16
Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas XII Program Bahasa
Simpulan generalisasi tersebut ditandai dengan memberikan pernyataan yang bersifat khusus untuk mendapatkan simpulan yang
bersifat umum. Dapat diketahui bahwa pikiran utama atau kesimpulan paragraf tersebut ditandai dengan kata dengan demikian. Secara lengkap
adalah Dengan demikian, Anwar adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.
2. Analogi
Berbeda dengan perbandingan dan pertentangan yang memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antara dua hal analogi
merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua
hal tadi. Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik
oleh umum untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum.
Contoh: Pencabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru
atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan pencabangan sebatang
pohon. Pada suatu waktu, batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, tiap cabang kemudian bertunas dan
bertumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang yang baru ini kemudian mengeluarkan ranting-ranting yang baru.
Demikian seterusnya. Begitu pula pencabangan pada bahasa.
3. Sebab-akibat
Pengembangan sebuah paragraf dapat pula menggunakan sebab- akibat. Sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat sebagai perincian pengembangannya. Akan tetapi, sebab- akibat ini dapat juga terbalik, akibat yang menjadi gagasan utamanya
dan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
Contoh: Melihat sepintas lalu masyarakat kota bandar kita terkesan
oleh kesibukan-kesibukan kerja dan lalu lintas sehari-hari. Hubungan dagang dengan relasi-relasi dari luar daerah pulau
ataupun asing yang pembesarannya harus selekas mungkin diadakan berhubung terikatnya perahu layar pada angin musim;
pemuatan barang-barang ekspor dan pembongkaran barang- barang impor, semuanya itu tidak memungkinkan orang bekerja
pelan-pelan seperti menanti menguningnya padi di musim panen. Kiranya inilah yang membentuk tipe manusia pesisiran, yang lain
dari tipe manusia pedalaman.
Bandingkanlah paragraf induktif di atas dengan paragraf deduktif berikut. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa
paragraf deduktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf.
Sumber: www.iadppg.moa.my
Gambar 1.7
Hiduplah sesuai dengan ilosoi padi.
17
Perekonomian
Pemerintah tengah mengkaji kemungkinan mengalihkan anggaran subsidi minyaki tanah ke elpiji. Dengan cara ini, diharapkan harga
elpiji akan makin murah sehingga mendorong masyarakat tidak lagi menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar. Menurut Menteri
Perencanaan Pembangunan NasionalKepala Bappenas, Paskah Suzetta, jika proses diversiikasi energi ini berjalan, diperkirakan dana subsidi
minyak bisa dihemat hingga Rp30 triliun. Subsidi elpiji diperkirakan berjumlah Rp6 triliun.
1. Bacalah teks berikut secara intensif.
Uji
Materi
Harga Menjelang Puasa
Setiap menjelang puasa, harga kebutuhan pokok selalu naik. Kenaikan itu akan mencapai puncaknya
saat lebaran tiba. Siklus ekonomi ini bahkan sudah menjadi sebuah hukum ekonomi. Tingkat inflasi
bulanan pada bulan puasa biasanya lebih tinggi daripada bulan-bulan yang lain.
Bayangan akan naiknya harga-harga kebutuhan pokok menjelang puasa pada tahun ini agak berbeda
nuansanya dibandingkan dengan tahun-tahun se- belumnya. Pasalnya, harga-harga kebutuhan pokok
telah merambat naik pada kisaran 10 persen hingga 30 persen di dua bulan terakhir ini.
Bahkan kalau kita tarik ke belakang, mulai awal tahun 2007 ini sudah terjadi gejolak harga-
harga kebutuhan pokok. Padahal, ini jarang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Harga beras telah
mengalami kenaikan cukup signiikan pada bulan Januari lalu. Kemudian disusul oleh kenaikan harga
minyak goreng hingga 40 persen pada bulan Juni setelah itu, disusul oleh kenaikan harga susu.
Ini pun belum cukup menggambarkan betapa sulitnya kehidupan ekonomi masyarakat kelas
menengah ke bawah. Selain harus merogoh uang yang lebih banyak, mereka pun harus antre berjam-
jam untuk mendapatkan barang kebutuhan pokok. Simak saja kasus minyak goreng dan minyak tanah.
Kondisi di tingkat mikro ini sangat kontradiktif jika dilihat dari dataran ekonomi makro seperti
inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Gagalnya pe- merintah menstabilkan harga kebutuhan pokok ini
menjadikan membaiknya kinerja ekonomi makro, tidak cukup berarti bagi masyarakat. Kondisi ini
semakin menyesakkan jika kemudian pemerintah juga gagal menstabilkan harga dan menyediakan
barang-barang kebutuhan pokok saat bulan puasa tahun ini. Akankah Idul Fitri harus dirayakan dengan
penuh keprihatinan?
Kalau kita lihat siklus ekonomi bulanan di Indonesia, bulan puasa adalah sebuah bulan di mana
permintaan masyarakat terutama pada barang ke- butuhan pokok mengalami peningkatan cukup
signiikan. Hal ini terkait dengan tradisi masyarakat untuk merayakan Idul Fitri. Di sisi lain, sebagian
besar barang kebutuhan pokok ini bersifat inelastis dari segi penawaran. Artinya, ketika bulan puasa tiba
juga terjadi persoalan terbatasnya barang dari sisi penawaran.
Hukum pasar mengatakan bahwa jika per- mintaan mengalami kenaikan dan di sisi lain ter-
penuhinya barang dari sisi penawaran, maka harga akan naik. Akan tetapi, jika permintaan naik dan di
lain pihak sisi penawaran juga terbatas, maka harga akan naik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
kasus pertama.
Contoh:
Sumber: www.baliblog.com