Perspektif Proses Bisnis Internal

sebanyak 1.221 unit, kemudian pada tahun 2015 membeli sarana sebanyak 769 unit sehingga total sarana pada tahun 2015 sebanyak 1.990 unit. Pada tahun 2016 membeli sarana sebanyak 559 unit, sehingga total sarana yang dimiliki biro umum berjumlah 2.549 unit. Sarana yang ada digunakan untuk mempermudah dan memperlancar pegawai dalam bekerja. Adanya penambahan jumlah masing-masing barang disesuaikan dengan jumlah pegawai yang ada agar pegawai dapat bekerja secara optimal. Selain untuk memperlancar pekerjaan pegawai, beberapa sarana disediakan untuk kenyamanan tamu yang datang ke biro umum. Prasarana berupa ruangan kantor yang cukup luas untuk bekerja, serta suasana ruangan yang bersih dan tidak panas yang membuat pegawai menjadi cukup nyaman dalam bekerja. Tempat parkir yang tepat berada di belakang gedung biro umum dan petunjuk arah memudahkan tamu untuk mencari gedung kantor. Dokumen-dokumen dipisah dan diarsipkan sesuai dengan petunjuk untuk memudahkan pegawai mencari dokumen yang dibutuhkannya. 2. Proses Operasional dan Teknologi Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah telah mengikuti perubahan zaman dan memanfaatkan teknologi untuk memperlancar kegiatan operasionalnya. Salah satunya adalah dengan adanya website yang tergabung dalam www.kalteng.go.id, selain itu untuk memudahkan rekanan untuk mencari informasi tentang kontrakkerjasama pengadaan barang dan jasa, diberikan informasi melalui media elektronik maupun cetak. Informasi dicantumkan di surat kabar dan internet, sehingga para pemilik usaha lebih mudah mengetahui jika ada pengadaan barang dan jasa. Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah telah menjalankan operasionalnya sesuai dengan peraturan, diantaranya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

D. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

1. Pelatihan Pegawai Rasio = x100 Tabel 13. Perhitungan Rasio Pelatihan Pegawai Tahun 2014 2015 2016 Pegawai yang ikut pelatihan 14 14 15 Jumlah pegawai 249 260 277 Rasio 5,62 5,38 5,42 Sumber: bagian kepegawaian Setda Rasio pelatihan pegawai biro umum terlihat pada tabel 13 dimana rasio mengalami penurunan pada tahun 2015 namun mengalami kenaikan kembali pada tahun 2016. Rasio terkecil ada pada tahun 2015, yaitu 5,38 karena tidak ada penambahan jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan, sedangkan total jumlah pegawai juga bertambah pada tahun tersebut. Rasio pelatihan pegawai mengalami kenaikan pada tahun 2016 karena jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan bertambah, meskipun hanya 1 orang. Pada tahun 2016 pelatihan yang diikuti oleh 15 orang adalah Bintek Penerapan Akuntansi Aset Berbasis Akrual. Pada tahun 2015, 5 orang mengikuti Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, 8 orang mengikuti Bintek Pengelolaan dan Penatausahaan Aset Setda, dan 1 orang mengikuti Bintek Optimalisasi Sandi. Pada tahun 2014, ada 14 orang yang mengikuti Diklat Fungsional Sandi dan Bintek. Pelatihan pegawai memerlukan biaya oleh karena itu biro umum harus menyesuaikan pelatihan dengan kebutuhan dan kondisi organisasi. 2. Perputaran Pegawai Rata-rata pegawai = Tabel 14. Perhitungan Rata-Rata Pegawai 2014 2015 2016 Awal tahun 238 249 260 Akhir tahun 249 260 277 Rata-rata 244 255 269 Rasio = x 100 Tabel 15. Perputaran Pegawai Tahun 2014 2015 2016 Pegawai yang keluar 17 Rata-rata pegawai 244 255 269 Rasio 6,32 Sumber: bagian kepegawaian Setda Rasio perputaran pegawai berdasarkan tabel 15, selama tahun 2014-2015 bernilai 0 karena pada tahun dua tahun tersebut tidak terdapat pegawai yang keluar maupun dikeluarkan, bahkan tidak ada pegawai yang pensiun karena pada masa itu terjadi perpanjangan umur untuk pegawai negeri sipil dari umur 56 tahun menjadi 58 tahun. Rasio perputaran pegawai naik pada tahun 2016 menjadi 6,32, hal tersebut terjadi karena tahun 2016 aturan pensiun sudah berlaku kembali. Sebanyak 14 orang pensiun pada tahun 2016, sedangkan ada 3 orang pegawai yang diberhentikan, 1 orang diberhentikan dengan terhormat karena sakit, sedangkan 2 orang lainnya diberhentikan dengan tidak terhormat karena terlibat kasus obat-obatan terlarang. Biro umum memang ada mengerluarkan pegawainya, namun selama tahun 2014-2016 tidak ada pegawai yang mengundurkan diri maka biro umum sudah berusaha untuk mempertahankan pegawainya, terutama pegawai yang berpotensial baik. E. Rangkuman Hasil Kinerja Biro Umum Berdasarkan Balanced Scorecard Tabel 15. Rangkuman Hasil Penilaian Pengukuran Hasil Penelitian Analisis 2014 2015 2016 Keuangan 1. Efisiensi belanja 100 = tidak efisien 90 - 100 = kurang efisien 80 - 90 = cukup efisien 60 - 80 = efisien 60 = sangat efisien 21,15 8,86 26,25 Selama tiga tahun berturut-turut rasio efisiensi belanja adalah sangat efisien karena rasio 60 2. Varians belanja Realisasi anggaran 78,85 91,14 73,75 Varians belanja dalam kategori selisih disukai karena realisasi anggaran

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Raden Soedjono Selong Lombok Timur)

3 12 19

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BALANGAN KALIMANTAN SELATAN)

3 23 18

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PADA BIRO TATA PEMERINTAHAN UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI LAMPUNG

11 47 138

Analisis Kinerja Perusahaan dengan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang)

1 6 157

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 0 16

PENDAHULUAN Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 2 9

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 2 17

Analisis penggunaan metode Balanced Scorecard untuk menilai kinerja rumah sakit :studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Sleman.

0 0 160

ANALISIS KINERJA PEGAWAI MELALUI PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA KANTOR SEKRETARIAT DAERAH KOTA DEPOK

0 0 16

Implementasi pengukuran kinerja rumah sakit dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard : studi kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari - USD Repository

0 1 193