanah air, kecintaan atau kebahagiaan. Semua manusia mengalami dunia ini melalui perasaannya. Jika Anda pergi ke tepi pantai, Anda melihat air laut dan pasir putih. Anda dapat merasakan asinnya air garam. Kita bisa merasakan panasnya matahari di kepala dan pasir panas di telapak kaki. Anda bisa mendengar deburan ombak. Kita dapat merasakan dinginnya, asinnya air laut. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa Anda menikmati semuanya itu melalui pengalaman yang ada pada rasa. Jika kehilangan atau kekurangan rasa, semua hal tersebut tidak akan dapat Anda rasakan. Puisi seperti halnya pinggir laut adalah pancaindera yang mem- berikan emosi melalui penggunaan perasaan. Suatu imaji adalah suatu pengalaman perasaan yang merupakan suatu gambaran pengalaman perasaan di dalam kata-kata. Simbol ialah sesuatu yang mengandung arti lebih dari pada apa yang terdapat dalam fakta. Hampir semua orang tidak asing dengan bermacam-macam simbol. Jika Anda mencoba memikirkan atau merenungkan, alangkah banyak lambang di sekelilingmu. Bendera berpetak-petak dengan macam-macam warna adalah lambang balap mobil. Lima buah cincin yang dipersambungkan berupa bulatan adalah lambang pesta olahraga Olimpiade. Panah yang menembus jantung adalah simbol asmara.

2. Menulis Cerpen

Panjang cerpen itu bervariasi. Ada cerpen yang pendek short short story, bahkan mungkin pendek sekali: berkisar 500-an kata, ada cerpen yang panjangnya sedang middle short story, serta ada cerpen yang panjang long short story, yang terdiri atas puluhan atau bahkan beberapa puluh ribu kata. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman mengenal cerpen, yaitu sebagai berikut. a. Menurut bentuk fisiknya, cerita pendek atau disingkat menjadi cerpen adalah cerita yang pendek. b. Ciri dasar lain cerpen adalah sifat rekaan iction. Cerpen bukan penuturan kejadian yang pernah terjadi nonfiksi, berdasarkan kenyataan kejadian yang sebenarnya. Cerpen benar-benar hasil rekaan pengarang. Akan tetapi, sumber cerita yang ditulis berdasarkan kenyataan kehidupan. Ciri cerpen yang lain adalah sifat naratif atau penceritaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen.

a. Tema

Tema yang diangkat dalam cerpen biasanya sesuai dengan amanatpesan yang hendak disampaikan oleh pengarangnya. Tema Majalah dinding sekolah berfungsi sebagai media komunikasi, sarana pemecahan masalah, dan wahana pengembangan diri siswa. Sumber: Majalah Aneka Yes, 14 Mei 2006 Majalah dinding sekolah berfun Gambar 10.5 183 Nilai-Nilai Karya Sastra menyangkut ide cerita. Tema menyangkut keseluruhan isi cerita yang tersirat dalam cerpen. Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta kasih, permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema berhubungan dengan sikap dan pengamatan pengarang terhadap kehidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur keseluruhan cerita. Mencari arti sebuah cerpen, pada dasarnya adalah mencari tema yang terkandung dalam cerpen tersebut. Cerpen yang baik memiliki efek penafsiran bagi pembaca setelah membaca cerpen tersebut.

b. Jalan Cerita dan Plot

Sehubungan dengan naik dan turunnya jalan cerita karena adanya sebab akibat, dapat dikatakan pula plot atau jalan cerita dapat lahir karena adanya konlik. Konlik tidak harus selalu pertentangan antara orang per orang. Konlik dapat hadir dalam diri sang tokoh dengan dirinya maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Hal yang menggerakkan kejadian cerita adalah plot. Suatu kejadian baru dapat disebut cerita kalau di dalamnya ada perkembangan kejadian. Suatu kejadian berkembang kalau ada yang menyebabkan terjadinya perkembangan konlik. 1 Pengenalan konflik Dalam bagian ini, pembaca dibawa untuk mengetahui bagaimana benih-benih konlik bisa muncul. Dalam hal ini, masih ada taraf pengenalan bagaimana hadirnya tiap tokoh terutama tokoh utama. 2 Konflik muncul Munculnya konlik ini disebabkan hadirnya pertentangan, baik paham, pandangan, maupun emosi, yang membuat hubungan antartokoh menegang. Dapat juga adanya pertentangan batin dalam diri sang tokoh. Munculnya benih konlik ini, biasanya akan dibedakan hadirnya tokoh yang baik dan jahat. Konlik yang muncul menimbulkan gesekan sehingga jalan cerita akan dibawa semakin memuncak. Timbulnya konlik yaitu terbentuknya plot yang juga berhubungan erat dengan unsur watak, tema, bahkan juga a. 3 Konflik memuncak Konlik yang memuncak disebut juga klimaks. Dalam hal ini, pertentangan antartokoh akan membuat masalah berada dalam titik kulminasi puncak. Konlik yang memuncak ini semakin membedakan bagaimana tiap tokoh bertindak, baik dengan cara maupun pikirannya masing-masing. Dalam cerpen, konlik digambarkan sebagai per- tarungan antara tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis adalah pelaku utama cerita, adapun antagonis adalah faktor pelawannya. Antagonis tak perlu berupa manusia atau makhluk hidup lain, tetapi bisa situasi tertentu alam, Tuhan, kaidah moral, aturan sosial, dirinya sendiri dan sebagainya. Dengan demikian, kunci utama untuk mencari plot suatu cerita adalah menanyakan apa konliknya. Konlik ini baru bisa ditemukan setelah pembaca mengikuti jalan ceritanya. 4 Konflik mereda Konlik mereda muncul setelah tegangan tokoh dalam cerita menemukan jalannya masing-masing. Konlik yang mereda hadir karena posisi setiap tokoh sudah ada jawabannya masing-masing.