9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka pada penelitian ini akan membahas teori-teori yang mendukung penelitian, yaitu eksperimen, prestasi belajar, pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, pendekatan saintifik, dan materi pemanfaatan energi. 1.
Eksperimen a. Pengertian Eksperimen
Ada beberapa metode yang dapat digunakan ketika guru mengajar di kelas, salah satunya adalah metode eksperimen. Metode eksperimen
menurut Fadlillah 2014:1194, adalah cara menyampaikan materi pembelajaran di mana para peserta didik diminta untuk mencoba,
mengamati, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan tertentu yang berhubungan dengan tema pembelajaran. Sedangkan metode eksperimen sendiri menurut
Djamarah 2005:234, adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses
percobaan. Kemudian metode eksperimen menurut Roestiyah dalam Putra, 2013:132 adalah suatu cara mengajar saat siswa melakukan suatu
percobaan, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Dari ketiga
penjelasan tersebut sama-sama mengatakan bahwa metode eksperimen ini adalah cara mengajar di mana siswa diberikan kesempatan untuk melakukan
suatu percobaan sendiri. Akan tetapi dari ketiga penjelasan tadi ada yang
sedikit berbeda pada pengertian metode eksperimen. Perbedaan tersebut terlihat pada penjelasan yang kedua, dalam penjelasan tersebut siswa hanya
dilatih untuk melakukan percobaan dan tidak dilatih untuk menuliskan hasil percobaannya dan melaporkannya atau mengevaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan. Namun dari penjelasan-penjelasan tadi selanjutnya dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa metode eksperimen sendiri adalah metode
mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan sendiri atau kelompok di mana siswa diminta untuk mencoba,
mengamati, mencatat apa yang terjadi dan melaporkannya atau lebih tepatnya menyampaikannya di kelas untuk dievaluasi guru.
Kegiatan dalam eksperimen ini sendiri bertujuan untuk membantu siswa dalam memperoleh informasi ataupun data untuk memecahkan suatu
masalah apa yang siswa lakukan. Dalam memecahkan permasalahan ini para siswa belum mengetahui jawaban secara pasti, yang mereka tahu
berupa jawaban sementara. Kegiatan melakukan eksperimen ini tidak harus dilakukan didalam laboratorium, guru dapat menggunakan halaman sekolah
sebagai tempat untuk melakukan eksperimen. Kegiatan dalam eksperimen dilakukan melalui tiga tahap, seperti yang
telah diungkapkan oleh Daryanto 2014:79 yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen dijelaskan sebagai berikut ini:
1 Persiapan, dalam persiapan ini harus menetapkan tujuan eksperimen,
mempersiapkan alat dan bahan, mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah siswa serta alat dan bahan yang tersedia,
mempertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat
menghindari resiko yang mengkin timbul, dan memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapan yang harus
dilakukan oleh para siswa. 2
Pelaksanaan, dalam tahap ini ada dua yang harus diperhatikan yaitu dalam proses eksperimen guru ikut membimbing serta mengamati
proses percobaan dan guru perlu memperhatikan situasi secara keseluruhan termasuk membantu dan memecahkan masalah yang akan
menghambat proses pembelajaran. 3
Tindak Lanjut, tahap ini siswa mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru, guru memeriksa hasil eksperimen siswa, guru
memberikan umpan balik kepada siswa atas hasil eksperimen, guru dan siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama
eksperimen, dan yang terakhir guru dan siswa memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan.
b. Kelebihan Eksperimen Eksperimen sendiri mempunyai beberapa kelebihan, kelebihan-
kelebihan tersebut menurut Djamarah 2006:84 adalah sebagai berikut ini: 1 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya. 2 Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3 Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.
c. Kekurangan Eksperimen Selain memiliki beberapa kelebihan, eksperimen juga memiliki
beberapa kekurangan, kekurangan tersebut menurut Djamarah 2006:84 adalah sebagai berikut ini:
1 Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi. 2 Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu
mudah diperoleh dan mahal. 3 Menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.
4 Setiap percobaan yang dilakukan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena ada faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan. Untuk lebih meningkatkan keterampilan eksperimen ada beberapa
keterampilan proses yang harus dikembangkan guru bagi para siswa. Keterampilan proses tersebut menurut Dewi 2008:52, mencakup yang
pertama keterampilan mengamati. Keterampilan ini merupakan keterampilan paling dasar yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Dengan mengamati
membantu siswa untuk mengamati percobaan yang mereka lakukan dan mencatat apa yang terjadi. Pertanyaan akan muncul dengan proses
mengamati tersebut. Yang kedua keterampilan mengukur. Keterampilan mengamati dan menggunakan alat berkaitan dengan keterampilan
mengukur. Mengukur disini yaitu seperti mengukur panjang, berat, luas permukaan, volume, dan suhu. Keterampilan mengukur ini penting dalam
kegiatan eksperimen, karena apabila dalam mengukur suatu benda atau suhu jika tidak teliti pasti hasil yang didapatkan pun tidak akan sesuai.
Kemudian keterampilan yang ketiga yaitu keterampilan mengklasifikasikan. Mengklasifikasikan ini merupakan proses memisahkan benda-benda atau kejadian
berdasarkan bentuk-bentuk yang umum. Sebelum menglasifikasikan kegiatan yang pertama dilakukan adalah mengamati ciri benda atau kejadian tersebut.
Keterampilan yang keempat yaitu keterampilan menyimpulkan. Setelah melakukan percobaan para siswa diminta untuk membuat kesimpulan.
Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengamatan dan data yang akurat kemudian menjelaskannya. Keterampilan yang kelima yaitu keterampilan memprediksi.
Keterampilan ini mirip dengan keterampilan menyimpulkan. Keterampilan memprediksi ini merupakan proses membuat tebakan ilmiah tentang kejadian
yang akan terjadi. Dapat juga memprediksi terkait eksperimen yang sedang dilakukan siswa. Yang terakhir yaitu keterampilan mengkomunikasikan. Siswa
harus berkomunikasi untuk saling berbagi hasil pengamatan yang sedang dilakukan dan untuk saling melengkapi satu sama lain. Keterampilan-
keterampilan tersebut haruslah selalu dikembangkan dengan baik karena merupakan keterampilan yang penting dalam melakukan eksperimen.
Sesuai dengan pengertian dari eksperimen dan keterampilan proses yang telah diungkapkan oleh Daryanto dan Dewi, peneliti membuat 5 indikator
keterampilan eksperimen penelitian ini. Indikator tersebut meliputi, merancang hipotesis, merangkai alatmenggunakan alat dengan benar, melakukan eksperimen
sesuai dengan prosedur, mencatat data, dan menulis kesimpulan.
2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah salah satu hal yang terpenting untuk meraih cita-cita, dengan belajar bersungguh-sungguh akan mendapatkan manfaat yang
berguna untuk kehidupan sehari-hari. Belajar sendiri menurut Siregar Nara 2011:3, adalah sebuah proses yang kompleks terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak bayi bahkan dalam kandungan hingga liang lahat. Sedangkan belajar menurut Burton dalam Hosnan,
2014:3 adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Dari apa yang sudah dijelaskan tadi terkait pengertian belajar, terlihat jelas
pada penjelasan pertama yang lebih menjelaskan arti belajar pada prosesnya sedangkan penjelasan kedua menekankan dengan siapa orang belajar. Untuk
itu dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada individu dengan individu dan individu dengan
lingkungannya selama seumur hidup dengan kata lain dari mulai individu itu lahir sampai meninggal.
Belajar sendiri mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa di sekolah. Prestasi belajar menurut Arifin 2009:12, menyatakan bahwa kata prestasi
berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam Bahasa Indonesia m
enjadi “prestasi” yang berati “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Sedangkan prestasi belajar
menurut Mulyasa 2013:189, adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
menempuh kegiatan belajar. Pada penjelasan yang pertama yaitu Arifin, beliau lebih menekankan prestasi belajar itu ke aspek pengetahuan.
Sedangkan Mulyasa, lebih menekankan pada hasil yang diperoleh siswa setelah menempuh kegiatan belajar tidak dijelaskan pada aspek tertentu,
maka dari penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil usaha atau bukti keberhasilan pada aspek pengetahuan dari
sebelum dan sesudah belajar para siswa melalui usaha-usaha yang telah dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung.
Setiap kegiatan dalam proses belajar mengajar siswa di sekolah akan menghasilkan beberapa perubahan dalam diri pada siswa. Perubahan
tersebut mengarah pada tiga ranah penting yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif sendiri yaitu tentang pengetahuan siswa.
Bagaimana pengetahuan siswa setelah menerima pelajaran dan penjelasan dari guru, apakah bertambah atau biasa saja. Begitu juga pada ranah afektif,
dalam ranah ini yang dilihat adalah sikap siswa saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Yang terakhir psikomotorik, pada ranah ini umumnya
merupakan ranah yang erat hubungannya dengan keterampilan siswa. Keterampilan
tersebut bermacam-macam
misal keterampilan
menggambar, menghitung, bernyanyi dan masih banyak lagi. Untuk melihat perubahan dalam setiap ranah, guru melakukan tes evaluasi saat satu materi
telah selesai diajarkan, melakukan observasi, dan yang terakhir yaitu untuk melihat keberhasilan siswa di akhir semester guru melakukan ujian akhir
semester. Ujian semester ini berguna untuk melihat prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar tersebut berupa angka, semakin tinggi nilai siswa maka semakin bagus prestasi belajar mereka.
b. Fungsi Prestasi Belajar Berikut ini adalah fungsi utama prestasi belajar yang dikemukakan oleh
Arifin 2009:12: Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai peserta didik. Fungsi ini bermanfaat bagi guru, sebab guru dapat melihat pemahaman pengetahuan siswa melalui tes evaluasi dan
hasilnya. 1 Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan rasa ingin tahu. Semakin
tinggi prestasi belajar siswa, menambah rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran yang didapatnya di kelas.
2 Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Maksud dari fungsi ini adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
pendorong belajar siswa untuk meningkatkan dan sebagai umpan balik untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3 Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan.
4 Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap peserta didik. Proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus
diperhatiakan, karena siswa yang diharapkan dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, menurut Mulyasa 2013:191, faktor tersebut
ada dua yaitu eksternal dan internal. Faktor internal diri, baik secara fisiologis atau pun psikologis. Kondisi fisiologis ini berkaitan dengan
kondisi fisik seseorang, yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan fungsi-fungsi jasmani
tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor psikologis ini berhubungan dengan intelegensi seseorang misal bakat, minat, pengetahuan dan lain-lain.
Intelegensi ini sangat erat hubungannya dengan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Intelegensi ini merupakan dasar ketercapaian hasil
belajar siswa. Artinya hasil belajar seseorang siswa bergantung pada tingkat intelegensinya. Semakin tinggi intelegensi siswa maka semakin tinggi pula
prestasi yang akan ia dapat. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua prestasi belajar siswa yang rendah dipengaruhi karena intelegensi siswa
yang rendah, sebab faktor prestasi belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lain.
Minat merupakan keinginan yang besar atau tinggi terhadap sesuatu. Misal apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran
tertentu contohnya matematika. Siswa ini akan giat belajar matematika dan memusatkan perhatiannya pada saat pelajaran matematika. Minat ini juga
termasuk faktor yang penting terhadap prestasi belajar siswa. Minat tidak selalu pada mata pelajaran tertentu bisa semua mata pelajaran diminati
sehingga hasil dan prestasi belajar siswa sama-sama baik.
Selain faktor internal di atas ada faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor eksternal ini meliputi faktor
sosial dan non sosial. Faktor sosial sendiri menyangkut hubungan manusia antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi. Faktor eksternal dalam
lingkungan keluarga bisa berpengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu peran fasilitator di sekolah yaitu guru juga mempengaruhi proses
belajar siswa. Sehingga sebisa mungkin saat siswa berada di sekolah terlebih saat di kelas guru harus menjadi fasilitator yang baik bagi siswa.
3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA di SD a. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Ilmu Pengetahuan Alam IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya, Hendro Darmojo
dalam Samatowa, 2011:2. Sedangkan menurut Putra 2013:51, Sains atau IPA
adalah pengetahuan
yang mempelajari,
menjelaskan, serta
menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris. Kemudian Wisudawati Sulistyowati 2014:22 menambahkan
bahwa IPA merupakan ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual factual, baik berupa kenyataan
reality atau kejadian events. Dari apa yang diungkapkan oleh ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala-gejala alam dan tersusun secara
sistematis dan nyata melalui berbagai percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia sendiri.
Hakekat IPA sendiri menurut Wisudawati Sulistyowati 2014:24 memiliki 4 unsur utama, yaitu:
a Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat.
b Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. produk,
sikap, dan aplikasi. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan
penarikan kesimpulan. c Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum. d Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari. b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA SD
Tujuan-tujuan pembelajaran IPA di SD ditandai sebagai sesuatu yang diharapkan akan dicapai oleh para siswa setelah melalui berbagai proses-
proses dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan di awal pembelajaran sebagai acuan untuk kegiatan
pembelajaran dan proses penilaian. Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Samatowa 2011:6 di antaranya adalah sebagai berikut ini:
1 IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Artinya di sini IPA merupakan suatu dasar
teknologi yang penting bagi suatu bangsa.
2 Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatihmengembangkan kemampuan berpikir
kritis. 3 Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan sendiri oleh anak, maka
IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. 4 Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat
membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
4. Pendekatan Saintifik a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik atau alamiah merupakan suatu pendekatan kesatuan fakta yang dapat dijelaskan dengan penalaran bukan sebatas ilmu
kira-kira semata. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan membantu para siswa untuk memecahkan masalah terhadap fenomena-
fenomena yang terjadi. Pendekatan saitifik sendiri menurut beberapa sumber buku hampir sama di antaranya menurut Fadllilah 2014:176, adalah
pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati observing,
menanya questioning, mencoba experimenting, menalar associating
, dan mengkomunikasikan communicating. Sedangkan pendekatan saintifik menurut Hosnan 2014:34 adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati untuk
mengidentifikasi atau
menemukan masalah,
merumuskan masalah,
mengajukan atau
merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep hukum atau prinsip yang
ditemukan. Pada penjelasan yang pertama mengenai pendekatan saintifik sedikit
kurang jelas mengenai kegiatan seperti apa yang dilakukan berbeda pada penjelasan kedua yang lebih detail bagaimana kegiatan itu dilakukan.
Namun dari apa yang sudah dijelaskan oleh kedua ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran dimana
siswa lebih aktif untuk melakukan kegiatan di kelas maupun luar kelas dengan cara mengamati sesuatu untuk menemukan masalah, kemudian
menanya apa yang sudah mereka amati setelah itu mencoba untuk mendapatkan fakta dan menalar serta mengkomunikasikannya di kelas.
Dalam Putra 2013:41 langkah-langkah dalam pendekatan saintifik ini pada dasarnya merujuk pada model penelitian yang dilakukan oleh Francis
Bacon 1561-1626. Langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi masalah dari fakta yang ditemukan.
2 Mengumpulkan data sesuai permasalahan yang ditemukan. 3 Memilah data yang sesuai dengan permasalahan yang ada
4 Merumuskan hipotesis. 5 Menguji hipotesis dengan mencari data yang lebih akurat dan faktual.
6 Menguji keakuratan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya agar bisa menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
b. Ciri atau Karakteristik Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik ini memiliki beberapa ciri, ciri yang utama yaitu proses dalam pembelajarannya mengacu pada cara kerja metode ilmiah.
Sedangkan karakteristik kegiatan dalam pendekatan saintifik menurut Majid 2014:211, adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat
jejaring. Dalam kegiatan mengamati ini memacu rasa ingin tahu siswa terhadap suatu permasalahan, mendorong siswa untuk selalu aktif dalam
berpikir dan membantu aktivitas siswa dalam bertanya. Proses mengamati sendiri dapat dilakukan dengan indra penglihatan, namun dapat pula
dilakukan dengan bantuan-bantuan dari alat. Seperti mikroskop, kaca pembesar, termometer dan masih banyak lagi. Kegiatan mengamati dalam
pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut: 1 Menemukan objek apa yang akan diamati atau diobservasi.
2 Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
3 Menemukan secara jelas data-data yang perlu diobservasi. 4 Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.
5 Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
6 Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi. Yang kedua kegiatan dalam menanya, peran guru dalam kegiatan ini
untuk mengeksplorasi segala pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dan melatih siswa untuk berpikir secara spontan. Dalam menanya
akan lebih baik apabila guru menggali kemampuan siswa dalam bertanya. Kegiatan menanya dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan
dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 menurut Daryanto 2014:65, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan bersifat hipotetik. Kegiatan menanya atau bertanya sendiri
mempunyai fungsinya, fungsi-fungsi tersebut menurut Majid 2013:216 adalah sebagai berikut ini:
1 Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
2 Mendorong dan menginsiprirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan bentuk dirinya sendiri.
3 Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan atau solusinya.
4 Membangkitkan keterampilan dalam berbicara siswa, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis.
5 Mendorong partisipasi
siswa dalam
berdiskusi, beragumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan. Yang ketiga yaitu mencoba, dalam kegiatan ini dapat dipadukan dengan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui mempraktekkan, mengolah, menyajikan dan lain-lain. Mencoba dapat dilakukan dengan guru
melakukan eksperimen sederhana dengan siswa, baik di dalam maupun luar kelas. Sebelum melakukan kegiatan eksperimen pun guru juga perlu
memperhatikan tahapan-tahapan dalam melakukan eksperimen. Yang keempat menalar, dalam kegiatan ini guru dapat membantu para
siswa untuk berpikir logis dan sistematis terhadap apa yang mereka
observasi. Menalar dapat mendukung pengambilan keputusan dan kesimpulan dalam melakakukan suatu percobaan.
Untuk yang terakhir mengkomunikasikan dapat dilakukan setelah siswa melakukan eksperimen. Mengkomunikasikan ini menurut Daryanto
2014:80 dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi. Hasil tersebut disampaikan di
kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.
Dari penjelasan-penjelasan mengenai langkah pendekatan saintifik tadi peneliti menggunakan beberapa langkah dalam melakukan pendekatan
saintifik di kelas yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomonikasikan.
5. Materi Pemanfaatan Energi a. Pengertian Energi
Energi menurut Yousnelly dkk 2010:89, adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kegiatan. Energi mempunyai manfaat bagi kehidupan
manusia. Sumber-sumber energi sendiri meliputi matahari, angin, air, bahan bakar minyak, gas, baterai, serta makanan.
b. Macam-macam Energi Alternatif Setiap melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, semua manusia
memerlukan energi. Energi-energi alternatif yang dimanfaatkan oleh manusia tersebut menurut Sumantoro 2009:161, adalah sebagai berikut ini:
1 Matahari
Matahari merupakan sumber energi utama bagi bumi dan kehidupan manusia setiap hari. Energi dari matahari ini tidak akan habis meskipun
digunakan terus menerus. Matahari dimanfaatkan untuk menjemur pakaian, menggerakkan mobil, dan mengaliri listrik.
2 Air Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Selain
dimanfaatkan untuk minum, air juga dapat dimanfaatkan untuk keperluaan sehari-hari misalkan saja memasak, mencuci, menyiram
tanaman. Air yang mengalir juga dapat digunakan sebagai sumber energi. Sumber tersebut di dapat dari air terjun yang mengalir deras.
Aliran yang deras ini dimanfaatkan untuk menggerakan generator sehingga menghasilkan energi listrik.
3 Angin Angin menurut Zuneldi 2011:126, adalah udara yang bergerak. Angin
dapat merusak dan menghanccurkan lingkungan, namun angin juga mempunyai manfaat diantaranya dapat menggerakan perahu layar ketika
berada di lautan, angin juga membantu untuk menerbangkan layang- layang dan menggerakan kincir angin. Selain matahari dan air, angin
juga dapat menghasilkan energi listrik. Tenaga angin diubah menjadi listrik dengan mesin yang disebut turbin. Turbin angin memiliki baling-
baling apabila terkena angin akan berputar. Baling-baling tersebut dapat menggerakkan generator dan menghasilkan energi angin.
B. Penelitian yang Relevan