Proses Penyusunan APBD ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 5-1. Perbandingan Prosedur Penyusunan Anggaran antara Kecamatan Gondokusuman dengan ketentuan Sektor Publik. No Sektor Publik Anggaran Kecamatan Gondokusuman Sesuai Tidak 1 Pemerintah Daerah menyam- paikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya se- jalan dengan Rencana Kerja Pe- merintah Daerah, sebagai lan- dasan Penyusunan RAPBD ke- pada DPRD. Pemerintah Kota menyampai- kan kebijakan umum APBD pada Tahun berikutnya seja- lan dengan SKPD sebagai la- ndasan penyusunan RAPBD. Sesuai 2 Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati dengan DPRD, pemerintahan Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan acuan bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah kota melakukan pembahasan perioritas dan palfon sebagai acuan dalam menyusun Satuan Kerja Perangkat Daerah. Sesuai 3 Dalam Rangka penyusunan RAPBD, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja Anggaran RKA Satuan Kerja Perangkat Daerah tahun berikutnya. Rencana Kerja dan Anggaran RKA Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun dengan pendekatan berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai dan prakiraan belanja. Sekertaris Kasubag me- lakukan disposisi camat, yang sebelumnya di lengkapi Surat edaran Sekertaris Daerah untuk Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah RKA SKPD Sesuai 4 Rencana Kerja dan Anggaran RKA disampaikan kepada DP- RD untuk dibahas dalam pem- bicaraan pendahuluan RAPBD. Hasil pembahasan Rencana Ker- ja Anggaran disampaikan kepa- da pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusun- Menyelenggarakan rapat bersama dengan seksi-seksi, sub bagian umum dan lurah yang dilakukan oleh sekertaris camat dituangkan dalam RKA, setelah mencari data secara rinci melalui rapat koordinasi dan membentuk Sesuai No Sektor Publik Anggaran Kecamatan Sesuai Gondokusuman Tidak an Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD tahun berikutnya. penyusunan RKA dan pem- bagian tugas 5 Pemerintah mengajukan Ran- cangan Peraturan Daerah tentang APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukung- nya kepada DPRD. DPRD dapat mengajuan yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran APBD. Sepan- jang tidak mengakibatkan per- tumbuhan deficit pada anggaran. Sub Bagian pelaporan men- erima data usulan dari seksi- seksi sub bagian dan lurah dapat di koordinasi. Setelah itu menganalisis pelopran dan kasir penerimaan. Setelah itu memverifiasi dan mengolah data yang dikoordinir oleh sekertaris, dan diolah oleh kasirkasubag untuk melak- sanakan tugas penyusunan RKA. Setelah itu diolah jika ada kesalahan atau data yang kurang maka akan di analisis oleh Sub Bagian Pelaporan. Setalah Sekertaris Camat me- ngoreksi draf yang sudah lengakap dan sudah diketik. Sesuai 6 APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi program kegiatan, dan jenis belanja. Ap- abila untuk membiayai keper- luan setiap bulan, Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun ang- garan berikutnya. Draf RKA yang sudah diparaf oleh sekertaris camat setelah itu diberikan dicamat , setelah itu camat menandatangani- nya, setelah ditandatangani oleh camat setelah itu di- serahkan ke sub bagian ke- uangan untuk diarsipkan dan digandakan setelah itu di- kirimkan kekelurahan . ang- garan yang sudah di tanda- tangani oleh camat dan sudah dicap, memberi surat peng- antar dan mengirim ke Dinas Pajak dan Pengelolaan Keu- angan dan disahkan oleh Se- kertaris Daerah. Sesuai

C. Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman

Anggaran Belanja Kecamatan Gondokuuman dari tahun 2011 sampai 2012 terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Masing-masing dirinci menuru kelompok belanja yang meliputi Belanja Pegawai dan Belanja Barang dan Jasa. Format susunan nggaran belanja disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomer 2 Tahun 2009. Tabel 5-2. Program dan Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung 1. Belanja Pegawai Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran : 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa Program Peningkatan Sarana dan Aparatur : 1. Belanja Pegawai 2. 2. Belanja Barang dan Jasa Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur : 1. Belanja Pegawai 2. 2. Belanja Barang dan Jasa Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan : 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa Program pelayanan masyarakat berbasis kewilayahan : 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa Program Pemberdayaan Masyarakat : 1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa

Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Program Pemberdayaan Masyarakat : 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang dan Jasa Program Kegiatan Pembangunan Wilayah : 1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang dan Jasa

D. Analisis Varians

Untuk mengetahui apakah terjadi efisiensi dalam penyusunan pada Anggaran Belanja Kecamatan dilakukan analisis varians yaitu Rasio Efisiensi Belanja dengan menghitung realisasi anggaran dibagi dengan rencana anggaran dikali seratus persen. apabila kinerja pemerintah daerah dinilai baik apabila pemerintah mampu melakukan efisensi belanja. Sebaliknya apabila realisasi belanjamya lebih besar dari jumlah yang dianggarakan, maka hal itu mengidentifikasikan adanya anggaran kinerja yang kurang baik.

1. Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman Tahun 2012

Anggaran Belanja Kecamatan Gondokusuman pada Tahun 2012 melakukan analisis program-program yang dilakukan pada tahun tersebut. Secara keseluruhan, total belanja yang dianggarkan oleh Kecamatan Gondokusuman sebesar Rp3,437,361,752 dan besarnya realisasi Rp3,156,943,055. Setelah dilakukan Analisi Varians, selisih yang terjadi sebesar Rp280,418,697 dengan besarnya persentase pelaksanaan anggaran sebesar 91.84, sehingga mengidentifikasikan adanya kinerja anggaran belanja yang baik. Pelaksanaan anggaran belanja dapat dikatakan efisiensi karena sudah memenuhi target. Anggaran belanja lebih besar dari pada realisasinya pada tahun 2012 disebabkan SDM yang kurang memenuhi target dalam pelaksanaannya.

a. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai. Belanja pegawai merupakan belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil. Belanja tidak langsung secara keseluruhan memiliki persentase pelaksanaan anggaran 92 dengan nilai anggaran belanja sebesar Rp2,857,379,942 dan realisasi sebesar Rp2,625,162,082. Perbandingan selisih yang terjadi sebesar Rp232,217,860.

b. Belanja Langsung

Belanja Langsung terdiri dari beberapa program yaitu program pelayanan adminitrasi perkantoran, program peningkatan aperatur, program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan, program pelayanan masyarakat berbasis kewilayahan. Belanja tidak langsung secara keseluruhan memiliki persentase pelaksanaan anggaran 92 dengan anggaran belanja sebesar Rp579,981,810 dan realisasi sebesar Rp531,780,973 Perbandingan selisih yang terjadi sebesar Rp48,200,837. Perbandingan ini dikarenakan ada beberapa program dari belanja yang mengalami selisih.

1. Program Pelayanan Adminitrasi Perkantoran

Perbandingan untuk program pelayanan adminitrasi kantor dengan persentase pelaksanaan kantor sebesar 93 yaitu dengan anggaran sebesar Rp449. 690.010 dan realisasi sebesar Rp417.689.681 sehingga selisih sebesar Rp32.000.329. program adminitrasi kantor terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang dan jasa. Perbandingan selisih terjadi pada belanja pegawai sebesar Rp610.000 yaitu persentase pelaksanaan anggaran 100 dengan jumlah anggaran sebesar Rp221.319.160 dan realisasi sebesar Rp220.709.160. sedangkan barang dan jasa dengan persentase 86 yaitu anggaran sebesar Rp228.370.850 dan realisasi sebesar Rp196.980.521 dengan selisih Rp31.390.329. 2. Program Peningkatan Sarana dan Aperatur Perbandingan selisih untuk program peningkatan sarana dan aperatur dengan persentase pelaksanaan anggaran 84 yaitu anggaran sebesar Rp68.359.800 dan realisasi sebesar Rp57.630.792. Program peningkatan sarana dan aperatur terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang dan jasa. Perbandingan selisih dari belanja pegawai sebesar Rp430.000 yaitu persentase pelaksanaan anggaran 96 dengan jumlah anggaran Rp11.515.000 dan realisasi sebesar 11.085.000 sedangkan barang dan jasa dengan persentase 82 dengan jumlah anggaran Rp56.844.800 dan realisasi Rp46.545.792 dengan selisih Rp10.299.008.

3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Tidak ada perbandingan selisih pada program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan yaitu persentase pelaksanaan anggaran sebesar 100 dengan jumlah anggaran dan realisasi sebesar Rp1.860.000. program peningkatan pengembangan sisitem pelaporan capaian kinerja dan keuangan terdiri dari belanja pegawai dengan jumlah anggaran dan realisasi sebesar Rp1.860.000.

4. Program Pelayanan Masyarakat Berbasis Kewilayahan

Perbandingan selisih untuk program pelayanan masyarakat berbasis kewilayahan dengan persentase sebesar 86 yaitu anggaran sebesar Rp37.072.000 dan realisasi sebesar Rp31.900.500 sehingga selisih sebesar Rp5.171.500. Program pelayanan Masyarakat berbasis kewilayahan terdiri dari belanja pegawai dan barang dan jasa. Belanja pegawai mengalami dengan persentase pelaksanaan anggaran 92 yaitu anggaran sebesar Rp18.525.000 dan realisasi sebesar Rp17.015.000 sehingga selisih sebesar Rp1.510.000. Sedangkan barang dan jasa dengan persentase 80 dengan anggaran sebesar Rp18.547.000 realisasi sebesar Rp14.885.500 dengan selisih 3.661.500. 5. Program Pemberdayaan Masyarakat Perbandingan selisih untuk program pemberdayaan masyarakat dengan persentase 99 yaitu anggaran sebesar Rp23.000.000 dan realisasi sebesar Rp22.700.000 dengan selisih sebesar Rp300.000. Program pemberdayaan masyarakat terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang dan jasa. Perbandingan selisih terjadi pada belanja pegawai sebesar Rp300.000 persentase sebesar 99 dengan anggaran sebesar Rp8.540.000 dan realisasi sebesar Rp8.240.000. tidak ada perbandingan selisih pada belanja barang dan jasa yaitu persentase pelaksanaan anggaran sebesar 100 dengan jumlah anggaran dan realisasi sebesar Rp14.460.000. Tabel 5-3. Data Anggaran dan Realisasi Kecamatan Gondokusuman Tahun 2012 SELISIH Rasio ANGGARAN REALISASI Rp Efisiensi belanja 1 Belanja Tidak Langsung 2,857,379,942 2,625,162,082 232,217,860 91.87 1.1 Belanja Pegawai 1,857,379,942 1,195,018,997 26,655,932 64.33 2 Belanja Langsung 579,981,810 531,780,973 48,200,837 91.69 2.1 Program Pelayanan Adm. Kantor 449,690,010 417,689,681 32,000,329 92.88 2.1.1 Belanja Pegawai 221,319,160 220,709,160 610,000 99.72 2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 228,370,850 196,980,521 31,390,329 86.25 2.2 Program Peningkatan Sarana dan Aparatur 68,359,800 57,630,792 10,729,008 84.31 2.2.1 Belanja Pegawai 11,515,000 11,085,000 430,000 96.26 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 56,844,800 46,545,792 10,299,008 81.88 2.3 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keu 1,860,000 1,860,000 - 100 2.3.1 Belanja Pegawai 1,860,000 1,860,000 - 100 2.3.2 Belanja Barang dan Jasa - - - 2.4 Program Pelayanan Masy. Berbasis Kewilayahan 37,072,000 31,900,500 5,171,500 86.05 2.4.1 Belanja Pegawai 18,525,000 17,015,000 1,510,000 91.85 2.4.2 Belanja Barang dan Jasa 18,547,000 14,885,500 3,661,500 80.26 2.5 Program Pemberdayaan Masyarakat 23,000,000 22,700,000 300,000 98.70 2.5.1 Belanja Pegawai 8,540,000 8,240,000 300,000 96.49 2.5.2 Belanja Barang dan Jasa 14,460,000 14,460,000 - 100 Total Belanja Kecamatan 3,437,361,752 3,156,943,055 280,418,697

91.84 NO

KETERANGAN JUMLAH Rp