Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot dan
sebagainya. Pengeluaran modal besar biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman. Belanja ModalInvestasi adalah pengeluaran
manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan menambah anggaran
rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.
F. Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip anggaran sektor publik menurut Mardiasmo 2004;67-68, meliputi : 1. Otorisasi oleh Lembaga Legislatif
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari lembaga legislatif terlebih dahulu sebelum lembaga eksekutif dapat membelanjakan anggaran.
2. Komprehensif Anggaran harus menunjukan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Oleh karena itu, adanya dan non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran bersifat komperhensif.
3. Keutuhan anggaran Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum
general fund 4. Nondiscretionary appropriation
Jumlah disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
5. Periodik Anggaran merupakan suatu proses periodik, dapat bersifat tahunan maupun
multitahunan. 6. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukan cadangan tersembunyi hidden reserve dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi
anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate pengeluaran.
7. Jelas Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat dan tidak
membingungkan. 8. Diketahui publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
G. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Menurut Mashun dkk 2001, proses penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD menurut akuntansi sektor publik :
1. Pemerintah daerah menyampaikan kebijakan umum APBD tahun anggaran berikutnya sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah., sebagai landasan
penyusunan RAPBD kepada DPRD. 2. kebijakan umum APBD telah disepakati dengan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah DPRD, pemerintah daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah membahas prioritas dan plafon anggaran sementara untuk dijadikan bagi Satuan
Kerja Perangkat Daerah. 3. Dalam rangka penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
RAPBD, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja Anggaran RKA Satuan Kerja Perangkat Daerah
tahun berikutnya. 4. Rencana Kerja dan Anggaran RKA Satuan Kerja Perangkat Daerah disusun
dengan pendekatan prestasi kerja akan dicapai dan prakiraan belanja. 5. Rencana Kerja dan Anggaran RKA disampaikan kepada DPRD untuk dibahas
dalam pembicaraan pendahuluan RAPBD. 6. Hasil pembahasan Rencana Kerja Anggaran disampaikan kepada pejabat
pengelola keuangan daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD tahun berikutnya.
7. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang APBD, disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD.