Manfaat Penelitian Batasan Penelitian

Berdasarkan uraian-uraian diatas tentang permasalahan bawang putih impor di Indonesia maka pertanyaan yang dapat diajukan adalah: 1. Bagaimana deskripsi ekonomi bawang putih di Indonesia? 2. Faktor-faktor apa saja yang paling mempengaruhi permintaan bawang putih impor di Indonesia? 3. Apa rekomendasi kebijakan untuk pemerintah dalam hal permintaan bawang putih impor di Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan keadaan ekonomi bawang putih di Indonesia. 2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang paling mempengaruhi permintaan bawang putih impor di Indonesia. 3. Membuat rekomendasi kebijakan untuk pemerintah dalam hal permintaan bawang putih impor di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah Indonesia dan instansi yang terkait dalam melakukan impor suatu komoditi yang dibutuhkan terutama impor bawang putih dimasa yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pelaku pasar seperti pedagang, importir, eksportir sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam meningkatkan impor atau ekspor suatu komoditi terutama komoditi bawang putih dari dan ke pasar Internasional. Bagi penulis dan pembaca manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi mengenai impor bawang putih di Indonesia dan juga sebagai bahan perbandingan serta studi terdahulu dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.5. Batasan Penelitian

Jumlah penduduk seharusnya dimasukkan kedalam persamaan karena ada variabel konsumsi total dalam penelitian, tetapi tidak dimasukkan karena keterbatasan dalam memperoleh data. Data jumlah penduduk tidak tersedia dalam bentuk data bulanan sehingga tidak dipakai dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang putih impor. Data pendapatan penduduk tidak dianalisis karena keterbatasan dalam mencari data dan ketersediaan data yang diperoleh. II. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Wibowo 2006, bawang putih atau garlic termasuk dalam famili Liliaceae yang terkenal didunia. Nama ilmiah dari bawang putih adalah Allium sativum L. Bawang putih merupakan tanaman subtropis yang bisa di budidayakan di daerah tropis. Bawang putih ini mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi dan banyak tersebar di seluruh dunia. Iklim, tanah dan air merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan dalam budidaya bawang putih untuk menghasilkan produksi bawang putih yang memuaskan. Budidaya bawang putih yang optimal diperlukan suhu yang tidak panas dan tidak terlalu dingin. Bawang putih dapat ditanam pada tanah tegalan, pekarangan maupun tanah sawah setelah ditanami dengan padi. Bawang putih merupakan tanaman yang masuk dalam golongan tanaman sayuran semusim. Tanaman ini dikonsumsi yaitu dalam bentuk umbi bawang putih. Jenis bawang putih banyak terdapat di dunia dan untuk di Indonesia banyak dijumpai adalah jenis Lumbu Hijau, Lumbu Kuning, Cirebon, Tawangmangu, jenis Ilocos dari Filipina dan jenis dari Thailand. Tanaman bawang putih bukan merupakan tanaman asli dari Indonesia. Asal bawang putih sebenarnya berasal dari Asia Tengah, diantaranya Cina dan Jepang yang beriklim subtropis. Kajian tentang bawang putih terkait dengan budidaya bawang putih, kegunaan bawang putih sudah banyak dilakukan sehingga dapat dilihat bahwa kegunaan bawang putih sangat banyak. Bawang putih tidak hanya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai bumbu masak tetapi juga dapat digunakan dalam bentuk ekstrak bawang putih Budiman, 2007. Penelitiannya menyebutkan bahwa serbuk bawang putih dapat digunakan sebagai tambahan makanan dalam ransum ayam. Hasilnya yaitu bahwa serbuk bawang putih dapat mencegah penyebaran virus yang menyerang pada ayam. Penelitian lain yang terkait dengan impor bawang putih yaitu dilakukan oleh Permana tahun 2006. Penelitian lain yang terkait dengan penulisan ini sebagai tinjauan pustaka yaitu penelitian yang terkait dengan perdagangan internasional oleh Purnamasari 2006. Sedangkan analisis impor oleh Ariningsih 2004, Lubis 2005, Komarudin 2005, Afifa 2006, Azziz 2006 dan Rachmad 1994. Tinjauan pustaka yang digunakan terkait dengan persamaan dan perbedaan dalam komoditas yang digunakan, variabel-variabel dan alat analisis yang digunakan sebelumnya. Penelitian Permana 2006, memiliki persamaan yaitu mengkaji tentang impor bawang putih dan menggunakan variabel sama yaitu diantaranya total impor bawang putih di Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, produksi bawang putih dan konsumsi bawang putih dalam negeri. Perbedaannya yaitu periode data dan alat analisis yang digunakan. Permana 2006 menggunakan data Januari 2000 – Juni 2005 dan alat analisis yang digunakan Model VEC Vector Error Corection untuk melihat keseimbangan jangka panjang, dengan pengolahan data komputer menggunakan program SPSS, berbeda dengan yang digunakan dalam penelitian ini yang mengunakan Minitab 14. Hasil penelitian yang dilakukan Permana 2006 yaitu menunjukkan bahwa terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang yang positif antara impor bawang putih dengan harga impor bawang putih. Disamping itu terdapat hubungan jangka panjang yang negatif antara impor bawang putih dengan nilai tukar, produksi dan harga domestik. Peningkatan produksi bawang putih sebesar satu persen akan menurunkan impor bawang putih sebesar 0.44 persen. Peningkatan nilai tukar RpUS sebesar satu persen akan menurunkan impor bawang putih sebesar 9.16 persen. Sementara itu peningkatan harga domestik sebesar satu persen akan menurunkan impor sebesar 2.03 persen. Purnamasari 2006 melakukan penelitian terkait dengan analisis faktor- faktor yang mempengaruhi produksi dan impor kedelai di Indonesia, persamaannya yaitu menggunakan variabel jumlah impor dan harga suatu komoditi dan berbeda terhadap komoditi yang diteliti, hasilnya yaitu harga kedelai ditingkat produsen dipengaruhi secara nyata oleh jumlah produksi kedelai, jumlah impor kedelai, jumlah konsumsi kedelai dan harga rill kedelai di tingkat produsen tahun sebelumnya. Jumlah impor kedelai dipengaruhi secara nyata oleh harga kedelai internasional, jumlah populasi, jumlah produksi kedelai dan jumlah konsumsi kedelai. Penelitian Ariningsih 2004 terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan bawang merah di Indonesia, persamaannya yaitu variabel yang digunakan diantaranya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, harga impor dan jumlah impor dan hasilnya yaitu harga berdampak negatif terhadap permintaan tetapi pengaruhnya tidak nyata terhadap permintaan. Lubis 2005 mempunyai persamaan dalam variabel harga konsumsi yang digunakan dalam penelitian. Komarudin 2005, yaitu menganalisis permintaan impor buah apel di Indonesia dimana persamaan variabel yang digunakan adalah jumlah impor, harga impor dan nilai ukar rupiah yang hasilnya yaitu dengan menggunakan analisis trend didapat trend impor apel Indonesia dari negara- negara eksportir selama empat tahun terakhir mengalami peningkatan. Cina sebagai negara importir terbesar apel menunjukkan trend impor yang meningkat sebesar 21,04 persen. Penelitian yang dilakukan Azziz 2006, Afifa 2006 dan Rachmad 1994 mempunyai persamaan yaitu variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel harga, produksi dan konsumsi suatu komoditi yang diteliti. Perbedaannya adalah alat analisis yang digunakan dalam penelitian dan komoditi yang diteliti. Azziz menganalisis pengaruh impor terhadap harga beras dalam negeri dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga beras dalam negeri, termasuk kebijakan pemerintah. Hasilnya yaitu impor beras secara nyata mempengaruhi harga beras dalam negeri, pengaruh tersebut negatif dimana jika impor beras meningkat maka harga beras dalam negeri akan menurun, tetapi responnya inelastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Faktor- faktor yang mempengaruhi impor beras secara nyata adalah kebijakan perdagangan penetapan tarif impor, harga terigu, harga beras impor dan harga beras dalam negeri taraf nyta satu persen, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika taraf nyata lima persen dan produksi beras nasional taraf nyata 15 persen. Faktor-faktor yang mempengaruhi impor beras secara negatif adalah variabel produksi beras nasional, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, harga beras impor dan harga terigu. Sedangkan faktor yang mempengaruhi impor beras secara positif adalah harga beras dalam negeri dan kebijakan impor beras dimana ketika impor beras dapat dilakukan tanpa dikenakan tarif impor, impor beras lebih besar daripada ketika tarif impor beras sudah diterapkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dengan menerapkan tarif untuk impor beras sudah efektif dalam upaya mengurangi volume beras impor yang masuk ke Indonesia. Rachmad 1994, Cakupan analisa dalam penelitian ini adalah untuk lebih mendalami perilaku permintaan impor kedua komoditi tersebut dilakukan pendugaan fungsi permintaan impor dan elastisitas harga. Pendugaannya digunakan kesesuaikan pemakaian tiga model analisa yang sering dipakai dalam pendugaan permintaan impor yaitu model Armington, model AIDS dan model Translog. Pendugaan ketiga model tersebut dilakukan secara simultan dengan metode SUR dan Zellner. Pemakaian ketiga model dalam menduga permintaan impor kasus impor kedelai dan gandum Indonesia, dapat disimpulkan bahwa pemakaian model AIDS dan Translog dapat digunakan, sedangkan model Armington tidak disarankan. III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis