baik. Manfaat kinerja menurut Lynch dan Cross 1993 dalam Yuwono et.al 2006: 29-30 adalah sebagai berikut:
a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelangganya dan membuat
seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.
c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya - upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut reduction of
waste. d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi
lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan
memberi “reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
D. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik
Bukan hanya organisasi bisnis yang memerlukan pengukuran kinerja, organisasi sektor publik pun perlu diukur kinerjanya untuk keberlangsungan
organisasi. Organisasi sektor publik memiliki sifat dan karakteristik yang unik sehingga memerlukan ukuran penilaian kinerja yang lebih luas, tidak
hanya pada tingkat laba, efisiensi dan ukuran finansial saja. Sama halnya dengan organisasi bisnis, pada organisasi sektor publik pun pengukuran
kinerja menjadi suatu peran penting dalam melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitas dan menilai seberapa berhasil misi sektor publik dapat
tercapai, terlebih organisasi sektor publik tidak dapat terlepas dari kepentingan umum dimana organisasi sektor publik sebagai penyedia jasa
atau barang-barang publik. Menurut BPKP 2000 dalam Mahsun 2014: 33- 34, manfaat pengukuran kinerja bagi organisasi sektor publik adalah:
1. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan
untuk pencapaian kinerja. 2.
Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati. 3.
Memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan
kinerja dan
membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja.
4. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi
pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. Menjadi alat komunikasi antarbawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki kinerja organisasi. 6.
Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7.
Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. 8.
Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif. 9.
Menunjukkan peningkatan yang perlu dilakukan. 10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
E. Balanced Scorecard
1. Pengertian Balanced Scorecard Pada tahun 1992, Robert S. Kaplan dan David P. Norton
melaporkan hasil-hasil proyek penelitian pada multiperusahaan dan saat itu juga memperkenalkan suatu metode pengukuran kinerja yang
berorientasi pada pandangan strategis ke masa depan, yang disebut Balanced Scorecard. Metode ini menterjemahkan visi dan strategi
organisasi kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh dan memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen startegi.
Balanced Scorecard terdiri atas dua kata yaitu “balanced
berimbang” dan
“scorecard kartu
skor”. Kata
“balanced berimbang”
yang maksudnya adalah
ada keseimbangan antara pengukuran kinerja baik dari segi aspek finansial maupun non finansial
dalam jangka panjang maupun jangka pendek, baik itu bersifat internal maupun eksternal, sedangkan kata
“scorecard kartu skor” yang adalah kartu skor untuk mencatat skor kinerja dari seseorang. Setelah penjabaran
tersebut disimpulkan oleh Yuwono et.al 2006: 6-7 bahwa Balanced Scorecard merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur
kinerja yang seimbang antara aspek finansial maupun non finansial yang kemudian penilaian akan kinerja tersebut dicatat pada kartu skor yang
berisi poin-poin untuk mengukur kinerja pada masa sekarang ataupun untuk masa yang akan datang.