Formulasi model Metode Pengumpulan Data

penelitian ini yaitu karyawan PT. Panca Wana Indonesia Sidoarjo dengan tingkat pendidikan terakhir SMA, D1, D2, D3 dan S1 . Sedangkan teknik pengambilan sampel didasari oleh asumsi SEM maka jumlah sampel yang digunakan berdasarkan pertimbangan pedoman pengukuran sampel menurut Augusty 2002:48 yaitu ukuran sampel berjumlah 100-200 untuk teknik maksimum Likehood Estimation, atau ukuran sampel minimal tergantung dari jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi. Bila terdapat 20 parameter yang diestimasi maka besar sampel yang harus diperoleh 100-200 responden. Berdasarkan hal tersebut peneliti mempunyai 16 parameter dikali 7 sama dengan 112 karyawan dan digenapkan menjadi 110 karyawan atau responden untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Formulasi model

Dalam pembentukan model, harus diperhatikan faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dari sistemnya atau dengan kata lain memperhatikan pengertian konsep sistemnya Dengan demikian dapat ditentuka variabel apa saja yang menentukan pervormansi dari sistem yang diamati, kemudian bagaimana variabel tersebut dapat dikendalikan dan diatur. Pada akhirnya akan diperolehsuatu performansi sistemnya yang dikehendaki. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam memodelkan suatu sistem, antara lain : a. Model harus mewakili merepresentasikan sistem nyatanya b. Model merupakan penyederhanaan dari kompleksnya sistem sehingga dibolehkan adanya penyimpangan pada batas – batas tertentu. Togar, M, 1995, 52. Hal ini berlaku bila hubungan antar elemen – elemen tersebut memiliki atribut yang sama, walaupun nilai atributnya berbeda. Namun bila elemen – elemen pembentuk himpunan sudah demikian kompleksnya, maka kita berkaitan dengnan entiti kompleks dan himpunan entiti kompeks. Elompok entiti kompleks dan atributnya membawa informasi tentang hubungan antar kelompok elemen. Kelompok entiti yang kompleks dan atributnya dapat membawa data hubungan antar kelompok elemen. Dalam hal ini, hubungan tersebut hendakya dinyatakan secara eksplisit dalam suatu Elemen – Relasi – Atribut ERA. Dengan demikian kita dapatmenyebutkan bahwa suatu sistem memiliki ciri – ciri berikut : 1. Entiti : Obyek sistem yang menjadi pokok perhatian. 2. Atribut : Sifat yang dimiliki oleh entiti. 3. Aktivitas : Proses yang menyebabkan perubahan dalam sistem, yang dapat mengubah atribut, bahkan entiti. 4. Status : Keadaan entiti da aktifitas pada saat tertentu, atau kumpulan variabel yang penting untuk menggambarkan sistem pada sembarang waktu, tergantung pada tujuan studi sistemnya. 5. Kejadian : Peristiwa sesaat yang dapat mengubah variabel status sistem. Menurut Siregar 1991:200 mengemukakan beberapa karateristik suatu model yang baik sebagi ukuran pencapaian tujuan pemodelan, yaitu : 1. Tingkat generalisasi yang tinggi Makin tinggi derajat generalisasi sutu model, maka model akan semakin baik, sebab kemampuan model untuk memecahkan masalah semakin besar. 2. Mekanisme transparasi Suatu model dikatakan baik jika kita dapat melihat mekanisme sustu model dalam memecahkan suatu masalah, artinya kita bias menerangkan kembali tanpa ada yang disembunyikan. Jadi kalau ada formula, maka formula tersebut dapat diterangkan kembali. 3. Potensial untuk dikembangkan Suatau model yang berhasi biasanya mampu membangkitkan minat interest peneliti lain untuk menyelidikinya lebih jauh yang lebih kompleks yang berdaya guna untuk menjawab masalah system nyata. 4. Peka terhadap perubahan asumsi Hal ini menunjukan bahwa proses pemodelan tidak pernah berakhir selesai dan selalu memberi celah untuk membangkitkan ausmsi. Dari uraian teori diatas, mengatakan model yang dibentuk oleh peneliti mempengaruhiperilaku dari system yang ada di PT. PANCA WANA INDONESIA Sidoarjo. Dar sini sudah merupakan konsep system. Pada keranga konseptual penelitian ini dapat ditentukan variable yang menentukan performansi system yang diamati. Variabel pada kerangka konseptual adalah motivasi, pengembangna karier, dan lingkungan terhadap kinerja karyawan dan keunggulan bersaing berkelanjutan. Kemudian variable diatas diukur dengan menggunakan atribut sedangkan pada SEM disebut indkator pada kerangka konseptual, digambarkan dengan bentuk persegi. Dari sini model mejadi kompleks, karena entitinya berjumlah 17 sebagai “e” error dan “z”. maka menjadi entity yang kompleks dan akhirnya diperoleh performansi model yang dikehendaki.

3.4.2 Structural Equation Model SEM

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris Pada Pt Kebon Agung Pabrik Gula Trangkil Kabupaten Pati).

0 0 16

Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan (Studi kasus di Lingkungan Kantor PDAM Se-Eks Karesidenan Su

0 1 14

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. BPR Kusuma Danaraja).

0 2 15

PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT. BPR Kusuma Danaraja).

1 1 17

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Tiga Serangkai Surakarta.

2 7 12

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Tiga Serangkai Surakarta.

0 8 12

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus: Karyawan PT. Daeyu Indonesia).

0 0 7

Analisis Pengaruh Manajemen Karier Organisasi dan Manajemen Karier Individu terhadap Komitmen Organisasi Karyawan dengan Pendekatan Structural Equation Modeling (Studi Kasus pada PT. “XYZ”)

0 0 6

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI MOTIVASI KERJA, PENGEMBANGAN KARIER DAN STRATEGI PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN STRUCTURAL EQUATION MODEL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. PANCA WANA INDONESIA SIDOARJO

0 1 15

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

0 4 116