Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendekatan saintifik dan tematik-integratif adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013. Daryanto 2014:51, menjelaskan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang secara menarik dan menyenangkan bagi siswa agar siswa aktif dan menemukan sendiri pengetahuan melalui tahapan- tahapan ilmiah. Siswa disediakan ruang yang luas untuk mengembangkan pemahamannya melalui tahapan dalam pendekatan saintifik. Selain itu pendekatan saintifik juga dapat meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa dalam proses belajar. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses. Keterampilan proses tersebut menurut Fadlillah 2014:176, meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan 5M. Dari apa yang diuraikan tersebut, dapat dijabarkan bahwa kegitan mengamati ini berupa mengamati gambar yang di tunjukan oleh guru. Setelah siswa mengamati mereka mengajukan pertanyaan dari yang bersifat faktual dan merancang hipotesis dari apa yang dilihat. Pendekatan tematik integratif disini merupakan kegiatan pembelajaran yang dibuat pertema dengan menggabungkan beberapa muatan pelajaran yang satu dengan yang lain. Penelitian ini lebih difokuskan pada muatan pelajaran IPA terutama pada materi pemanfaatan energi. Muatan pelajaran IPA merupakan salah satu muatan pelajaran yang memberikan ruang yang luas bagi para siswa untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. IPA sendiri menurut Wisudawati dan Sulistyowati 2014:22, adalah merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual factual , baik berupa kenyataan reality atau kejadian events dan hubungan sebab akibatnya. Dari uraian tadi dapat di katakan bahwa IPA adalah ilmu yang memiliki karakteristik khusus sebab mempelajari segala fenomena-fenomena yang ada di alam berupa kenyataan. Dengan mempelajari IPA di jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar dapat membangun pola berpikir yang paling mendasar bagi para siswa melalui berbagai metode serta pendekatan yang diterapkan oleh guru di setiap muatan pelajaran IPA. Keterampilan melakukan eksperimen merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA. Eksperimen menurut Roestiyah dalam Putra, 2013:132 adalah suatu cara mengajar saat siswa melakukan suatu percobaan, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Dengan eksperimen siswa mampu menemukan sendiri kebenaran teori yang sedang guru jelaskan. Melalui wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas IV pada tanggal 1 April 2014, ada beberapa masalah yang ditemui di SD N Puren. Di antaranya pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung terlebih untuk mata pelajaran IPA, guru jarang melakukan kegiatan eksperimen, karena terbatasnya waktu. Serta alat-alat yang digunakan untuk eksperimen kurang lengkap. Selain itu apabila siswa diminta untuk membawa peralatan untuk eksperimen yang mereka bawa tidak sesuai arahan guru. Setelah melakukan wawancara hari selanjutnya peneliti melakukan pengamatan di kelas IV pada tahun pelajaran 20132014. Ketika itu guru dan siswa sedang melakukan kegiatan eksperimen di luar kelas, eksperimen tersebut mengenai membuat rangkaian listrik. Dari pengamatan tersebut diperoleh data, dari 32 siswa yang dapat merancang hipotesis dengan benar sebanyak 10 siswa, siswa yang merangkai alat dengan benar ada 20 siswa dari 32 siswa. Terlebih ketika para siswa melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur, ada 15 siswa dari 32 yang dapat melakukannya dengan baik dan benar. Yang terakhir ketika mencatat data dan membuat kesimpulan ada 10 dari 32 siswa yang melakukanya. Permasalahan yang kedua yaitu prestasi belajar siswa yang kurang, ini terlihat dari nilai ujian tengah semester UTS siswa terdahulu. Prestasi belajar menurut Mulyasa 2013:189, adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Di SD N Puren pada tahun pelajaran 20122013 ada 22 siswa dari 38 siswa yang nilai ulangannya pada materi energi dan perubahannya masih di bawah KKM, KKM pada waktu itu adalah 65. Berikutnya pada tahun 20132014, masih ada 18 siswa dari 32 siswa yang nilai ulangannya pada materi energi dan perubahannya belum memenuhi KKM yaitu 65. Siswa dinyatakan tuntas dalam mata pelajaran IPA apabila nilai yang didapat sudah memenuhi KKM dan tidak di bawah KKM. Untuk itu pendekatan saintifik ini penting membantu meningkatkan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar, sebab dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui tahapan 5M, dapat memberikan pengalaman langsung serta pengetahuan yang berharga bagi siswa, sehingga siswa tidak mudah lupa dengan apa yang mereka dapatkan melalui eksperimen. Selain itu dapat memberikan dampak bagi prestasi belajar siswa agar semakin meningkat. Dalam penelitian ini peneliti memilih dua variabel yaitu keterampilan eksperimen dan prestasi belajar. Dua variabel ini dipilih karena untuk melihat respon siswa terhadap pendekatan yang dilakukan saat mengajar apakah dapat meningkatkan keterampilan dalam melakukan eksperimen dan prestasi belajar siswa melalui pendekatan yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi Belajar Materi Pemanfaatan Energi melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD N Puren, Yogyakarta, Tahun Pelajaran 20142015 ”.

B. Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis naskah drama dengan media cerpen ( sebuah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI MAN Cibinong Bogor tahun pelajaran 2010-2011)

2 21 165

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui strategi pembelajaran kooperatif tipe team game tournament materi masalah sosial lingkungan setempat kelas IV MI Dayatussalam Cileungsi Bogor Jawa Barat Tahun pelajaran 2013/2014

0 4 121

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode eksperimen dan pendekatan ekspositori melalui metode demonstrasi : quasi eksperimen pada kelas x SMA Negeri 2 Ciputat Tangerang

0 3 163

Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa kelas IV

0 13 196

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Peningkatan hasil belajar IPS (pada studi perkembangan teknologi transportasi) melalui penerapan pendekatan belajar pembelajaran kontekstual siswa kelas IV MI Miftahusshibyan Curug Tangerang

1 19 97

Peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan metode SQ3R pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun pelajaran 2013-2014

0 18 111

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (ctl) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa

0 14 195

Peningkatan motivasi belajar siswa melalui media audio visual pada mata pelajaran PKN siswa kelas II MI Al-Husna Ciledug Tahun pelajaran 2013/2014

3 12 126