Kegiatan Pembelajaran 1
8
Ketiga ranah itu satu sama lain memiliki saling keterkaitan struktural dan fungsional yang diikat oleh konsepsi civic virtue and culture yang
mencakup civic knowledge, civic disposition, civic skills, civic confidence, civic commitment, dan civic competence CCE: 199 . Oleh karena itu,
ontologi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan saat ini sudah lebih
luas dari pada embrionya kajian keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
program kurikuler
Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan,
dan aktivitas
social-kultural Pendidikan
Kewarganegaraan saat
ini benar-benar
bersifat multifasetmultidimensional.
Sifat multidimensionalitas
inilah yang
membuat mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat disikapi sebagai: pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan,
pendidikan politik, pendidikan nilai dan moral, pendidikan kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan hukum dan hak asasi manusia,
serta pendidikan demokrasi.
2. Tujuan Pembelajaran PPKn
Tujuan akhir dari Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan adalah warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh-
kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks kehidupan bermasyarakat secara tertib, damai, dan kreatif. Para
peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga
negara, dan umat manusia di lingkungannya yang cerdas dan baik. Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat
learning by doing, belajar memecahkan masalah sosial social problem solving learning, belajar melalui perlibatan sosial socio-participatory
learning, dan belajar melalui interaksi sosial-kultural sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai program kurikuler merupakan program Pendidikan yang dirancang dan dibelajarkan kepada
peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Melalui domain ini, proses penilaian dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan
Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi
9
peserta didik terhadap program pembelajaran dan program pembangunan karakter.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai program akademik merupakan program kajian ilmiah yang dilakukan oleh komunitas akademik
Pendidikan yang menggunakan pendekatan dan metode penelitian ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah konseptual dan operasional guna
menghasilkan generalisasi dan teori untuk membangun batang tubuh keilmuan yang sesuai. Kajian ini lebih memperjelas bahwa Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan bukan semata-mata sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah melainkan pendidikan disiplin ilmu yang memiliki
tugas komprehensif dalam arti bahwa semua community of scholars mengemban amanat missions bukan hanya di bidang telaah instrumental,
praksis-operasional dan aplikatif, melainkan dalam bidang kajian teoritis- konseptual yang terkait dengan pengembangan struktur ilmu pengetahuan
dan body of knowledge.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai program sosial kultural pada hakikatnya tidak banyak perbedaan dengan program
kurikuler dilihat dari aspek tujuan, pengorganisasian kurikulum dan materi pembelajaran. Perbedaan terutama pada aspek sasaran, kondisi, dan
karakteristik peserta didik. Program Pendidikan Kewarganegaraan ini dikembangkan dalam konteks kehidupan masyarakat dengan sasaran semua
anggota masyarakat. Tujuannya lebih pada upaya pembinaan warga masyarakat agar menjadi warga negara yang baik dan bertanggungjawab.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional pada bagian Pembukaan alinea keempat memberikan dasar
pemikiran tentang tujuan negara. Salah satu tujuan negara tersebut dapat
dikemukakan dari pernyataan mencerdaskan kehidupan bangsa . Apabila dikaji, maka tiga kata ini mengandung makna yang cukup dalam.
Mencerdaskan kehidupan
bangsa mengandung
pesan pentingnya
pendidikan bagi
seluruh anak
bangsa. Dalam
kehidupan berkewarganegaraan, pernyataan ini memberikan pesan kepada para
penyelenggara negara dan segenap rakyat agar memiliki kemampuan dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku secara cerdas baik dalam proses dalam