karyawan, pada tingkat perusahaan, tingkat satuan bisnis, tingkat bidang fungsional dan tingkat operasional dimasa depan.
c. Target adalah sebagai salah satu bentuk temuan hasil penilaian bahwa hasil
yang dicapai sama dengan harapan dan target yang telah ditentukan. 2.2.4.
Motivasi Kerja
Pengertian motivasi diartikan oleh William J. Stanton 1981 sebagai berikut : “A motive is a stimulated need which a goal-oriented individual seeks to
satisfy ”. Artinya Suatu motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang
berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah:
1. Semangat Kerja :
Salah satu faktor dalam diri seseorang untuk
menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.
2. Tunjangan :
Pembayaran – pembayaran dan jasa – jasa melindungi dan melengkapi gaji pokok dan perusahaan membayar semua
Simamora,1997:663.
3. Insentif :
Program – program kompensasi yang mengaitkan bayaran dengan kinerja Panggabean,2002:90.
2.2.5. Pengembangan Karier
Sebagai orang yang menganggap karier sebagai promosi didalam organisasi. Dari satu perspektif , karier adalah urut – urutan posisi yang diduduki
oleh seseorang selama masa hidupnya. Ini merupakan karier yang obyektif. Meskipun begitu, dari perspektif lainnya karier terdiri atas perubahan – perubahan
nilai, sikap, dan motivasi yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua, ini merupakan karier yang subjekif Simamora, 1997:504 . Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan karier karyawan adalah sebagai berikut: 1.
Promosi : Terjadi pada saat seseorang karyawan berpindah dari suatu
pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih tinggi gaji, tanggung jawab, atau jenjang organisasionalnya.
2. Pendidikan :
Pelatihan kerap dibedakan dari pendidikan education. Pendidikan dianggap lebih luas lingkupnya.semakin banyak karyawan
yang diminta menggunakan kebijakan dan memilih diantara alteratif – alternatif solusi terhadap permasalahan kerja, program pelatihan mencoba
memperluas dan mengembangkan individu melalui edukasi Simamora,1997 :343
3. Pelatihan :
Proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan – tujuan organisasional.
2.2.6.
Definisi Kinerja
Istilah Kinerja berasal dari Job performance atau Actual performance atau hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawaikaryawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja merupakan faktor penentu keberlansungan organisasi Dollinger, 1997 dan merupakan keberhasilan organisasi dan keefektifanmanajemen
Robbin, 2001; Wood et al. 1998 Kinerja karyawan yitu tingkat pelaksanaan
tindakan karyawan untuk menjalankan dan menyelesaikan tugas yang diberikan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Wood et al. 1998 menyebutkan bahwa Kinerja adalah “ringkasan ukuran jumlah dan mutu kontribusi tugas individu atau kelompok pada unit kerja dan
organisasi” p. 149 atau sebagai “mutu dan jumlah kerja yang dihasilkan” p. 18. Yeti 2005 mengacu sejumlah literature tentang pengertian Kinerja dan menyebut
antara lain: tindakan atau pelaksanaan tugas yang dapat diukur dengan alat yang dapat dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran Kinerja secara
umum, meliputi jumlah kerja, mutu kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau pernyataan yang disampaikan, dan perencanaan kerja Seymour,
1991, atau sejumlah hasil yang dicapai oleh seorang pekerja atau unit factor produksi lain dalam jangka waktu tertentu Haryati, 1990 dan Winardi, 1990
dalam Yeti, 2005, dan perilaku manusia dalam melaksanakan peranannya untuk mencapai tujuan organisasi Mulyadi, 1993.
Robbins 2001 menyebutkan bahwa keterlibatan kerja sebagai “derajat sejauh mana orang mengidentifikasi diri dengan pekerjaan, aktif berpartisipasi di
dalamnya, dan mempertimbsngksn kinerja penting bagi kesejahteraan pribadi”. Oleh karena itu dalam meningkatkan Kinerja karyawan perusahaan
hendaknya sedini mungkin memberikan penghargaan kepada karyawan agar ikut berperan serta dalam semua kegiatan perusahaan karena pengaruh berbagai faktor
tenaga kerja selalu berubah dari waktu ke waktu Robbins, 2000. Kinerja dapat diukur dengan 3 indikator yaitu:
1. Kuantitas Kerja adalah Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode
waktu yang ditentukan. 2.
Kualitas kerja adalah Jumlah tugas dan hasil pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
3. Ketepatan waktu adalah Sesuai tidaknya dengan waktu yang dipergunakan
dalam bekerja dengan target yang telah ditetapkan.
Berdasar pendapat Mc Cleland, pegawai karyawan akan mampu mencapai Kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif
berprestasi yang harus dimiliki oleh pegawaikaryawan harus ditumbuhkan dari diri sendiri selain lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi yang
ditumbuhkan dalam diri sendiri selain akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka, pencapaian kinerja akan lebih
mudah. Oleh karena itu, berkembangnya motif berprestasi dalam diri pegawai karyawan dan dapat memanfaatkannya juga menciptakan situasi yang ada pada
lingkungan kerja guna mencapai kinerja yang maksimal. 2.2.7.
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Implikasi penting dari Kepemimpinan antara lain pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain, bawahan atau pengikut, kedua, Kepemimpinan
menyangkut pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok, ketiga, Kepemimpinan menyangkut pengaruh yang
diberikan oleh atasan kepada bawahan.Robbins, 2000.
Setiap perusahaan selalu mengharapkan tercapainya tujuan organisasi, dimana untuk mencapainya dibutuhkan peran penting bagi karyawan. Karyawan
yang mampu dan cakap dalam menjalankan pekerjaan dengan hasil yang sesuai dengan harapan perusahaan sangat menguntungkan. Agar karyawan lebih
bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya, maka selayaknya perusahaan memperhatikan sikap pemimpin.
Dalam sebuah organisasi kehadiran seorang pemimpin sangat dibutuhkan oleh karyawan, sebab dengan adanya pemimpin maka akan ada orang yang
berperan atau bertugas untuk mengatur, mengarahkan dan mengendalikan semua sumber daya manusia, sumber daya alam, sarana, dana dan waktu secara efektif
serta terpadu sehingga tujuan organisasi perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai harapan.
Kepemimpinan yang baik dan tepat akan memotivasi karyawan agar giat bekerja sehingga diharapkan Kinerja karyawan dapat lebih meningkat. Apabila
Kinerja karyawan mengalami peningkatan, maka perusahaan akan berkembang dengan pesat dan kelansungan akan terjaga.
Menurut Martoyo 1994:163, jika perusahaan menginginkan pengelolaan organisasi perusahaan berhasil dengan sukses, maka pimpinan harus berhasil
dalam tiga 3 hal: a.
Mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba dalam proses pengolahan organisasi.
b. Sanggup membawa organisasi kepada sasaran waktu yang telah ditetapkan.
c. Berhasil mengoreksi kelemahan-kelemahan yang timbul.
2.2.8. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan