b. UKS Usaha Kesehatan Sekolah UKS dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan memberikan pertolongan
pertama bagi seluruh warga sekolah. Siswa dapat berpartisipasi dalam usaha menjaga kesehatan sekolah melalui kegiatan Palang Merah Remaja PMR.
H. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan
Selain dipersiapkan untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi, para siswa di SMK BOPKRI 1Yogyakarta juga dibekali dengan ketrampilan kerja.
Salah satu contohnya adalah dengan diadakannya mata pelajaran ketrampilan menjahit. Dengan adanya pelajaran ini diharapkan lulusan SMK BOPKRI 1
Yogyakarta memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan lulusan SMK yang lain. Untuk memperbesar prosentase kelulusan siswa di akhir tahun, SMK
BOPKRI 1 Yogyakarta memberikan pelajaran tambahan bagi kelas XII sebagai persiapan menghadapi ujian akhir. Latihan-latihan soal yang up to date dapat
mengasah kemampuan siswa sehingga nantinya diharapkan mereka siap dan mampu menghadapi ujian akhir.
I. Kurikulum
Berganti-gantinya kurikulum pendidikan di Indonesia adalah sebuah bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum SMA
dirancang secara dinamis dan lebih fleksibel untuk mengantisipasi dan mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat.
SMK BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan kurikulum terbaru, yaitu kurikulum 2006. Kurikulum 2006 atau vang lebih dikenal dengan kurikulum
KTSP diterapkan sebagai pengganti kurikulum KBK 2004. Kurikulum 2006 lebih menonjolkan kreatifitas guru dalam mengajar dan kompetensi serta peran aktif
siswa dalam memahami suatu materi. Kurikulum 2006 lebih mengarahkan lulusan SMK untuk melanjutkan ke dalam dunia kerja.
Selain kegiatan intrakurikuler. SMK BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki beragam kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan pilihan oleh siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMK BOPKRI I Yogyakarta diantaranya adalah Peleton Inti TONTI, Palang Merah Remaja PMR, Pecinta Alam,
Cheerleader, Jurnalistik, Sepak Bola, Volley, dan Basket. Dengan bergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan dapat mengasah kemampuan siswa
dalam berorganisasi dan bekerja di dalam tim.
J. Struktur Organisasi SMK BOPKRI 1 Yogyakarta
SMK BOPKRI 1 Yogyakarta memiliki susunan dewan sekoiah seperti tersaji pada bagan berikut:
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Lingkungan Belajar di Keluarga Berdasarkan data hasil penelitian, skor data tertinggi untuk variabel
lingkungan belajar di keluarga yang dicapai adalah 15 X 4 = 60 dan skor data terendah adalah 15 X 1 = 15. Berdasarkan data tersebut berikut ini
disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut lampiran V, hal 118 :
Tabel 5.1 Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga
Skor Frekuensi Frekuensi
relative Kategori
51-55 6 8,83
Sangat Baik
45-50 24 35,29 Baik
40-44 22 32,35
Cukup Baik
36-39 16 23,53 Tidak
Baik 15-35
Sangat Tidak Baik Jumlah
68 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang berada pada lingkungan belajar di keluarga dikategorikan sangat baik adalah 6
8,83; lingkungan belajar di keluarga dikategorikan baik adalah 24 35,29; lingkungan belajar di keluarga dikategorikan cukup baik adalah
22 32,35; lingkungan belajar di keluarga dikategorikan tidak baik adalah 16 23,53; lingkungan belajar di keluarga dikategorikan sangat
tidak baik adalah 0 0. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa lingkungan belajar siswa di keluarga dikategorikan baik. Kesimpulan
57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut didukung hasil perhitungan mean = 43,75, median = 34,10, modus = 46 lampiran V, hal 1110.
2. Lingkungan Belajar di Sekolah Berdasarkan data hasil penelitian, skor data tertinggi untuk variabel
lingkungan belajar di sekolah yang dicapai adalah 26 X 4 = 104 dan skor data terendah adalah 26 X 1 = 26. Berdasarkan data data tersebut berikut
ini disajikan tabel distribusi frekuensinya berdasarkan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut lampiran V, hal 119:
Tabel 5.2 Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah
Skor Frekuensi Frekuensi
re- latif
Kategori
89-104 2 2,94 Sangat
Baik 77-88 19 27,94 Baik
70-76 22 32,35 Cukup
Baik 62-69 19 27,94
Tidak Baik
26-61 6
8,83 Sangat Tidak Baik
Jumlah 68
100
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang berada pada lingkungan belajar di sekolah dikategorikan sangat baik adalah 2 2,94;
lingkungan belajar di sekolah dikategorikan baik adalah 19 27,94; lingkungan belajar di sekolah dikategorikan cukup baik adalah 22
32,35; lingkungan belajar di sekolah dikategorikan tidak baik adalah 19 27,94; lingkungan belajar di sekolah dikategorikan sangat tidak
baik adalah 6 8,83. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa lingkungan belajar siswa di sekolah dikategorikan cukup baik. Kesimpulan