Generalisasi Aktif & Kreatif Berbahasa Indonesia Bahasa Kelas 12 Yudi Irawan Adi Abdul Somad dan Aminudin 2008

16 Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa Simpulan generalisasi tersebut ditandai dengan memberikan pernyataan yang bersifat khusus untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dapat diketahui bahwa pikiran utama atau kesimpulan paragraf tersebut ditandai dengan kata dengan demikian. Secara lengkap adalah Dengan demikian, Anwar adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.

2. Analogi

Berbeda dengan perbandingan dan pertentangan yang memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antara dua hal analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi. Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik oleh umum untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum. Contoh: Pencabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan pencabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu, batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian bertunas dan bertumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang yang baru ini kemudian mengeluarkan ranting-ranting yang baru. Demikian seterusnya. Begitu pula pencabangan pada bahasa.

3. Sebab-akibat

Pengembangan sebuah paragraf dapat pula menggunakan sebab- akibat. Sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Akan tetapi, sebab- akibat ini dapat juga terbalik, akibat yang menjadi gagasan utamanya dan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Contoh: Melihat sepintas lalu masyarakat kota bandar kita terkesan oleh kesibukan-kesibukan kerja dan lalu lintas sehari-hari. Hubungan dagang dengan relasi-relasi dari luar daerah pulau ataupun asing yang pembesarannya harus selekas mungkin diadakan berhubung terikatnya perahu layar pada angin musim; pemuatan barang-barang ekspor dan pembongkaran barang- barang impor, semuanya itu tidak memungkinkan orang bekerja pelan-pelan seperti menanti menguningnya padi di musim panen. Kiranya inilah yang membentuk tipe manusia pesisiran, yang lain dari tipe manusia pedalaman. Bandingkanlah paragraf induktif di atas dengan paragraf deduktif berikut. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa paragraf deduktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf. Sumber: www.iadppg.moa.my Gambar 1.7 Hiduplah sesuai dengan ilosoi padi. 17 Perekonomian Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan mengalihkan anggaran subsidi minyaki tanah ke elpiji. Dengan cara ini, diharapkan harga elpiji akan makin murah sehingga mendorong masyarakat tidak lagi menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar. Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Bappenas, Paskah Suzetta, jika proses diversiikasi energi ini berjalan, diperkirakan dana subsidi minyak bisa dihemat hingga Rp30 triliun. Subsidi elpiji diperkirakan berjumlah Rp6 triliun. 1. Bacalah teks berikut secara intensif. Uji Materi Harga Menjelang Puasa Setiap menjelang puasa, harga kebutuhan pokok selalu naik. Kenaikan itu akan mencapai puncaknya saat lebaran tiba. Siklus ekonomi ini bahkan sudah menjadi sebuah hukum ekonomi. Tingkat inflasi bulanan pada bulan puasa biasanya lebih tinggi daripada bulan-bulan yang lain. Bayangan akan naiknya harga-harga kebutuhan pokok menjelang puasa pada tahun ini agak berbeda nuansanya dibandingkan dengan tahun-tahun se- belumnya. Pasalnya, harga-harga kebutuhan pokok telah merambat naik pada kisaran 10 persen hingga 30 persen di dua bulan terakhir ini. Bahkan kalau kita tarik ke belakang, mulai awal tahun 2007 ini sudah terjadi gejolak harga- harga kebutuhan pokok. Padahal, ini jarang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Harga beras telah mengalami kenaikan cukup signiikan pada bulan Januari lalu. Kemudian disusul oleh kenaikan harga minyak goreng hingga 40 persen pada bulan Juni setelah itu, disusul oleh kenaikan harga susu. Ini pun belum cukup menggambarkan betapa sulitnya kehidupan ekonomi masyarakat kelas menengah ke bawah. Selain harus merogoh uang yang lebih banyak, mereka pun harus antre berjam- jam untuk mendapatkan barang kebutuhan pokok. Simak saja kasus minyak goreng dan minyak tanah. Kondisi di tingkat mikro ini sangat kontradiktif jika dilihat dari dataran ekonomi makro seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Gagalnya pe- merintah menstabilkan harga kebutuhan pokok ini menjadikan membaiknya kinerja ekonomi makro, tidak cukup berarti bagi masyarakat. Kondisi ini semakin menyesakkan jika kemudian pemerintah juga gagal menstabilkan harga dan menyediakan barang-barang kebutuhan pokok saat bulan puasa tahun ini. Akankah Idul Fitri harus dirayakan dengan penuh keprihatinan? Kalau kita lihat siklus ekonomi bulanan di Indonesia, bulan puasa adalah sebuah bulan di mana permintaan masyarakat terutama pada barang ke- butuhan pokok mengalami peningkatan cukup signiikan. Hal ini terkait dengan tradisi masyarakat untuk merayakan Idul Fitri. Di sisi lain, sebagian besar barang kebutuhan pokok ini bersifat inelastis dari segi penawaran. Artinya, ketika bulan puasa tiba juga terjadi persoalan terbatasnya barang dari sisi penawaran. Hukum pasar mengatakan bahwa jika per- mintaan mengalami kenaikan dan di sisi lain ter- penuhinya barang dari sisi penawaran, maka harga akan naik. Akan tetapi, jika permintaan naik dan di lain pihak sisi penawaran juga terbatas, maka harga akan naik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kasus pertama. Contoh: Sumber: www.baliblog.com