gubernur melalui sekretaris daerah berdasarkan PP No.18 Tahun 2016 pasal 11.
d. Dinas, unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah yang dipimpin oleh kepala dinas daerah provinsi dan bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris daerah
provinsi berdasarkan PP No.18 Tahun 2016 pasal 13. e. Badan, unsur penunjang urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah provinsi yang dipimpin oleh kepala badan daerah dan bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris
daerah provinsi berdasarkan PP No.18 Tahun 2016 pasal 24. Perangkat daerah kabupatenkota terdiri dari:
a. Sekretariat Daerah, unsur staf yang dipimpin oleh sekretaris daerah kabupatenkota dan bertanggung jawab kepada bupatiwalikota
berdasarkan PP No.18 Tahun 2016 pasal 29. b. Sekretariat DPRD, unsur pelayanan administrasi dan pemberi
dukungan terhadap tugas dan fungi DPRD, bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD kabupatenkota dan secara administratif
bertanggung jawab kepada bupatiwalikota melalui sekretaris
kabupatenkota berdasarkan PP No.18 Tahun 2016 pasal 31. c. Inspektorat, unsur pengawas dan penyelenggaraan pemeritahan
daerah yang dipimpin oleh inspektur dan bertanggung jawab kepada bupatiwalikota
melalui sekretaris
daerah kabupatenkota
berdasarkan PP No.18 Tahun 2016 pasal 33.
d. Dinas, unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah yang dipimpin oleh kepala dinas daerah kabupatenkota dan bertanggung jawab kepada bupatiwalikota
melalui sekretaris daerah kabupatenkota berdasarkan PP No.18 Tahun 2016 pasal 35.
e. Badan, unsur penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah kabupatenkota yang dipimpin oleh kepala
badan daerah kabupatenkota dan bertanggung jawab kepada bupatiwalikota
melalui sekretaris
daerah kabupatenkota
berdasarkan PP No.18 Tahun 2016 pasal 46. f.
Kecamatan, dalam
rangka meningkatkan
koordinasi penyelenggaraan
pemerintahan, pelayanan
publik, dan
pemberdayaan masyarakat desa atau sebutan lain dan kelurahan yang dipimpin oleh camat atau sebutan lain yang bertanggung jawab
kepada bupatiwalikota melalui sekretaris daerah kabupatenkota berdasarkan pada PP No.18 Tahun 2016 pasal 50.
B. Gambaran Umum Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah seperti yang telah diketahui merupakan salah satu perangkat daerah yang membantu kepala daerah dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Sekretariat daerah dipimpin oleh sekertaris daerah. Sekretaris daerah provinsi
dan
kabupatenkota diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul gubernur dan bupatiwalikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sekretaris daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada kepala daerah. Sekretaris daerah mempunyai tugas
dan kewajiban membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat
daerah terdiri dari paling banyak 4 asisten dan paling banyak 12 biro. Masing-masing biro terdiri dari paling banyak 4 bagian, dan masing-masing
bagian terdiri dari paling banyak 3 subbagian. Sekretariat daerah dalam melaksanakan tugas seperti yang dijelaskan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 pasal 7 ayat 4 untuk provinsi dan pasal 29 ayat 4 untuk kabupatenkota menyelenggarakan fungsi
pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah, pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi daerah, dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur
yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya.
C. Pengukuran Kinerja
1. Pengertian Pengukuran Kinerja Kinerja menurut Mahsun 2014: 25 adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planning suatu organisasi. Kinerja menurut Dally 2010: 31 adalah hasil kerja suatu organisasi dalam rangka mewujudkan
tujuannya. Selain itu dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 pasal 1 ayat 3, kinerja adalah keluaranhasil dari kegiatanprogram yang
telah atau hendak dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur.
Pengukuran Kinerja menurut Robertson 2002 yang dikutip dari Mahsun 2014: 25 adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas: efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan
barang dan jasa; kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam
mencapai tujuan. Pengukuran kinerja menurut Gaspersz 2005: 69 adalah suatu cara mengukur arah dan kecepatan perubahan, yang dapat
diibaratkan seperti meteran pengukur kecepatan sebuah mobil. Sementara menurut Whittaker dalam BPKP 2000 yang dikutip dari Mahsun 2014:
25, pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntanbilitas. 2. Manfaat Pengukuran Kinerja
Pengukuran menjadi suatu hal yang mempunyai peran untuk dapat membuat dan meningkatkan suatu perubahan untuk menjadi lebih