impor sebesar
0.22947
persen dan pada jangka panjang sebesar
0.22947
. Harga bawang putih impor naik sebesar satu persen maka akan meningkatkan
permintaan bawang putih impor sebesar
0.15849
pada jangka pendek. Konsumsi bawang putih lokal pada jangka pendek mempunyai elastisitas sebesar
0.17868. artinya yaitu ketika terjadi kenaikan Konsumsi bawang putih lokal sebesar satu persen
maka permintaan bawang putih impor akan naik sebesar 0.17868.
Harga bawang putih lokal, harga bawang putih impor, produksi bawang putih lokal, pendapatan nasional dan harga bawang merah lokal di Indonesia dan
konsumsi bawang putih lokal bersifat inelastis terhadap permintaan bawang putih impor di Indonesia, ini dilihat dari perubahannya tidak lebih besar dari satu.
Perubahan dikatakan elastis apabila niali elastisitasnya lebih dari satu. Apabila dilihat dari besaran elastisitas bawang putih maka elastisitas jangka pendek lebih
elastis dibandingkan dengan elastisitas jangka panjang. Hal ini disebabkan bawang putih merupakan komoditi bahan pokok. Ketika terjadi perubahan harga
pada jangka pendek maka akan cepat terpengaruh, dan ketika pada saat terjadi perubahan jangka panjang maka sudah bisa menyesuaikan.
6.4. Rekomendasi Kebijakan untuk Pemerintah dalam hal Permintaan
Bawang putih Impor di Indonesia Kebijakan adalah suatu keputusan atau ketetapan yang diambil oleh
pemerintah yang berfungsi untuk melindungi petani dalam negeri. Kebijakan tersebut meliputi pengenaan pajak masuk Tarif impor kepada barang yang akan
masuk kedalam suatu negara. Tujuan adanya bea masuk yaitu diharapkan akan mengurangi persaingan yang akan terjadi apabila penduduk tersebut sebagai usaha
untuk membantu perekonomian bangsa terhadap berlakunya perdagangan bebas
yang menuntut untuk siap bersaing. Adanya kebijakan dalam bidang perekonomian yang dilakukan pemerintah akan dapat melindungi petani dalam
negeri yang sering tidak diuntungkan. Kebijakan yang sering diambil oleh pemerintah adalah kebijakan terhadap
barang ekspor dan terhadap barang impor. Kebijakan ekspor diberlakukan pada barang yang akan diekspor oleh produsen ke negara lain dengan harapan agar
barang tersebut tetap berada dalam negara sehingga harganya relatif stabil. Kebijakan impor adalah kebijakan yang diberlakukan pemerintah untuk
melindungi produsen dalam negeri dari harga internasional yang lebih murah dan bersaing.
Rekomendasi yang dapat diberikan kepada pemerintah yaitu harus memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia yang berkaitan dengan sektor
pertanian. Bawang putih merupakan produk hortikultura di sektor pertanian yang mempunyai ketergantungan tinggi terhadap bawang putih impor. Konsumsi yang
terus meningkat tidak diiringi dengan meningkatnya produksi bawang putih. Produksi bawang putih di Indonesia terus mengalami penurunan disebabkan
petani tidak tertarik dengan menanam bawang putih, walaupun harga bawang putih lokal di Indonesia tinggi. Tingginya harga bawang putih disebabkan karena
biaya produksinya yang tinggi dalam menanam bawang putih. Harga bawang putih lokal yang lebih mahal tidak dapat bersaing dengan
harga bawang putih impor yang lebih murah. Kondisi ini mengancam keberlangsungan budidaya bawang putih di Indonesia, karena petani lebih
memilih budidaya tanaman lain yang lebih menguntungkan. sehingga makin sedikit petani yang menanam tanaman bawang putih. Tidak adanya upaya
pemerintah dalam menangani masalah petani bawang putih, sehingga setiap tahun produksi menurun disebabkan luas panen dan luas tanam untuk tanaman bawang
putih terus mengalami penurunan. Kebijakan yang dibuat pemerintah yaitu pengenaan tarif impor hingga
tahun 2005 untuk melindungi petani sudah tidak berlaku. Tarif impor sebelum tahun 2005 sebesar lima persen untuk komoditi bawang putih kemudian tahun
2005 tarif impor untuk bawang putih menjadi 0 persen. Penghapusan tarif akan merugikan petani bawang putih karena tidak ada lagi batasan untuk bawang putih
impor masuk ke Indonesia, sehingga petani harus siap untuk bersaing dengan bawang putih impor.
Jika dilihat dari segi tampilan dan harga bawang putih impor lebih unggul dibandingkan dengan bawang putih lokal. Harga bawang putih impor jauh lebih
murah dibandingkan dengan harga bawang putih lokal. Bawang putih impor mempunyai tampilan yang lebih menarik, dengan ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan bawang putih impor, sehingga konsumen lebih memilih bawang putih impor.
Rekomendasi yang seharusnya dibuat untuk mengatasi ketergantungan impor bawang putih untuk memenuhi konsumsi dalam negeri yaitu dengan
melakukan penyuluhan pertanian terkait peningkatan produktivitas bawang putih. Tujuannya yaitu untuk melindungi petani bawang putih dalam negeri. Apabila
petani mampu meningkatkan produktivitas maka biaya produksi akan berkurang. Biaya produksi yang berkurang maka harga bawang putih lokal dalam segi harga
akan dapat bersaing dengan bawang putih impor yang mempunyai harga yang lebih murah. Penambahan lahan sudah tidak memungkinkan untuk komoditi
bawang putih, oleh karena itu peningkatan produktivitas sangat diperlukan untuk langkah pengurangan impor.
Penetapan kembali tarif impor untuk bawang putih bisa dilaksanakan untuk melindungai petani karena harga bawang putih impor akan lebih mahal
dengan adanya tarif. Akan tetapi dalam perdagangan bebas yang telah disepakati tidak mungkin memberlakukan tarif untuk komoditi bawang putih. Pemberlakuan
Quota yaitu pembatasan masuknya barang impor, agar tidak kelebihan penawaran sulit untuk dilaksanakan karena ketergantungan impor yang sangat tinggi untuk
bawang putih. Kelebihan penawaran akan bawang putih impor menyebabkan harga bawang putih impor menjadi lebih murah.
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan