Peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD N PUREN TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Ikawati Prasiwi

111134159

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen dan rendahnya prestasi belajar siswa pada materi energi dan perubahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan keterampilan eksperimen, (2) peningkatan prestasi belajar, (3) upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Objek penelitian ini adalah keterampilan eksperimen dan prestasi belajar. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 39 siswa. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai Desember 2014. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan keterampilan eksperimen dan tes yang berupa pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen siswa. Terlihat dari kondisi awal rata-rata persentase keterampilan eksperimen siswa 40,62% meningkat menjadi 62, 07% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 77,76%. Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Terlihat pada kondisi awal rata-rata pada tahun sebelumnya yaitu 66,53, meningkat pada siklus I yaitu 70,66 dan pada siklus II juga meningkat menjadi 81,28. Persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 42,92% meningkat di siklus I menjadi 76,92% dan siklus II 100%. (3) Upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar ditempuh dengan menerapkan pendekatan saitifik yang terdiri dari tahapan (a) mengamati, (b) menanya, (c) mencoba, (d) menalar, dan (e) mengkomunikasikan.


(2)

ABSTRACT

THE ENHANCEMENT OF EXPERIMENTAL SKILL AND LEARNING ACHIEVEMENT ON THE USE OF ENERGY SUBJECT THROUGH SCIENTIFIC APPROACH FOR FOURTH-GRADERS AT SD N PUREN IN

ACADEMIC YEAR 2014/2015 By:

Ikawati Prasiwi 111134159

The research background is the lack of student’s skills in conducting experiment and student’s low achievement on the subject of energy and its change. This research aims for (1) the enhancement of experimental skills, (2) the enhancement of learning achievement, (3) the enhancement effort of experimental skill and learning achievement on the use of energy subject through scientific approach for IV graders of SD N Puren, Yogyakarta, in Academic Year 2014/2015.

Type of this research is Classroom Action Research (CAR). The research objects are experimental skills and learning achievement. The research subject is 39 students of IV grade SD N Puren in Academic Year 2014/2015. This research was conducted on April 2014 to December 2014. The instruments used are experimental skills observation sheet and a test in a form of multiple choice.

The result of this research revealed that (1) the scientific approach application could enhance student’s experimental skills. It was seen from the average percentage of initial condition of student’s experimental skills 40,62% increased to 62, 07% on the first cycle and it increased to 77,76% on the second cycle. The application of scientific approach could also increase student’s learning achievement. It was seen from the initial average condition in the previous year which was 66,53, increased to 70,66 on the first cycle and it also increased to 81,28 on the second cycle. The percentage of students who achieved the Minimum Mastery Criterion (KKM) in initial condition increased from 42,92% in first cycle to 76,92% and 100% in second cycle. (3) The enhancement effort of experimental skills and learning achievement was reached by applying scientific approach which consists of (a) observing, (b) asking, (c) experimenting, (d) reasoning, and (e) communicating.


(3)

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN

PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI

MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD N

PUREN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Ikawati Prasiwi

111134159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD N PUREN TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Ikawati Prasiwi NIM : 111134159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada:

 Allah SWT yang selalu menguatkan dalam setiap perjuangan saya.

 Orang tua saya, bapak Sadiman dan ibu Suwarsi yang telah senantiasa memberikan dukungan serta doa setiap waktu.

 Adik saya, Andi Yuwono yang selalu memberikan semangat serta menghibur setiap hari.

 Saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa serta semangat.

 Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan bantuan semangat dan menghibur saya.

 Kepala Sekolah, guru-guru, serta para staf di SD Negeri Puren dimana saya melakukan penelitian.


(8)

v

HALAMAN MOTO

“Pekerjaan yang sulit diselesaikan adalah pekerjaan yang


(9)

(10)

(11)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKSPERIMEN DAN PRESTASI BELAJAR MATERI PEMANFAATAN ENERGI MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK SISWA KELAS IV SD N PUREN TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Ikawati Prasiwi

111134159

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen dan rendahnya prestasi belajar siswa pada materi energi dan perubahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan keterampilan eksperimen, (2) peningkatan prestasi belajar, (3) upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Objek penelitian ini adalah keterampilan eksperimen dan prestasi belajar. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 39 siswa. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai Desember 2014. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan keterampilan eksperimen dan tes yang berupa pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen siswa. Terlihat dari kondisi awal rata-rata persentase keterampilan eksperimen siswa 40,62% meningkat menjadi 62, 07% pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 77,76%. Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Terlihat pada kondisi awal rata-rata pada tahun sebelumnya yaitu 66,53, meningkat pada siklus I yaitu 70,66 dan pada siklus II juga meningkat menjadi 81,28. Persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal 42,92% meningkat di siklus I menjadi 76,92% dan siklus II 100%. (3) Upaya peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar ditempuh dengan menerapkan pendekatan saitifik yang terdiri dari tahapan (a) mengamati, (b) menanya, (c) mencoba, (d) menalar, dan (e) mengkomunikasikan.

Kata Kunci: Keterampilan Eksperimen, Prestasi Belajar, dan Pendekatan Saintifik


(12)

ix ABSTRACT

THE ENHANCEMENT OF EXPERIMENTAL SKILL AND LEARNING ACHIEVEMENT ON THE USE OF ENERGY SUBJECT THROUGH SCIENTIFIC APPROACH FOR FOURTH-GRADERS AT SD N PUREN IN

ACADEMIC YEAR 2014/2015 By:

Ikawati Prasiwi 111134159

The research background is the lack of student’s skills in conducting

experiment and student’s low achievement on the subject of energy and its change. This research aims for (1) the enhancement of experimental skills, (2) the enhancement of learning achievement, (3) the enhancement effort of experimental skill and learning achievement on the use of energy subject through scientific approach for IV graders of SD N Puren, Yogyakarta, in Academic Year 2014/2015.

Type of this research is Classroom Action Research (CAR). The research objects are experimental skills and learning achievement. The research subject is 39 students of IV grade SD N Puren in Academic Year 2014/2015. This research was conducted on April 2014 to December 2014. The instruments used are experimental skills observation sheet and a test in a form of multiple choice.

The result of this research revealed that (1) the scientific approach

application could enhance student’s experimental skills. It was seen from the average percentage of initial condition of student’s experimental skills 40,62%

increased to 62, 07% on the first cycle and it increased to 77,76% on the second

cycle. The application of scientific approach could also increase student’s learning

achievement. It was seen from the initial average condition in the previous year which was 66,53, increased to 70,66 on the first cycle and it also increased to 81,28 on the second cycle. The percentage of students who achieved the Minimum Mastery Criterion (KKM) in initial condition increased from 42,92% in first cycle to 76,92% and 100% in second cycle. (3) The enhancement effort of experimental skills and learning achievement was reached by applying scientific approach which consists of (a) observing, (b) asking, (c) experimenting, (d) reasoning, and (e) communicating.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi Melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD N Puren Tahun Pelajaran 2014/2015” ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada :

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, USD

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, USD

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, USD

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

5. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. dosen pembimbing II yang membimbing peneliti.

6. Suyadi, S.Pd.SD Kepala SD Negeri Puren yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

7. Seluruh guru dan staf SD Negeri Puren yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama melaksanakan penelitian di sekolah.

8. Para ahli yang telah melakukan uji validitas terhadap penelitian saya yang tidak dapat saya sebut satu per satu.

9. Dosen dan para ahli yang telah menjadi validator ahli terhadap instrument penelitian yang saya lakukan.

10.Kedua orang tuaku, Sadiman dan Suwarsi yang telah memberikan doa dan dukungannya setiap waktu.


(14)

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………...…i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...ii

HALAMAN PENGESAHAN………...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………...iv

HALAMAN MOTTO..………..v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...………vii

ABSTRAK………...viii

ABSTRACK………ix

KATA PENGANTAR………....x

DAFTAR ISI………....xii

DAFTAR GAMBAR………....xv

DAFTAR TABEL………...xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….xviii

BAB I PENDAHULUAN ………..1

A. Latar Belakang Masalah.………..1

B. Pembatasan Masalah………4

C. Rumusan Masalah………5

D. Pemecahan Masalah……….5

E. Tujuan Penelitian……….6

F. Pembatasan Pengertian………....6

G. Manfaat Penelitian….………..7

BAB II LANDASAN TEORI………......9


(16)

xiii

1. Eksperimen………9

2. Prestasi Belajar………..………...14

3. Pembelajaran IPA di SD………..…………18

4. Pendekatan Saintifik………....20

5. Materi Pemanfaatan Energi………..24

B. Penelitian yang Relevan………...…..26

C. Kerangka Berpikir………...………...30

D. Hipotesis Tindakan………...………..……...31

BAB III METODE PENELITIAN………32

A. Jenis Penelitian………...32

B. Setting Penelitian………...34

C. Rencana Tindakan………..35

1. Persiapan………....35

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus………37

D. Teknik Pengumpulan Data……….44

1. Non tes………44

2. Tes………..45

E. Instrumen Pengumpulan Data………45

1. Lembar Pengamatan dan Rubrik………45

2. Soal Tes………..46

3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen………...49

F. Analisis Data………..57

1 Keterampilan Eksperimen……….58


(17)

xiv

G. Kriteria Keberhasilann………...60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………62

A. Hasil Penelitian………..62

1. Kondisi Awal Sebelum Penelitian………62

2. Pelaksanaan Siklus I……….64

3. Pelaksanaan Siklus II………72

B. Pembahasan………81

1. Keterampilan Eksperimen……….86

2. Prestasi Belajar………..87

BAB V PENUTUP………89

A. Kesimpulan………....89

B. Keterbatasan Penelitian………..90

C. Saran………...90

DAFTAR REFERENSI………...91


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu………...……29 Gambar 2.2 Bagan dan Alur Kerangka Berpikir………..……..30 Gambar 3.1 Bagan Model Siklus PTK Kemmis dan Tagart………..…...….32


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Eksperimen ………45

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Siklus I……….………...47

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Siklus II………..48

Tabel 3.4 Kriteria Penskoran Tes………...48

Tabel 3.5 Kriteria Validasi………….………....49

Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Validasi Pengamatan Keterampilan Eksperimen ....50

Tabel 3.7 Validitas Soal Siklus I………...……….52

Tabel 3.8 Validitas Soal Siklus II..……….………..……….53

Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus………...54

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran……….…..55

Tabel 3.11 Kualifikasi Reliabilitas………..…...56

Tabel 3.12 Statistik Reliabilitas Siklus I………56

Tabel 3.13 Statistik Reliabilitas Siklus II………...57

Tabel 3.14 Target Pencapaian Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar…61 Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Ulangan IPA Siswa kelas IV………..63

Tabel 4.2 Ringkasan Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siklus I…….67


(20)

xvii

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siklus II…..76

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Prestasi Belajar Siklus II……….77

Tabel 4.6 Data Keterampilan Eksperimen Siklus I dan II……….84

Tabel 4.7 Data Hasil Capain Keterampilan Eksperimen ………..84


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SILABUS ………..…94

Lampiran 2 RPP SIKLUS I………..113

Lampiran 3 LKS ……… ………167

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I dan II ……….175

Lampiran 5 Penilaian Validasi Pengamatan Eksperimen ...………183 Lampiran 6 Tabulasi Uji Validitas Siklus I dan II ...………...185

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Siklus I dan II………...189

Lampiran 8 Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan II ………..191

Lampiran 9 Indeks Kesukaran Soal……….195

Lampiran 10 Penilaian Validasi Perangkat Pembelajaran ………..199

Lampiran 11 Daftar Nilai Kondisi Awal………..218

Lampiran 12 Hasil Pengamatan Keterampilan Eksperimen Siklus I dan II ...….221

Lampiran 13 Soal Evaluasi Siklus I ...……….231

Lampiran 14 Soal Evaluasi Silus II ...………..………....234

Lampiran 15 Nilai Siklus Siklus I dan II ...……….237

Lampiran 16 Hasil Pekerjaan Siswa ...………....239

Lampiran 17 Dokumentasi ………. 249

Lampiran 18 Surat Penelitian………...252


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendekatan saintifik dan tematik-integratif adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Daryanto (2014:51), menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang secara menarik dan menyenangkan bagi siswa agar siswa aktif dan menemukan sendiri pengetahuan melalui tahapan-tahapan ilmiah.

Siswa disediakan ruang yang luas untuk mengembangkan pemahamannya melalui tahapan dalam pendekatan saintifik. Selain itu pendekatan saintifik juga dapat meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam proses belajar. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses. Keterampilan proses tersebut menurut Fadlillah (2014:176), meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan (5M). Dari apa yang diuraikan tersebut, dapat dijabarkan bahwa kegitan mengamati ini berupa mengamati gambar yang di tunjukan oleh


(23)

guru. Setelah siswa mengamati mereka mengajukan pertanyaan dari yang bersifat faktual dan merancang hipotesis dari apa yang dilihat.

Pendekatan tematik integratif disini merupakan kegiatan pembelajaran yang dibuat pertema dengan menggabungkan beberapa muatan pelajaran yang satu dengan yang lain. Penelitian ini lebih difokuskan pada muatan pelajaran IPA terutama pada materi pemanfaatan energi. Muatan pelajaran IPA merupakan salah satu muatan pelajaran yang memberikan ruang yang luas bagi para siswa untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. IPA sendiri menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014:22), adalah merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya. Dari uraian tadi dapat di katakan bahwa IPA adalah ilmu yang memiliki karakteristik khusus sebab mempelajari segala fenomena-fenomena yang ada di alam berupa kenyataan.

Dengan mempelajari IPA di jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar dapat membangun pola berpikir yang paling mendasar bagi para siswa melalui berbagai metode serta pendekatan yang diterapkan oleh guru di setiap muatan pelajaran IPA. Keterampilan melakukan eksperimen merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA. Eksperimen menurut Roestiyah (dalam Putra, 2013:132) adalah suatu cara mengajar saat siswa melakukan suatu percobaan, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Dengan eksperimen siswa mampu menemukan sendiri kebenaran teori yang sedang guru jelaskan.


(24)

Melalui wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV pada tanggal 1 April 2014, ada beberapa masalah yang ditemui di SD N Puren. Di antaranya pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung terlebih untuk mata pelajaran IPA, guru jarang melakukan kegiatan eksperimen, karena terbatasnya waktu. Serta alat-alat yang digunakan untuk eksperimen kurang lengkap. Selain itu apabila siswa diminta untuk membawa peralatan untuk eksperimen yang mereka bawa tidak sesuai arahan guru. Setelah melakukan wawancara hari selanjutnya peneliti melakukan pengamatan di kelas IV pada tahun pelajaran 2013/2014. Ketika itu guru dan siswa sedang melakukan kegiatan eksperimen di luar kelas, eksperimen tersebut mengenai membuat rangkaian listrik. Dari pengamatan tersebut diperoleh data, dari 32 siswa yang dapat merancang hipotesis dengan benar sebanyak 10 siswa, siswa yang merangkai alat dengan benar ada 20 siswa dari 32 siswa. Terlebih ketika para siswa melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur, ada 15 siswa dari 32 yang dapat melakukannya dengan baik dan benar. Yang terakhir ketika mencatat data dan membuat kesimpulan ada 10 dari 32 siswa yang melakukanya.

Permasalahan yang kedua yaitu prestasi belajar siswa yang kurang, ini terlihat dari nilai ujian tengah semester (UTS) siswa terdahulu. Prestasi belajar menurut Mulyasa (2013:189), adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Di SD N Puren pada tahun pelajaran 2012/2013 ada 22 siswa dari 38 siswa yang nilai ulangannya pada materi energi dan perubahannya masih di bawah KKM, KKM pada waktu itu adalah 65. Berikutnya pada tahun 2013/2014, masih ada 18 siswa dari 32 siswa yang nilai ulangannya pada materi energi dan perubahannya belum memenuhi KKM yaitu 65. Siswa


(25)

dinyatakan tuntas dalam mata pelajaran IPA apabila nilai yang didapat sudah memenuhi KKM dan tidak di bawah KKM.

Untuk itu pendekatan saintifik ini penting membantu meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar, sebab dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui tahapan 5M, dapat memberikan pengalaman langsung serta pengetahuan yang berharga bagi siswa, sehingga siswa tidak mudah lupa dengan apa yang mereka dapatkan melalui eksperimen. Selain itu dapat memberikan dampak bagi prestasi belajar siswa agar semakin meningkat.

Dalam penelitian ini peneliti memilih dua variabel yaitu keterampilan eksperimen dan prestasi belajar. Dua variabel ini dipilih karena untuk melihat respon siswa terhadap pendekatan yang dilakukan saat mengajar apakah dapat meningkatkan keterampilan dalam melakukan eksperimen dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, dan terarah dapat dikaji lebih dalam maka diperlukan pembatasan masalah. Fokus pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti mengambil data di kelas IV SD N Puren semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.


(26)

2. Objek yang akan diteliti ada dua yaitu, keterampilan eksperimen dan prestasi belajar IPA.

3. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik. 4. Muatan pelajaran yang terkait yaitu muatan pelajaran IPA dengan materi

pemanfaatan energi.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?

3. Bagaimana upaya penggunaan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?

D. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dalam penelitian ini mencakup :

1. Peningkatan keterampilan eksperimen melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, tahun pelajaran 2014/2015.


(27)

2. Peningkatan prestasi belajar melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, tahun pelajaran 2014/2015.

3. Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar materi pemanfaatan energimelalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui :

1. Peningkatan keterampilan eksperimen melalui pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, tahun pelajaran 2014/2015.

2. Peningkatan prestasi belajar melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, tahun pelajaran 2014/2015.

3. Upaya penggunaan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energisiswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 2014/2015.

F. Pembatasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi tafsir suatu istilah yang dikemukakan maka perlu adanya batasan pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang peneliti ambil, yaitu sebagai berikut :

1. Keterampilan eksperimen adalah cara belajar dengan melakukan percobaan,, mengamati perubahan apa yang terjadi, dan melaporkan hasilnya di kelas. Indikator dalam keterampilan eksperimen diantaranya merancang hipotesis,


(28)

merangkai alat/ menggunakan alat dengan benar, melakukan eksperimen sesuai prosedur, mencatat data, dan membuat kesimpulan.

2. Prestasi belajar adalah perubahan perilaku siswa menyangkut ilmu pengetahuan setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Indikator prestasi belajar sendiri sesuai dengan KKM, dan aspek yang terkait aspek kognitif.

3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang berupa kesatuan fakta yang dapat dijelaskan dengan penalaran meliputi proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

4. Pemanfaatan energi adalah memanfaatkan energi yang ada di bumi dengan baik untuk kegiatan sehari-hari.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yaitu:

1. Teoritis

a. Untuk menambah kajian mengenai aplikasi pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran muatan pelajaran IPA.

2. Praktis

a. Bagi Siswa :

Peneliti berharap dengan penelitian ini dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen melalui pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


(29)

b. Bagi Guru :

Penelitian ini dapat dijadikan guru sebagai referensi untuk mengajarkan kepada siswa cara belajar yang menarik dan menyenangkan serta mengaktifkan para siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. c. Bagi Peneliti :

Penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa materi pemanfaatan energi melalui pendekatan Saintifik siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta.


(30)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka pada penelitian ini akan membahas teori-teori yang mendukung penelitian, yaitu eksperimen, prestasi belajar, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, pendekatan saintifik, dan materi pemanfaatan energi.

1. Eksperimen

a. Pengertian Eksperimen

Ada beberapa metode yang dapat digunakan ketika guru mengajar di kelas, salah satunya adalah metode eksperimen. Metode eksperimen menurut Fadlillah (2014:1194), adalah cara menyampaikan materi pembelajaran di mana para peserta didik diminta untuk mencoba, mengamati, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan tertentu yang berhubungan dengan tema pembelajaran. Sedangkan metode eksperimen sendiri menurut Djamarah (2005:234), adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses percobaan. Kemudian metode eksperimen menurut Roestiyah (dalam Putra, 2013:132) adalah suatu cara mengajar saat siswa melakukan suatu percobaan, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Dari ketiga penjelasan tersebut sama-sama mengatakan bahwa metode eksperimen ini adalah cara mengajar di mana siswa diberikan kesempatan untuk melakukan suatu percobaan sendiri. Akan tetapi dari ketiga penjelasan tadi ada yang


(31)

sedikit berbeda pada pengertian metode eksperimen. Perbedaan tersebut terlihat pada penjelasan yang kedua, dalam penjelasan tersebut siswa hanya dilatih untuk melakukan percobaan dan tidak dilatih untuk menuliskan hasil percobaannya dan melaporkannya atau mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan. Namun dari penjelasan-penjelasan tadi selanjutnya dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa metode eksperimen sendiri adalah metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan sendiri atau kelompok di mana siswa diminta untuk mencoba, mengamati, mencatat apa yang terjadi dan melaporkannya atau lebih tepatnya menyampaikannya di kelas untuk dievaluasi guru.

Kegiatan dalam eksperimen ini sendiri bertujuan untuk membantu siswa dalam memperoleh informasi ataupun data untuk memecahkan suatu masalah apa yang siswa lakukan. Dalam memecahkan permasalahan ini para siswa belum mengetahui jawaban secara pasti, yang mereka tahu berupa jawaban sementara. Kegiatan melakukan eksperimen ini tidak harus dilakukan didalam laboratorium, guru dapat menggunakan halaman sekolah sebagai tempat untuk melakukan eksperimen.

Kegiatan dalam eksperimen dilakukan melalui tiga tahap, seperti yang telah diungkapkan oleh Daryanto (2014:79) yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Ketiga tahapan eksperimen dijelaskan sebagai berikut ini: 1) Persiapan, dalam persiapan ini harus menetapkan tujuan eksperimen,

mempersiapkan alat dan bahan, mempersiapkan tempat eksperimen sesuai dengan jumlah siswa serta alat dan bahan yang tersedia, mempertimbangkan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat


(32)

menghindari resiko yang mengkin timbul, dan memberikan penjelasan mengenai apa yang harus diperhatikan dan tahapan yang harus dilakukan oleh para siswa.

2) Pelaksanaan, dalam tahap ini ada dua yang harus diperhatikan yaitu dalam proses eksperimen guru ikut membimbing serta mengamati proses percobaan dan guru perlu memperhatikan situasi secara keseluruhan termasuk membantu dan memecahkan masalah yang akan menghambat proses pembelajaran.

3) Tindak Lanjut, tahap ini siswa mengumpulkan laporan hasil eksperimen kepada guru, guru memeriksa hasil eksperimen siswa, guru memberikan umpan balik kepada siswa atas hasil eksperimen, guru dan siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, dan yang terakhir guru dan siswa memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan dan alat yang digunakan.

b. Kelebihan Eksperimen

Eksperimen sendiri mempunyai beberapa kelebihan, kelebihan-kelebihan tersebut menurut Djamarah (2006:84) adalah sebagai berikut ini: 1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaannya.

2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.


(33)

c. Kekurangan Eksperimen

Selain memiliki beberapa kelebihan, eksperimen juga memiliki beberapa kekurangan, kekurangan tersebut menurut Djamarah (2006:84) adalah sebagai berikut ini:

1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi. 2) Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu

mudah diperoleh dan mahal.

3) Menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.

4) Setiap percobaan yang dilakukan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena ada faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan.

Untuk lebih meningkatkan keterampilan eksperimen ada beberapa keterampilan proses yang harus dikembangkan guru bagi para siswa. Keterampilan proses tersebut menurut Dewi (2008:52), mencakup yang pertama keterampilan mengamati. Keterampilan ini merupakan keterampilan paling dasar yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Dengan mengamati membantu siswa untuk mengamati percobaan yang mereka lakukan dan mencatat apa yang terjadi. Pertanyaan akan muncul dengan proses mengamati tersebut. Yang kedua keterampilan mengukur. Keterampilan mengamati dan menggunakan alat berkaitan dengan keterampilan mengukur. Mengukur disini yaitu seperti mengukur panjang, berat, luas permukaan, volume, dan suhu. Keterampilan mengukur ini penting dalam kegiatan eksperimen, karena apabila dalam mengukur suatu benda atau suhu jika tidak teliti pasti hasil yang didapatkan pun tidak akan sesuai.


(34)

Kemudian keterampilan yang ketiga yaitu keterampilan mengklasifikasikan. Mengklasifikasikan ini merupakan proses memisahkan benda-benda atau kejadian berdasarkan bentuk-bentuk yang umum. Sebelum menglasifikasikan kegiatan yang pertama dilakukan adalah mengamati ciri benda atau kejadian tersebut. Keterampilan yang keempat yaitu keterampilan menyimpulkan. Setelah melakukan percobaan para siswa diminta untuk membuat kesimpulan. Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengamatan dan data yang akurat kemudian menjelaskannya. Keterampilan yang kelima yaitu keterampilan memprediksi. Keterampilan ini mirip dengan keterampilan menyimpulkan. Keterampilan memprediksi ini merupakan proses membuat tebakan ilmiah tentang kejadian yang akan terjadi. Dapat juga memprediksi terkait eksperimen yang sedang dilakukan siswa. Yang terakhir yaitu keterampilan mengkomunikasikan. Siswa harus berkomunikasi untuk saling berbagi hasil pengamatan yang sedang dilakukan dan untuk saling melengkapi satu sama lain. Keterampilan-keterampilan tersebut haruslah selalu dikembangkan dengan baik karena merupakan keterampilan yang penting dalam melakukan eksperimen.

Sesuai dengan pengertian dari eksperimen dan keterampilan proses yang telah diungkapkan oleh Daryanto dan Dewi, peneliti membuat 5 indikator keterampilan eksperimen penelitian ini. Indikator tersebut meliputi, merancang hipotesis, merangkai alat/menggunakan alat dengan benar, melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur, mencatat data, dan menulis kesimpulan.


(35)

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar adalah salah satu hal yang terpenting untuk meraih cita-cita, dengan belajar bersungguh-sungguh akan mendapatkan manfaat yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Belajar sendiri menurut Siregar & Nara (2011:3), adalah sebuah proses yang kompleks terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Sedangkan belajar menurut Burton (dalam Hosnan, 2014:3) adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Dari apa yang sudah dijelaskan tadi terkait pengertian belajar, terlihat jelas pada penjelasan pertama yang lebih menjelaskan arti belajar pada prosesnya sedangkan penjelasan kedua menekankan dengan siapa orang belajar. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya selama seumur hidup dengan kata lain dari mulai individu itu lahir sampai meninggal.

Belajar sendiri mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa di sekolah. Prestasi belajar menurut Arifin (2009:12), menyatakan bahwa kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berati “hasil usaha”. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Sedangkan prestasi belajar menurut Mulyasa (2013:189), adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah


(36)

menempuh kegiatan belajar. Pada penjelasan yang pertama yaitu Arifin, beliau lebih menekankan prestasi belajar itu ke aspek pengetahuan. Sedangkan Mulyasa, lebih menekankan pada hasil yang diperoleh siswa setelah menempuh kegiatan belajar tidak dijelaskan pada aspek tertentu, maka dari penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil usaha atau bukti keberhasilan pada aspek pengetahuan dari sebelum dan sesudah belajar para siswa melalui usaha-usaha yang telah dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung.

Setiap kegiatan dalam proses belajar mengajar siswa di sekolah akan menghasilkan beberapa perubahan dalam diri pada siswa. Perubahan tersebut mengarah pada tiga ranah penting yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif sendiri yaitu tentang pengetahuan siswa. Bagaimana pengetahuan siswa setelah menerima pelajaran dan penjelasan dari guru, apakah bertambah atau biasa saja. Begitu juga pada ranah afektif, dalam ranah ini yang dilihat adalah sikap siswa saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Yang terakhir psikomotorik, pada ranah ini umumnya merupakan ranah yang erat hubungannya dengan keterampilan siswa.

Keterampilan tersebut bermacam-macam misal keterampilan menggambar, menghitung, bernyanyi dan masih banyak lagi. Untuk melihat perubahan dalam setiap ranah, guru melakukan tes evaluasi saat satu materi telah selesai diajarkan, melakukan observasi, dan yang terakhir yaitu untuk melihat keberhasilan siswa di akhir semester guru melakukan ujian akhir semester. Ujian semester ini berguna untuk melihat prestasi belajar siswa.


(37)

Prestasi belajar tersebut berupa angka, semakin tinggi nilai siswa maka semakin bagus prestasi belajar mereka.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Berikut ini adalah fungsi utama prestasi belajar yang dikemukakan oleh Arifin (2009:12):

Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. Fungsi ini bermanfaat bagi guru, sebab guru dapat melihat pemahaman pengetahuan siswa melalui tes evaluasi dan hasilnya.

1) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan rasa ingin tahu. Semakin tinggi prestasi belajar siswa, menambah rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran yang didapatnya di kelas.

2) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Maksud dari fungsi ini adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong belajar siswa untuk meningkatkan dan sebagai umpan balik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

3) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan.

4) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap peserta didik. Proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatiakan, karena siswa yang diharapkan dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru.


(38)

Untuk mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, menurut Mulyasa (2013:191), faktor tersebut ada dua yaitu eksternal dan internal. Faktor internal (diri), baik secara fisiologis atau pun psikologis. Kondisi fisiologis ini berkaitan dengan kondisi fisik seseorang, yang dapat dibedakan menjadi dua yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor psikologis ini berhubungan dengan intelegensi seseorang misal bakat, minat, pengetahuan dan lain-lain.

Intelegensi ini sangat erat hubungannya dengan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Intelegensi ini merupakan dasar ketercapaian hasil belajar siswa. Artinya hasil belajar seseorang siswa bergantung pada tingkat intelegensinya. Semakin tinggi intelegensi siswa maka semakin tinggi pula prestasi yang akan ia dapat. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua prestasi belajar siswa yang rendah dipengaruhi karena intelegensi siswa yang rendah, sebab faktor prestasi belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lain.

Minat merupakan keinginan yang besar atau tinggi terhadap sesuatu. Misal apabila seorang siswa mempunyai minat terhadap mata pelajaran tertentu contohnya matematika. Siswa ini akan giat belajar matematika dan memusatkan perhatiannya pada saat pelajaran matematika. Minat ini juga termasuk faktor yang penting terhadap prestasi belajar siswa. Minat tidak selalu pada mata pelajaran tertentu bisa semua mata pelajaran diminati sehingga hasil dan prestasi belajar siswa sama-sama baik.


(39)

Selain faktor internal di atas ada faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor eksternal ini meliputi faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial sendiri menyangkut hubungan manusia antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi. Faktor eksternal dalam lingkungan keluarga bisa berpengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu peran fasilitator di sekolah yaitu guru juga mempengaruhi proses belajar siswa. Sehingga sebisa mungkin saat siswa berada di sekolah terlebih saat di kelas guru harus menjadi fasilitator yang baik bagi siswa.

3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD a. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya, (Hendro Darmojo dalam Samatowa, 2011:2). Sedangkan menurut Putra (2013:51), Sains atau IPA adalah pengetahuan yang mempelajari, menjelaskan, serta menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya yang bersifat empiris. Kemudian Wisudawati & Sulistyowati (2014:22) menambahkan bahwa IPA merupakan ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events). Dari apa yang diungkapkan oleh ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan gejala-gejala alam dan tersusun secara sistematis dan nyata melalui berbagai percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia sendiri.


(40)

Hakekat IPA sendiri menurut Wisudawati & Sulistyowati (2014:24) memiliki 4 unsur utama, yaitu:

a) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat.

b) Proses: Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. produk, sikap, dan aplikasi. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

c) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

d) Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD

Tujuan-tujuan pembelajaran IPA di SD ditandai sebagai sesuatu yang diharapkan akan dicapai oleh para siswa setelah melalui berbagai proses-proses dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan di awal pembelajaran sebagai acuan untuk kegiatan pembelajaran dan proses penilaian. Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Samatowa (2011:6) di antaranya adalah sebagai berikut ini:

1) IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Artinya di sini IPA merupakan suatu dasar teknologi yang penting bagi suatu bangsa.


(41)

2) Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. 4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat

membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

4. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik atau alamiah merupakan suatu pendekatan kesatuan fakta yang dapat dijelaskan dengan penalaran bukan sebatas ilmu kira-kira semata. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis dan membantu para siswa untuk memecahkan masalah terhadap fenomena-fenomena yang terjadi. Pendekatan saitifik sendiri menurut beberapa sumber buku hampir sama di antaranya menurut Fadllilah (2014:176), adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Sedangkan pendekatan saintifik menurut Hosnan (2014:34) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,


(42)

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep hukum atau prinsip yang ditemukan.

Pada penjelasan yang pertama mengenai pendekatan saintifik sedikit kurang jelas mengenai kegiatan seperti apa yang dilakukan berbeda pada penjelasan kedua yang lebih detail bagaimana kegiatan itu dilakukan. Namun dari apa yang sudah dijelaskan oleh kedua ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran dimana siswa lebih aktif untuk melakukan kegiatan di kelas maupun luar kelas dengan cara mengamati sesuatu untuk menemukan masalah, kemudian menanya apa yang sudah mereka amati setelah itu mencoba untuk mendapatkan fakta dan menalar serta mengkomunikasikannya di kelas.

Dalam Putra (2013:41) langkah-langkah dalam pendekatan saintifik ini pada dasarnya merujuk pada model penelitian yang dilakukan oleh Francis Bacon (1561-1626). Langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi masalah (dari fakta yang ditemukan). 2) Mengumpulkan data sesuai permasalahan yang ditemukan. 3) Memilah data yang sesuai dengan permasalahan yang ada 4) Merumuskan hipotesis.

5) Menguji hipotesis dengan mencari data yang lebih akurat dan faktual. 6) Menguji keakuratan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya agar

bisa menentukan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya. b. Ciri atau Karakteristik Pendekatan Saintifik


(43)

Pendekatan saintifik ini memiliki beberapa ciri, ciri yang utama yaitu proses dalam pembelajarannya mengacu pada cara kerja / metode ilmiah. Sedangkan karakteristik kegiatan dalam pendekatan saintifik menurut Majid (2014:211), adalah mengamati, menanya, menalar, mencoba dan membuat jejaring. Dalam kegiatan mengamati ini memacu rasa ingin tahu siswa terhadap suatu permasalahan, mendorong siswa untuk selalu aktif dalam berpikir dan membantu aktivitas siswa dalam bertanya. Proses mengamati sendiri dapat dilakukan dengan indra penglihatan, namun dapat pula dilakukan dengan bantuan-bantuan dari alat. Seperti mikroskop, kaca pembesar, termometer dan masih banyak lagi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut:

1) Menemukan objek apa yang akan diamati atau diobservasi.

2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.

3) Menemukan secara jelas data-data yang perlu diobservasi. 4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi.

5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.

6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi.

Yang kedua kegiatan dalam menanya, peran guru dalam kegiatan ini untuk mengeksplorasi segala pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dan melatih siswa untuk berpikir secara spontan. Dalam menanya akan lebih baik apabila guru menggali kemampuan siswa dalam bertanya. Kegiatan menanya dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan


(44)

dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 menurut Daryanto (2014:65), adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan bersifat hipotetik). Kegiatan menanya atau bertanya sendiri mempunyai fungsinya, fungsi-fungsi tersebut menurut Majid (2013:216) adalah sebagai berikut ini:

1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

2) Mendorong dan menginsiprirasi siswa untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan bentuk dirinya sendiri.

3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan atau solusinya.

4) Membangkitkan keterampilan dalam berbicara siswa, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis.

5) Mendorong partisipasi siswa dalam berdiskusi, beragumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.

Yang ketiga yaitu mencoba, dalam kegiatan ini dapat dipadukan dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui mempraktekkan, mengolah, menyajikan dan lain-lain. Mencoba dapat dilakukan dengan guru melakukan eksperimen sederhana dengan siswa, baik di dalam maupun luar kelas. Sebelum melakukan kegiatan eksperimen pun guru juga perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam melakukan eksperimen.

Yang keempat menalar, dalam kegiatan ini guru dapat membantu para siswa untuk berpikir logis dan sistematis terhadap apa yang mereka


(45)

observasi. Menalar dapat mendukung pengambilan keputusan dan kesimpulan dalam melakakukan suatu percobaan.

Untuk yang terakhir mengkomunikasikan dapat dilakukan setelah siswa melakukan eksperimen. Mengkomunikasikan ini menurut Daryanto (2014:80) dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

Dari penjelasan-penjelasan mengenai langkah pendekatan saintifik tadi peneliti menggunakan beberapa langkah dalam melakukan pendekatan saintifik di kelas yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomonikasikan.

5. Materi Pemanfaatan Energi a. Pengertian Energi

Energi menurut Yousnelly dkk (2010:89), adalah kemampuan untuk melakukan usaha atau kegiatan. Energi mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia. Sumber-sumber energi sendiri meliputi matahari, angin, air, bahan bakar minyak, gas, baterai, serta makanan.

b. Macam-macam Energi Alternatif

Setiap melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, semua manusia memerlukan energi. Energi-energi alternatif yang dimanfaatkan oleh manusia tersebut menurut Sumantoro (2009:161), adalah sebagai berikut ini:


(46)

Matahari merupakan sumber energi utama bagi bumi dan kehidupan manusia setiap hari. Energi dari matahari ini tidak akan habis meskipun digunakan terus menerus. Matahari dimanfaatkan untuk menjemur pakaian, menggerakkan mobil, dan mengaliri listrik.

2) Air

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Selain dimanfaatkan untuk minum, air juga dapat dimanfaatkan untuk keperluaan sehari-hari misalkan saja memasak, mencuci, menyiram tanaman. Air yang mengalir juga dapat digunakan sebagai sumber energi. Sumber tersebut di dapat dari air terjun yang mengalir deras. Aliran yang deras ini dimanfaatkan untuk menggerakan generator sehingga menghasilkan energi listrik.

3) Angin

Angin menurut Zuneldi (2011:126), adalah udara yang bergerak. Angin dapat merusak dan menghanccurkan lingkungan, namun angin juga mempunyai manfaat diantaranya dapat menggerakan perahu layar ketika berada di lautan, angin juga membantu untuk menerbangkan layang-layang dan menggerakan kincir angin. Selain matahari dan air, angin juga dapat menghasilkan energi listrik. Tenaga angin diubah menjadi listrik dengan mesin yang disebut turbin. Turbin angin memiliki baling-baling apabila terkena angin akan berputar. Baling-baling-baling tersebut dapat menggerakkan generator dan menghasilkan energi angin.


(47)

B. Penelitian yang Relevan

Pada penelitian relevan akan dibahas beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini. Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan

Judul penelitian pertama: Pengaruh Strategi Konflik Kognitif dan Berpikir Kritis terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VII SMP N 1 Nusa Penda. (2011). Penelitian ini dilakukan oleh I Wayan Gede Wiradana, yang bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perbedaan prestasi belajar fisika antara siswa yang mengikuti strategi konflik kognitif dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) mendeskripsikan perbedaan prestasi belajar fisika antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah. (3) mendeskripsikan pengaruh interaktif antara strategi pembelajaran konflik kognitif dengan pembelajaran konvensional dan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar fisika siswa.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Nusa Penida tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini dirancang menggunakan kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2 × 2, di mana strategi pembelajaran konflik kognitif sebagai variabel independen sedangkan kemampuan berpikir kritis sebagai variabel moderator atau variabel psikologi, prestasi belajar sebagai variabel dependen dengan desain ”Posttest only Control Group Design”. Data dianalisis dengan menggunakan ANAVA dua jalur berbantuan SPSS 13.0 for windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan prestasi belajar


(48)

fisika antara siswa yang mengikuti strategi konflik kognitif dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional dengan nilai F=20,882 dengan taraf signifikan 0,001 (p<0,05), (2) tidak terdapat perbedaan prestasi belajar fisika antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dengan yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah dengan nilai F= 1,437 dengan angka signifikansi 0,234 (p>0,05), (3) terdapat pengaruh interaktif antara strategi pembelajaran konflik kognitif dengan pembelajaran konvensional dan kemampuan berpikir kritis tehadap prestasi belajar fisika dengan nilai F=19,631 dengan taraf signifikansi 0,001 (p<0,05).

Judul penelitian kedua: Pengajaran pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode eksperimen pada siswa sekolah dasar. (2009). Penelitian ini dilakukan oleh Z. Muna, M. Sukisno, A. Yulianto. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui apakah penerapan metode eksperimen pada pengajaran pokok bahasan pesawat sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar. Penerapan metode ini dilakukan pada siswa kelas V semester 2 SD negeri Tayu Wetan 02. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk tindakan kelas yang dilaksanakan dengan tiga siklus dengan materi yang berbeda, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil belajar kognitif diperoleh melalui postest pada akhir siklus, hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh melalui lembar observasi, sedangkan tanggapan siswa diperoleh melalui angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajaran pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode eksperimen yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar.


(49)

Judul penelitian ketiga: Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan

Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau Dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa (2012). Penelitian ini dilakukan oleh Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran keterampilan proses sains dengan eksperimen bebas termodifikasi dan eksperimen terbimbing ditinjau dari sikap ilmiah dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial

2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMK “Kasatrian Solo” Sukoharjo. Sampel penelitian ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XIR.1 dan XIR.2. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk prestasi belajar, angket untuk sikap ilmiah dan motivasi belajar, lembar observasi untuk penilaian afektif dan psikomotorik. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan analisis variansi tiga jalan dengan isi sel tak sama. Uji lanjut menggunakan metode Scheffe. Hasil penelitian menunjukkan: 1. pendekatan keterampilan proses sains dengan metode eksperimen berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA, metode eksperimen terbimbing lebih efektif dibandingkan dengan metode eksperimen bebas termodifikasi; 2. sikap ilmiah tidak berpengaruh terhadap prestasi kognitif dan psikomotorik tetapi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi afektif; 3. tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotorik tetapi berpengaruh terhadap prestasi afektif; 4. ada interaksi antara metode pembelajaran dengan


(50)

sikap ilmiah terhadap prestasi kognitif dan tidak terdapat interaksi untuk prestasi afektif dan psikomotorik; 5. tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar baik kognitif, afektif maupun psikomotorik; 6. tidak terdapat interaksi antara sikap ilmiah dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik; 7. tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran eksperimen dengan sikap ilmiah dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Berikut ini adalah gambar tentang literatur map penelitian-penelitian terdahulu. Gambar dapat dilihat di bawah ini:

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu

Z. Muna, M. Sukisno, A. Yulianto: Pengajaran Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dengan Metode Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar tahun pelajaran 2009/2010.

Wiradana: Pengaruh Strategi Konflik Kognitif dan Berpikir Kritis terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VII SMP N 1 Nusa Penda tahun pelajaran 2011/2012.

Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Materi Pemanfaatan Energi Melalui Pendekatan Saintifik Pada Siswa Kelas IV SD N Puren, Tahun Pelajaran 2014/2015.

Astuti, Sunarno, Sudarisman: Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau Dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa tahun 2012.


(51)

C. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang bersifat nyata, teori-teori atau konsep dalam IPA dapat dibuktikan kebenarannya, sehingga IPA sendiri bukanlah ilmu yang mengada-ada. Dalam mengajarkan IPA guru dapat menggunakan Pendekatan Saintifik, yaitu pendekatan dengan model alamiah seperti melakukan eksperimen. Eksperimen adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru dalam mengembangkan kemampuan para siswa. Dengan melakukan eksperimen diharapkan siswa mengerti dan paham apa yang sedang guru ajarkan melalui pengalaman saat siswa sedang melakukan eksperimen. Kegiatan eksperimen ini sendiri diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang sebelumnya kurang menjadi lebih sedangkan yang sudah mendapat nilai atau prestasi yang bagus dapat mempertahankannya dengan baik.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Bagan dan Alur Kerangka Berpikir

Kegiatan Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Muatan pelajaran IPA

Siswa

Prestasi Belajar Keterampilan Eksperimen


(52)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan eksperimen materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

2. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar materi pemanfaatan energi pada siswa kelas IV SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

3. Upaya penggunaan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi siswa kelas IV SD N Puren, Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015, ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan pendekatan saintifik meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.


(53)

(54)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, dkk, 2006:3). Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas karena masalah yang diangkat dalam penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang ada di kelas dan untuk memperbaiki keadaan kelas yang kurang memuaskan.

Sesuai dengan penelitian tindakan kelas (PTK), maka peneliti menggunakan model Kemmis Mc Taggart. Siklus ini meliputi perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (obseving), dan refleksi (refleting) (Aqib, 2006:22). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

Gambar 3.1 Bagan Model Siklus PTK Kemmis dan Tagart Pelaksanaan SIKLUS 1

Pengamatan Refleksi

Pelaksanaan SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

Perencanaan Tindakan 1


(55)

Arikunto (2010:17), menguraikan langkah-langkah PTK model Kemmis dan Tagart sebagai berikut ini :

1 Perencanaan

Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika memulai tindakannya. Dalam perencanaan ini menyusun rencana-rencana tindakan yang akan dilakukan selama satu siklus atau dua siklus, seperti kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, waktu dan tempat penelitian, peralatan atau pun sarana yang diperlukan, hasil keseluruhan dari tindakan yang sudah dilakukan.

2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Beberapa hal harus diperhatikan pada langkah ini diantaranya kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan, proses tindakan yang dilakukan siswa cukup lancar atau tidak, situasi proses tindakan, perasaan siswa seperti bersamangat atau antusias, dan hasil keseluruhan dari tindakan.

3 Pengamatan

Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati yang sudah disebutkan dalam pelaksanaan. Dalam pengamatan ini diperlukan format pengamatannya.

4 Refleksi

Refleksi adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Dalam langkah ini guru mengingat kembali peristiwa yang sudah lampau, ketika tindakan tersebut berlangsung. Selain guru, siswa pun dilibatkan dalam refleksi ini. Para siswa diminta


(56)

mengingat kembali peristiwa yang terjadi ketika pelaksanaan tindakan berlangsung, ditanya senang atau tidak, diminta pendapatnya sebagai usulan untuk siklus selanjutnya.

B. Setting Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Puren. SD N Puren sendiri beralamat di Jalan Tantular No 93, Pringwulung, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri Puren, Sleman, Yogyakarta. Jumlah siswa kelas IV adalah 39 orang yang terdiri dari siswa perempuan 21 dan 18 siswa laki-laki.

3. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan dalam melakukan eksperimen dan prestasi belajar. Keterampilan ini meliputi merancang hipotesis dengan benar, merangkai alat dengan benar, melaksanakan eksperimen sesuai dengan prosedur, melakukan percobaan dari awal hingga akhir dengan runtut, mencatat data, dan membuat kesimpulan dari hasil eksperimen..

4. Lama Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015, dari bulan Maret sampai bulan Desember 2014. Penyusunan proposal sendiri dilakukan pada bulan Maret dan April, sedangkan untuk penyusunan


(57)

instrumen dilakukan pada bulan Mei dan Juni. Setelah menyusun insrtrumen kemudian peneliti mengujicobakan instrumen dan mengumpulkan data pada bulan Agustus hingga Oktober, sedangkan pengolahan data dilakukan pada bulan Oktober hingga November. Untuk penyusunan laporan dilakukan pada bulan Februari dan ujian dilakukan bulan Januari 2015.

C. Rencana Tindakan

1. Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan diantaranya adalah:

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD N Puren untuk melakukan penelitian di SD tersebut.

b. Identifikasi masalah

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengidentifikasi permasalahan belajar yang ada di SD N Puren khususnya di kelas IV. Identifikasi ini dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan terkait keterampilan siswa dalam melakukan kegiatan eksperimen. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV pada tanggal 1 April 2014, didapatkan hasil bahwa pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung terlebih untuk mata pelajaran IPA, guru jarang melakukan kegiatan eksperimen. Alasan mengapa guru jarang melakukan eksperimen karena terbatasnya waktu, serta alat-alat yang digunakan untuk eksperimen kurang lengkap. Selain itu apabila siswa diminta untuk membawa peralatan untuk eksperimen yang mereka bawa tidak lengkap sesuai arahan guru.


(58)

Setelah melakukan wawancara hari selanjutnya peneliti melakukan pengamatan di kelas IV pada tahun pelajaran 2013/2014. Ketika itu guru dan siswa sedang melakukan kegiatan eksperimen di luar kelas, eksperimen tersebut mengenai membuat rangkaian listrik. Dari pengamatan tersebut diperoleh data, dari 32 siswa yang dapat merancang hipotesis dengan benar sebanyak 10 orang siswa, sedangkan ketika siswa diminta merangkai alat dengan benar ada 20 siswa dari 32 siswa yang dapat merangkainya dengan benar. Terlebih ketika para siswa melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur, ada 15 siswa dari 32 yang dapat melakukannya dengan baik dan benar. Yang terakhir ketika mencatat data dan membuat kesimpulan tidak semua siswa melakukannya, 10 dari 32 siswa yang melakukanya.

Selain itu untuk melihat prestasi belajar siswa, peneliti melihat dari hasil ulangan tengah semester siswa kelas IV tahun pelajaran 20112/2013 dan 2013/2014.

c. Mengkaji Kompetensi Dasar dan Materi Pokok Pembelajaran

d. Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, dan LKS, soal evaluasi di setiap pertemuan, ringkasan, materi seperti terlihat dalam lampiran) e. Menyusun lembar pengamatan.

Lembar pengamatan ini disusun untuk melihat proses kegiatan siswa dalam melakukan eksperimen.

f. Membuat kisi-kisi soal evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa. g. Melakukan pengamatan dan tes awal sebelum tindakan.


(59)

Pengamatan bertujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai kegiatan pembelajaran di kelas sedangkan tes awal bertujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai prestasi belajar siswa.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan, dan setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 8x35 menit dan 3x35 menit. Siklus I dan II ditekankan pada keterampilan siswa melakukan eksperimen dan prestasi belajar. Siswa dibentuk ke dalam 7 kelompok dengan jumlah 5-6 orang siswa. Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan setiap siklus sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Rencana Tindakan

a) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, soal evaluasi, materi, dan peralatan untuk eksperimen.

b) Memperkenalkan percobaan mengenai kertas spiral dan menjemur kain.

2) Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1

a) Siswa mengamati gambar yang ditunjukan oleh guru (mengamati).

b) Siswa dan guru bertanya jawab terkait gambar yang diamati

(menanya).

c) Siswa dibagi menjadi 7 kelompok besar, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.


(60)

d) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) dan peralatan untuk melakukan eksperimen pada masing-masing siswa.

e) Dalam kelompok, siswa melakukan eksperimen tentang energi panas secara berkelompok (mencoba).

f) Siswa mengamati perubahan yang terjadi pada kertas spiral

(mengamati).

g) Siswa mencatat perubahan yang terjadi pada kertas spiral yang diletakkan di atas lilin yang menyala (menalar).

h) Guru menunjuk salah seorang siswa untuk mempresentasikan hasil ekperimennya di depan kelas (mengkomunikasikan).

i) Observer mengisi lembar pengamatan dan mencatat kejadian-kejadian yang muncul.

Pertemuan 2

a) Siswa mengamati gambar yang ada pada buku siswa (mengamati).

b) Siswa dan guru bertanya jawab tentang gambar yang sudah diamati

(menanya).

c) Siswa melakukan eksperimen pemanfaatan energi matahari secara berkelompok (mencoba).

d) Setiap kelompok melakukan eksperimen dengan menjemur 3 kain yang berjenis tipis, tebal, dan sedang yang berukuran 20x20cm dan kain berwarna hitam dan putih (mencoba).

e) Kain yang tipis, tebal, dan sedang dicelupkan seluruhnya ke dalam air kemudian dijemur di bawah terik matahari selama 10 menit.


(61)

f) Siswa diminta untuk mencatat dari ketiga kain tadi kain mana yang lebih dulu kering (menalar).

g) Kain yang berwarna hitam dan putih diambil serta diamati kain mana yang lebih dulu kering (menalar).

h) Siswa menuliskan hasil eksperimen yang sudah dilakukan di lembar kerja siswa yang sudah dibagikan oleh guru.

i) Salah satu kelompok maju untuk mempresentasikan hasil laporannya di depan kelas (mengkomunikasikan).

j) Setelah selesai melakukan kegiatan, siswa diminta untuk membuat laporan hasil eksperimen dan pengamatan.

k) Observer mengisi lembar pengamatan dan mencatat kejadian– kejadian yang muncul.

l) Sebelum mengakhiri pelajaran guru membagikan soal evaluasi. Soal ini merupakan soal evaluasi siklus I.

3) Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian ini mencangkup proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan data mengenai keterampilan eksperimen siswa selama mengikuti proses pembelajaran, dengan menggunakan rubrik pengamatan keterampilan eksperimen yang diisi oleh peneliti dan dibantu teman sejawat peneliti pada akhir siklus I. sedangkan prestasi belajar siswa didapatkan dari nilai yang diperoleh siswa.


(62)

4) Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I yang telah dilaksanakan. Refleksi yang dilakukan peneliti yaitu:

a) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama siklus I, baik pertemuan pertama dan kedua. Peneliti merefleksikan keberhasilan apa yang sudah dicapai serta hambatan atau kekurangan apa yang masih menjadi kendala.

b) Menganalisis peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa.

c) Menarik kesimpulan tentang peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa.

d) Membandingkan hasil soal evaluasi dan pengamatan dengan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan.

e) Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil soal evaluasi dan pengamatan untuk melaksanakan siklus II.

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan

a) Memperbaiki perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, LKS, dan materi ajar berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

b) Melanjutkan kegiatan pembelajaran mengenai pemanfaatan energi pada petemuan satu dan dua siklus II.

2) Pelaksanaan Tindakan Pertemuan 1


(63)

a) Guru meminta para siswa mengamati benda-benda yang ada di ruang kelas yang memanfaatkan energi angin (mengamati).

b) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai pengertian dan manfaat dari adanya energi alternatif (menanya).

c) Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya “apa manfaat energi alternatif untuk kehidupan sehari-hari(menanya).

d) Siswa diminta untuk membuat kelompok yang terdiri dari 5-6 anak. e) Guru membagikan lembar kerja siswa dan peralatan untuk

melakukan eksperimen pada masing-masing kelompok.

f) Guru menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan percobaan.

g) Dalam kelompok, siswa melakukan eksperimen dengan membuat kincir angin dengan ukuran yang berbeda sebanyak 3 buah

(mencoba).

h) Dalam kelompok siswa diminta untuk mengamati pembandingan putaran antara baling-baling kecil, sedang, agak besar apa bila terkena angin (mengamati).

i) Siswa diminta untuk mencatat hasil eksperimen dan pengamatan dalam lembar pengamatan yang telah disediakan (menalar).

j) Setelah semua kelompok selesai melakukan pengamatan, masing-masing perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil eksperimen (mengkomunikasikan).

k) Observer mengisi lembar pengamatan dan mencatat kejadian– kejadian yang muncul.


(64)

Pertemuan 2

a) Guru meminta para siswa mengamati sekitar kelas peralatan yang menghasilkan energi angin (mengamati).

b) Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya “apa manfaat energi alternatif untuk kehidupan sehari-hari(menanya).

c) Guru menyampaikan materi pengantar yaitu tentang energi alternatif angin dan pemanfaatannya.

d) Siswa diminta untuk membuat kelompok yang terdiri dari 5-6 anak. e) Guru membagikan lembar kerja siswa dan peralatan untuk

melakukan eksperimen pada masing-masing kelompok.

f) Guru menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan eksperimen.

g) Dalam kelompok, siswa melakukan eksperimen membuat layang-layang satu buah (mencoba)..

h) Guru meminta siswa untuk membawa layang-layang yang sudah jadi dibawa ke luar dan diterbangkan.

i) Di dalam kelompok siswa diminta untuk mengamati layang-layang yang sudah diterbangkan (mengamati).

j) Siswa mencatat hasil percobaan dan pengamatan dalam lembar pengamatan yang telah disediakan (menalar).

k) Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil eksperimen (mengkomunikasikan).

l) Peneliti memberikan soal evaluasi siklus II untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang eksperimen yang dilakukan.


(65)

3) Pengamatan

Pengamatan dalam penelitian ini mencangkup proses pembelajaran dan hasil evaluasi siswa. Pengamatan proses pembelajaran dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan data mengenai keterampilan melakukan eksperimen siswa selama mengikuti proses pembelajaran, dengan menggunakan rubrik pengamatan keterampilan melakukan eksperimen yang diisi oleh peneliti. Sedangkan prestasi belajar siswa didapatkan dari nilai yangj diperoleh siswa.

4) Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan siklus II yang telah dilaksanakan. Refleksi yang dilakukan peneliti yaitu:

a) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan selama siklus II, baik pertemuan pertama dan kedua. Peneliti mereflesikan keberhasilan apa yang sudah dicapai serta hambatan atau kekurangan apa yang masih menjadi kendala.

b) Menganalisis peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa.

c) Menarik kesimpulan tentang peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar siswa.

d) Membandingkan hasil soal evaluasi dan pengamatan dengan indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan untuk memutuskan apakah siklus dilanjutkan atau tidak.


(66)

D. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti mengumpumpulkan data penelitian menggunakan beberapa teknik, teknik tersebut sebagai berikut :

1 Non tes

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data non tes yang digunakan adalah observasi atau pengamatan. Menurut Arifin (2009:153), observasi adalah suatu proses pengamatan dan perencanaan secara sistematis logis, obyektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa observasi atau pengamatan adalah cara menganalisa dan mencatat secara nyata dan sistematis yang terjadi dengan melihat dan mengamati secara langsung pada saat itu. Pengamatan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui situasi kelas sehingga diperoleh data dan informasi mengenai proses perkembangan pembelajaran saat di kelas. Data dari hasil pengamatan yang dilakukan dimasukan ke dalam lembar pengamatan dan rubrik pengamatan.

2 Tes

Pada penelitian ini, data tentang prestasi belajar dikumpulkan menggunakan tes. Tes sendiri menurut Sanjaya (2011:99), berguna untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes ini berupa tes obyektif atau pilihan ganda yang berjumlah 20 nomer untuk setiap siklusnya. Soal tes diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II. Perumusan soal tes juga mengacu pada kisi-kisi yang telah dibuat.


(67)

E. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua instrumen yaitu, non tes dan tes. Instrument tersebut adalah sebagai berikut ini :

1 Lembar Pengamatan dan Rubrik

Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan untuk menilai keterampilan siswa dalam kegiatan eksperimen. Lembar pengamatan ini diisi oleh peneliti dan dibantu teman sejawat yang membantu peneliti dalam melakasanakan penelitian. Pengamatan ini dilakukan setiap pertemuan. Lembar pengamatan keterampilan eksperimen disusun sesuai dengan indikator keterampilan eksperimen. Adapun indikator keterampilan eksperimen adalah membuat hipotesis, merangkai alat/menggunakan alat dengan benar, melaksanakan eksperimen sesuai prosedur, mencatat data dan membuat kesimpulan. Lembar pengamatan keterampilan eksperimen yang telah disusun peneliti dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Keterampilan Eksperimen

No. Kisi-kisi Lembar Pengamatan

1 Merancang hipotesis

2 Merangkai alat/ menggunakan alat dengan benar 3 Melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur 4 Mencatat data

5 Menulis kesimpulan

Adapun kriteria penentuan skor keterampilan eksperimen untuk indikator merancang hipotesis skor 1 jika siswa tidak merancang hipotesis, 2 jika hipotesis yang dirancang tidak sesuai eksperimen, dan 3 jika hipotesis dirancang sesuai tujuan eksperimen. Untuk indikator merangkai


(68)

alat/menggunakan alat dengan benar, siswa mendapat skor 1 jika tidak merancang atau menggunakan alat, siswa mendapat skor 2 jika alat dirancang namun tidak rapi, dan siswa mendapat skor 3 jika alat dirancang dan rapi. Untuk indikator melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur, siswa mendapat skor 1 jika tidak melakukan eksperimen, skor 2 jika siswa melakukan eksperimen tidak sesuai petunjuk, dan skor 3 jika melakukan eksperimen sesuai petunjuk. Sedangkan untuk indikator mencatat data, siswa mendapat skor 1 jika data tidak sesuai eksperimen, skor 2 jika data tidak lengkap, dan skor 3 jika data lengkap dan dicatat benar. Kemudian untuk indikator terakhir yaitu menulis kesimpulan, siswa mendapat skor 1 jika tidak menulis hasil eksperimen, skor 2 jika kesimpulan yang dibuat tidak sesuai eksperimen, dan skor 3 kesimpulan di tulis sesuai tujuan eksperimen.

2 Soal Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes tertulis dengan tipe obyektif (pilihan ganda), dimana siswa memilih jawaban yang paling benar melalui empat pilihan jawaban. Tes pilihan ganda ini menurut Sukardi (2008:125), berguna untuk mengukur batasan atau definisi pengetahuan yang sudah jelas. Tes ini digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa yang diperoleh pada muatan pelajaran IPA materi pemanfaatan energi. Dengan kompetensi dasar 3.4 Membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, dan kompetensi dasar 4.6 Menyajikan laporan tentang sumberdaya alam dan pemanfaatannya oleh masyarakat.Instrument tes dalam penelitian


(1)

249

DOKUMENTASI

Kegiatan Mengamati Gambar Kegiatan Menanya

Kegiatan Mencoba Kegiatan Mencoba

Kegiatan Mencoba Kegiatan Menalar Lampiran 17


(2)

250

Kegiatan Menalar Mengerjakan LKS

Kegiatan Mengkomunikasikan Kegiatan MengkomunikasikaN

Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I Kegiatan Mengamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

251

Kegiatan Menanya Kegiatan Mencoba

Kegiatan Mencoba Kegiatan Mengerjakan LKS

Kegiatan Mengkomunikasikan Kegiatan Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus II


(4)

252

Lampiran 18


(5)

253

Lampiran 19


(6)

259

BIOGRAFI PENELITI

Ikawati Prasiwi adalah anak pertama dari dua bersaudara. Lahir di Gunungkidul, 09 Oktober 1993 dari pasangan Bapak Sadiman dan Ibu Suwarsi. Peneliti mengawali pendidikan formal di SD Negeri Tukangan selama enam tahun dan dinyatakan lulus tahun 2005. Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan selama tiga tahun dan dinyatakan lulus pada tahun 2008 di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Tahun 2011 peneliti dinyatakan lulus setelah menempuh selama tiga tahun di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA PIRI 1.Pada tahun 2011 peneliti menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menempuh bangku perkuliahan, peneliti mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skill. Tahun 2011 peneliti mengikuti kegiatan Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma (INFISA). Di tahun 2012, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 1 dan 2. Di tahun yang sama peneliti mengikuti Kursus MahirDasar (KMD) Pramuka.


Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas IV

0 13 196

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Peningkatan hasil belajar IPS (pada studi perkembangan teknologi transportasi) melalui penerapan pendekatan belajar pembelajaran kontekstual siswa kelas IV MI Miftahusshibyan Curug Tangerang

1 19 97

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (ctl) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa

0 14 195

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126