Kata dalam Puisi Aktif & Kreatif Berbahasa Indonesia Bahasa Kelas 12 Yudi Irawan Adi Abdul Somad dan Aminudin 2008
179
Nilai-Nilai Karya Sastra
Sayang, Kita Tidak Pernah Bicara
Karya Yofana Dewi
Sayang, kita tidak pernah bicara Membiarkan angin menggugurkan
bunga-bunga akasia satu-satu di kepala kita
Mawar mekar harum semakin menyembunyikan diri dari tatapan
hingga kata-kata begitu saja tersesat dan hilang di sepanjang jalan-jalan
yang pernah iri akan cengkerama kita tanpa arti berlebih dalam kelembaman hati
Sayang, kita tidak pernah bicara tentang guguran bunga-bunga akasia
sehabis gerimis tentang mawar mekar harum di pojok jalan
tau tentang apa saja yang mengabadikan
yang mengekalkan sesuatu yang tak tersapa di antara kita
Sumber: Apresiasi Puisi Remaja, 2002
Puisi ini memiliki warna lain dibandingkan puisi-puisi pada angkatan sebelumnya. Pemangkasan kata-kata dengan lebih padat
dan suasana perbandingan yang cukup jauh, tetapi dalam satu kesatuan yang utuh, menjadi salah satu ciri yang dimiliki puisi
Sayang, Kita Tidak Pernah Bicara karya Yofana Dewi tersebut.
Sebelum mengenali majas, citraan, dan makna dari puisi tersebut, alangkah baiknya kita ketahui isinya terlebih dahulu.
Secara keseluruhan, puisi Sayang, Kita Tidak Pernah Bicara ini menggambarkan perasaan pengarang melalui aku liriknya
tentang sudah bekunya sebuah komunikasi. Pengarang mampu mendeskripsikan kebekuan komunikasi itu dengan penggunaan
majas atau citraan untuk membangun suasana puisi tersebut.
Dalam puisi tersebut, dapat dilihat adanya penggunaan majas personifikasi. Perhatikan larik: ...Membiarkan angin menggugurkan
bunga-bunga akasia... atau Mawar mekar harumsemakin menyembunyikan diri .... Angin dan mawar dalam puisi tersebut
diberi tekanan seolah-olah sesuatu yang bernyawa, yang mampu menggugurkan bunga dan menyembunyikan diri. Pada larik: yang
mengabadikan yang mengekalkan sesuatu yang tersapa di antara kita tercipta pengulangan kata. Oleh karena itu, aspek pengulangan
repetisi dalam bait tersebut menciptakan peguatan keadaan diri.
Selanjutnya, pengarang menggunakan citraan untuk mengukuh- kan imajinasi dan perasaan dalam puisinya. Citraan dalam puisi itu
dapat berupa citra dengar atau citra lihat. Setelah membaca puisi tersebut, puisi Sayang, Kita Tidak Pernah Bicara hampir selu-
ruhnya menggunakan citra lihat. Aku lirik seperti melihat bunga- bunga akasia dan mawar sedang bersembunyi.
Setelah menguraikan majas dan citraan penentuan makna dapat ditempuh dengan mudah. Pernyataan Sayang di awal penulisannya,
Sumber: Matabaca, Juli 2007
Sebelum membacakan puisi, seorang pembaca puisi harus
mengetahui isinya terlebih dahulu. S b l
b k
i i
Gambar 10.3
Sebagai contoh analisis, bacalah puisi berikut dengan baik.
180
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa
menyiratkan panggilan aku lirik terhadap orang yang dikasihaninya, barangkali kekasihnya. Kemudian, adanya jarak komunikasidialog
antara aku lirik dan kekasihnya ini mengakibatkan tidak hiraunya pada keindahan di sekelilingnya. Mereka tidak lagi merasakan
indahnya angin yang menggugurkan bunga sehabis gerimis. Dengan kata lain, diam bisa dimaknai sebagai upaya menutup pintu
percakapan terhadap manusia dan alam.
Akhirnya, kita dapat menyimpulkan nilai-nilai budaya yang dianut dalam masyarakat puisi tersebut. Nilai budaya dalam puisi
tersebut adalah bahwa sikap atau tidak adanya tindak komunikasi itu mengakibatkan tidak acuh terhadap keadaan sekitar. Dengan
demikian, kita pun dapat memetik hikmahnya bahwa kita perlu berkomunikasi untuk menjalin silaturahmi dan menumbuhkan sikap
kritis terhadap segala peristiwakejadian yang terjadi di sekitar kita.
Dibawa Gelombang
Karya Sanusi Pane
Alun membawa bidukku perlahan Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan Entah ke mana aku tak tahu
Jauh di atas bintang kemilau Seperti sudah berabad-abad
Dengan damai mereka meninjau Kehidupan bumi yang kecil amat
Aku bernyanyi dengan suara Seperti bisikan angin di daun
Suaraku hilang dalam udara Dalam laut yang beralun-alun
Alun membawa bidukku perlahan Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan Entah ke mana aku tak tahu
Sumber: Horison Sastra Indonesia 1: Kitab Puisi, 2002
1. Baca dan pahamilah puisi Dibawa Gelombang berikut.
2. Berdasarkan isi puisi tersebut, tentukan hal-hal berikut ini. a. Deskripsikan bahwa puisi Dibawa Gelombang cukup
penting dalam menandai angkatanperiodenya. b. Tunjukkan beberapa majas dalam puisi tersebut dengan
menunjukkan bukti-buktinya. c. Tentukan citraan yang terdapat pada puisi tersebut dengan
alasan yang jelas. d. Jelaskan makna puisi tersebut dengan kalimat-kalimat
singkat dan jelas.
Uji
Materi
Sumber: Ensiklopedi Sastra Indonesia,
2004
Sanusi Pane Sanusi Pa
Gambar 10.4