Komponen Komitmen Faktor yang Memengaruhi Komitmen

diperlukan. Pegawai yang terinspirasi oleh sasaran bersama seringkali tingkat komitmennya lebih tinggi dibanding komitmen yang datang karena insentif finansial Goleman, 1999.

2.5.1 Komponen Komitmen

Menurut Allen dan Meyer dalam Robbins 2011, ada tiga komponen yang mempengaruhi komitmen, sehingga pegawai memilih tetap atau meninggalkan organisasi berdasarkan norma yang dimilikinya. Tiga komponen tersebut adalah : 1. Komitmen afektif, yang berkaitan dengan adanya keinginan karyawan untuk menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional pada organisasi. Individu menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. want to. 2. Komitmen berkelanjutan, adalah suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional. Komitmen ini terbentuk atas dasar untung rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan menetap pada suatu organisasi. need to. 3. Komitmen normatif, adalah komitmen yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam diri karyawan. Karyawan bertahan pada organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan. ought to. Menurut Komalasari dkk 2009, ketiga komponen komitmen tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Arti mutually exclusive adalah bahwa seseorang bisa Universitas Sumatera Utara memiliki komitmen afektif, komitmen berkelanjutan maupun komitmen normatif secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan dengan tingkat intensitas yang berbeda-beda.

2.5.2 Faktor yang Memengaruhi Komitmen

Komitmen karyawan pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers dalam Sopiah 2008, menyatakan 3 tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan, yaitu : 1. Ciri pribadi karyawan, termasuk masa jabatannya dalam organisasi dan variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan. 2. Ciri pekerjaan, seperti identifitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan rekan kerja. 3. Pengalaman kerja Menurut Porter dan steer dalam Temaluru 2001, mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi adalah : masa kerja tenure, karakteristik pribadi dan faktor lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bateman dan Stresser dalam Armstrong 1999, menemukan kenyataan bahwa individu yang memilki komitmen organisasi tinggi akan memiliki kondisi : 1. Individu-individu tersebut lebih mampu beradaptasi 2. Jumlah pegawai yang keluar masuk turnover lebih sedikit 3. Keterlambatan datang dalam bekerja lebih sedikit dijumpai Universitas Sumatera Utara 4. Kepuasan kerja lebih tinggi Komitmen dari karyawan cendrung rendah, maka menurut Schermerhorn dalam Putri 2011, akan terjadi kondisi sebagai berikut: 1. Tingkat absensi karyawan tinggi dan meningkatnya turnover. Pada banyak penelitian, individu yang berkomitmen terhadap organisasinya cendrung kurang melakukan usaha mencari pekerjaan baru. 2. Ketidak inginan untuk berbagi dan berkorban untuk kepentingan organisasi. Individu-individu yang memiliki motivasi kerja yang rendah, dan sebisa mungkin bekerja dengan kondisi minimal yang diharapkan organisasi. Martin dan Nocholas dalam Amstrong 1999, mengatakan ada tiga pilar besar dalam menciptakan komitmen karyawan terhadap organisasi, yaitu meliputi: 1. Adanya perasaan menjadi bagian dari organisasi, agar rasa memiliki tersebut tercapai, maka salah satu pihak dalam manajemen harus mampu membuat karyawan: mampu mengidentifikasi dirinya terhadap organisasi, merasa yakin bahwa apa yang dilakukannya pekerjaannya adalah berharga bagi organisasi, merasa nyaman dalam organisasi tersebut dan merasa dapat dukungan penuh dari organisasi. 2. Adanya ketertarikan atau gairah terhadap pekerjaan, perasaan seperti biasanya dimunculkan dengan cara: mengenali fator-faktor motivasi intrinsik dalam mengatur desain pekerjaan, kualitas kepemimpinan dan kemauan manajemen untuk memberikan perhatian terus menerus, pendelegasian Universitas Sumatera Utara wewenang serta memberikan kesempatan bagi pegawai untuk menggunakan keterampilan dan keahliannya secara maksimal. 3. Pentingnya rasa memiliki, rasa ini bisa muncul jika karyawan merasa benar- benar diterima menjadi bagian dari organisasi. Komitmen karyawan terhadap organisasinya adalah sebagai rasa percaya terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi dan memiliki derajat loyalitas yang tinggi terhadap organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen tidak hanya menggambarkan loyalitas pasif yang dimiliki oleh anggota organisasi melainkan juga tindakan aktif anggota organisasi untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dan keberlangsungan organisasi tetap dapat dipertahankan. Keberadaan komitmen organisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi Komalasari dkk, 2009. Melaksanakan komitmen pada dasarnya sama saja maknanya dengan menjalankan kewajiban, tanggungjawab dan janji yang membatasi kebebasan seorang pegawai dalam melakukan sesuatu. Apabila seorang karyawan sudah punya komitmen maka dia akan mendahulukan apa yang sudah dijanjikan buat organisasinya dari pada mendahulukan kepentingan pribadinya. Semakin tinggi rasa komitmen yang dimiliki oleh karyawan maka semakin tinggi pula kinerja yang Universitas Sumatera Utara dicapainya. Rendahnya komitmen mencerminkan kurangnya tanggungjawab jawab seseorang dalam menjalankan tugasnya Azmi, 2012.

2.6 Landasan Teori