Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik

E. Balanced Scorecard

1. Pengertian Balanced Scorecard Pada tahun 1992, Robert S. Kaplan dan David P. Norton melaporkan hasil-hasil proyek penelitian pada multiperusahaan dan saat itu juga memperkenalkan suatu metode pengukuran kinerja yang berorientasi pada pandangan strategis ke masa depan, yang disebut Balanced Scorecard. Metode ini menterjemahkan visi dan strategi organisasi kedalam seperangkat ukuran yang menyeluruh dan memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen startegi. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata yaitu “balanced berimbang” dan “scorecard kartu skor”. Kata “balanced berimbang” yang maksudnya adalah ada keseimbangan antara pengukuran kinerja baik dari segi aspek finansial maupun non finansial dalam jangka panjang maupun jangka pendek, baik itu bersifat internal maupun eksternal, sedangkan kata “scorecard kartu skor” yang adalah kartu skor untuk mencatat skor kinerja dari seseorang. Setelah penjabaran tersebut disimpulkan oleh Yuwono et.al 2006: 6-7 bahwa Balanced Scorecard merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur kinerja yang seimbang antara aspek finansial maupun non finansial yang kemudian penilaian akan kinerja tersebut dicatat pada kartu skor yang berisi poin-poin untuk mengukur kinerja pada masa sekarang ataupun untuk masa yang akan datang. 2. Perspektif-perspektif Balanced Scorecard Kaplan dan Norton mengatakan terdapat empat prespektif berbeda yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk mengevalusi kinerja. Dijelaskan oleh Sony Yuwono pada Yuwono et.al 2006: 31-43 dalam metode Balanced Scorecard terdapat aspek yang diukur meliputi empat perspektif, yaitu: a. Perspektif Keuangan Pengukuran kinerja keuangan berperan untuk menjadi fokus tujuan strategis dan ukuran semua perspektif dalam Balanced Scorecard, setiap ukuran yang dipilih akan mempunyai keterkaitan sebab-akibat pada peningkatan kinerja. Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: 1 Growth: tahapan awal dari siklus kehidupan bisnis dimana perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang terbaik. 2 Sustaint: tahapan kedua dari siklus kehidupan bisnis dimana perusahaan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik, sasaran keuangan pada tahapan ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang telah dilakukan. 3 Harvest: tahapan ketiga dari siklus kehidupan bisnis dimana perusahaan telah benar-benar menuaimemanen hasil investasi. Sasaran keuangan dalam tahapan ini adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. b. Perspektif Pelanggan Keinginan suatu perusahaan adalah untuk mencapai kinerja keuangan jangka panjang yang hebat, maka setiap bagian dalam perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk atau jasa yang bernilai bagi pelanggan, produk atau jasa tersebut harus memberikan manfaat yang lebih besar dari apa yang dikorbankan pelanggan untuk mendapatkannya. Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok pengukuran, yaitu: 1 Customer Core Measurement Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu: a Marker share: mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas seluruh pasar yang ada, meliputi jumlah pelanggan, jumlah penjualan dan volume penjualan. b Customer retention: mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen. c Customer acquisition: mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. d Customer satisfaction: menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik dalam value proposition.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Raden Soedjono Selong Lombok Timur)

3 12 19

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN)

3 23 18

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA BIRO TATA PEMERINTAHAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI LAMPUNG

11 47 138

Analisis Kinerja Perusahaan dengan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang)

1 6 157

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 0 16

PENDAHULUAN Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 2 9

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 2 17

Analisis penggunaan metode Balanced Scorecard untuk menilai kinerja rumah sakit :studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Sleman.

0 0 160

ANALISIS KINERJA PEGAWAI MELALUI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KOTA DEPOK

0 0 16

Implementasi pengukuran kinerja rumah sakit dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard : studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari - USD Repository

0 1 193