Kebiasaan berinisiatif yang melahirkan kreatifitas daya cipta setelah Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal capital Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu

berulang-ulang dibaca dan diamati sampai memahami apa yang menjadi kemauannya. b. Kemampuan memotivasi diri, untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang selalu menyala-nyala. c. Kemampuan untuk berinisiatif, yaitu mengerjakan sesuatu yang baik tanpa menunggu perintah orang lain, yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan berinisiatif.

d. Kebiasaan berinisiatif yang melahirkan kreatifitas daya cipta setelah

dibiasakan berulang–ulang akan melahirkan motivasi. Kebiasaan inovatif adalah desakan dalam diri untuk selalu mencari berbagai kemungkinan baru atau kombinasi baru apa saja yang dapat dijadikan piranti dalam menyajikan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat.

e. Kemampuan untuk membentuk modal uang atau barang modal capital

goods .

f. Kemampuan untuk mengatur waktu dan membiasakan diri untuk selalu

tepat waktu dalam segala tindakannya melalui kebiasaan yang selalu tidak menunda pekerjaan. g. Kemampuan mental yang dilandasi dangan agama. h. Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun menyakitkan. Secara epistemologi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai usaha atau suatu proses dalam mengerjakan suatu yang baru dan sesuatu yang berbeda. Dua hal ini tampak dalam definisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh Zimmerer 1996:51 dalam Suryana 2001:4 sebagai berikut: applying creativity and innovation to solve the problem and to exploit oportunity that people face everyday. Kreatifitas oleh Zimmerer 1996:51 dalam Suryana 2001:3 diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang. Sedangkan inovasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan dan menghadapi peluang. Dengan demikian, kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Dalam konteks manajemen, seorang entrepreneur umumnya memiliki kemampuan menggunakan sumber daya seperti finansial, bahan mentah materials dan tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru, proses produksi, ataupun pengembangan organisasi usaha Marzuki Usman, 1997 dalam Suryana 2001:3. Beberapa definisi lain juga menekankan pada hal yang sama seperti tampak dalam pendapat Scarborough dan Zimmerer 1993:5 dalam Suryana 2001:4 sebagai berikut: “an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities” Menurut Drucker 1994 dalam Suryana 2001:10, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda ability to create the new and different thing. Bygrave 1995 dalam Suryana 2001:4 menambahkan bahwa kemampuan menciptakan sesuatu tidaklah cukup, seorang wirausaha harus berani mengembangkan usaha dan ide-ide barunya. Dengan demikian esensi kewirausahaan dalam konteks manajemen adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses kombinasi antara sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Cara- cara tersebut menurut Zimmerer 1996:51 dalam Suryana 2001:7 mencakup: a. Pengembangan teknologi baru developing new technology b. Penemuan pengetahuan baru discovering new knowledge c. Perbaikan produk dan jasa yang sudah ada improving existing products or services d. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit finding different ways of providing more goods and services with fewer resources .

2. Karakteristik Kewirausahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh disiplin belajar, sikap pendidik dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar ekonomi : studi kasus siswa kelas XII IPS SMA Bopkri 2 Yogyakarta Jalan Jenderal Sudirman No.87 Yogyakarta.

0 0 155

Hubungan antara motivasi belajar, disilpin belajar, dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa: studi kasus SMA Bopkri 1 Yogyakarta.

1 6 162

Hubungan motivasi belajar, iklim kelas, dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMK BOPKRI 1 Yogyakarta dan SMK Sanjaya Pakem.

1 4 190

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta.

0 0 197

Hubungan tingkat pemanfaatan perpustakaan sekolah, minat baca, dan kemandirian dalam belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa-siswi SMK BOPKRI I Jl. Cik Di Tiro No. 37 Yogyakarta.

0 1 145

Hubungan antara lingkungan belajar siswa, dorongan orang tua dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas 2 di SMU BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 188

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII JURUSAN JASA BOGA SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

1 6 146

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, disiplin siswa, dan minat belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Bopkri I Yogyakarta - USD Repository

0 0 195

Hubungan lingkungan belajar siswa dengan minat berwirausaha : studi kasus pada kelas XII SMK BOPKRI I jln. Cik Ditiro No.37 Yogyakarta - USD Repository

0 0 167

HUBUNGAN ANTARA MINAT TERHADAP JURUSAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XII SMA BOPKRI DUA YOGYAKARTA

0 0 122