Tabel III.1 Sampel Penelitian
No Kode
Saham Nama
Emiten
1 ADHI
PT Adhi Karya Persero Tbk 2
ANTM PT Aneka Tambang
Persero
Tbk 3
INAF PT Indofarma
Persero
Tbk 4
JSMR PT Jasa Marga
Persero
Tbk 5
KAEF PT Kimia Farma
Persero
Tbk 6
PGAS PT Perusahaan Gas Negara
Persero
Tbk 7
PTBA PT Bukit Asam
Persero
Tbk 8
TINS PT Timah
Persero
Tbk 9
TLKM PT Telekomunikasi Indonesia
Persero
Tbk 10
WIKA PT Wijaya Karya
Persero
Tbk
6. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pemilihan sampel yang bertujuan
purposive sampling
. Metode ini dipilih oleh peneliti karena kriteria sampel harus sesuai dengan tujuan penelitian. Kriterianya adalah adalah perusahaan
BUMN dari sektor farmasi, energi, industri logam, konstruksi,
pertambangan, angkutan dan prasarana, dan telekomunikasi yang telah
go-public
di BEI dari tahun 2009 sampai tahun 2013. 7. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh perusahaan berupa laporan
keuangan yang telah diaudit yang bisa didapatkan di www.idx.co.id. Data-data yang diperlukan yaitu laporan laba rugi tahun 2009 sampai
dengan tahun 2013 dan laporan arus kas tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
Sumber data mengenai harga saham yaitu harga saham penutupan
closing price
dan jumlah peredaran saham diperoleh dari
website www.yahoofinances.co.id. 8. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan cara dokumentasi, dimana penulis mengumpulkan dan mencatat data-data yang dibutuhkan dari
dokumen-dokumen maupun catatan-catatan perusahaan yang berupa laporan keuangan perusahaan milik pemerintah BUMN. Data yang
digunakan penulis adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id untuk laporan keuangan dan harga saham penutupan
closing price
di website www.yahoofinances.co.id. 9. Teknik Analisis Data
Analisis data akan dilakukan dengan uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji F dan uji
t
dengan menggunakan aplikasi program
SPSS versi 16.0. Sebelum diproses menggunakan aplikasi program SPSS 16.0 terlebih dulu harus diuji apakah data memenuhi kriteria
atau tidak dengan model regresi linier berganda, uji prasyarat, dan uji
F dan uji t: a. Analisis Regresi
Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan di atas. Bentuk
model yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Keterangan :
Y = harga saham
closing price
BUMN a = konstanta
b
1
= koefisien variabel EBIT X
1
=
earning before interest and taxes
EBIT b
2
= koefisien variabel arus kas dari aktivitas operasi X
2
= arus kas dari aktivitas operasi AKO b
3
= koefisien variabel arus kas dari aktivitas investasi X
3
= arus kas dari aktivitas investasi AKI b
4
= koefisien variabel arus kas dari aktivitas pendanaan X
4
= arus kas dari aktivitas pendanaan AKP e = faktor pengganggu
error
b. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Normalitas
Yang dimaksud dengan uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel adalah mengadakan pengujian
terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis Arikunto, 2010: 301. Normalitas dapat dilihat pada grafik
Normal Probability Plot. Normal Probability Plot
berbentuk grafik yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi, nilai regresi residual terdiatribusi dengan normal atau tidak. Model regresi yang baik seharusnya distribusi
regresi residual normal atau mendekati normal Priyatno, 2012: 60.
Dasar pengambilan
keputusan untuk
mendeteksi kenormalan data adalah jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah diagonal pada grafik
Normal P-P Plot,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Priyatno, 2012: 61. Uji statistik lain yang dapat digunakan
untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non- parametrik
Kolmogorov-Smirnov
.
2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi
hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna.
Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas Salah satu cara untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas dengan cara melihat nilai Tolerance dan VIF Priyatno, 2012: 61.
Jika semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah
multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10
maka tidak terjadi multikolinearitas.
3 Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model
regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola titik- titik pada
scatterplot
regresi Priyatno, 2012: 62. Metode
pengambilan keputusan
pada uji
heteroskedastisitas adalah dengan melihat
scatterplot,
jika titik- titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antara residual pada satu dan pengamatan lain pada model
regresi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya
autokorelasi pada
model regresi.
Metode pengujian
menggunakan uji
Durbin-Watson
DW Priyatno, 2012: 63. Cara mengujinya adalah dengan membandingkan nilai DW
tersebut adalah dl, du, 4 – dl, dan 4 – du. Kriteria untuk
penilaian terjadinya autokorelasi yaitu: a Apabila dU DW 4-dU maka tidak terjadi
autokorelasi. b Apabila DW dL atau DW 4-dL maka terjadi
autokorelasi. c Apabila dL DW dU atau 4-dU DW 4-dL
maka tidak ada keputusan yang pasti.
c. Analisis Koefisien Determinasi R
2
Analisis R
2
R
Square
atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen Priyatno, 2012: 55. Semakin besar R
2
Adjusted
R
Square
maka semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
d. Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
independent variable
X
1
, X
2
... Xn secara bersama-sama berpengaruh terhadap
dependent variable
Y. Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk mengetahui apakah
earning before interest and taxes
EBIT, arus kas dari aktivitas operasi AKO, arus kas dari aktivitas investasi
AKI, dan arus kas dari aktivitas pendanaan AKP berpengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham. Pembuktian dilakukan
dengan cara membandingkan nilai F kritis F
tabel
dengan nilai F
hitung
yang terdapat pada tabel
analysis of variance.
Langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut: 1 Merumuskan hipotesis
a H : Tidak ada pengaruh secara bersama-sama dari
EBIT, AKO, AKI, dan AKP terhadap harga saham BUMN di Bursa Efek Indonesia.
b Ha: Ada pengaruh secara bersama-sama dari laba EBIT, AKO, AKI, dan AKP terhadap harga saham
BUMN di Bursa Efek Indonesia. 2 Menentukan
tingkat signifikansi α sebesar 0,05 dengan tingkat
kepercayaan sebesar
95 atau
dengan menggunakan pembandingan antara F
hitung
dan F
tabel.
3 Menentukan F
hitung
dengan rumus :
Keterangan : R
2
= koefisien determinasi k
= jumlah variable independen n
= jumlah sampel F
= uji hipotesis 4 Menentukan kriteria pengujian sebagai berikut:
a Ha ditolak jika : nilai probabilitas α 0,05 atau
F
hitung
≤ F
tabel
b Ha diterima jika : nilai probabilitas ≤ α 0,05 atau
F
hitung
F
tabel
5 Menarik kesimpulan dengan cara membandingkan hasil dari nilai probabilitas untuk variabel-variabel independen
dengan tingkat signifikansi α, kemudian menentukan apakah
Ha ditolak
atau diterima
atau dengan
membandingkan F
hitung
dan F
tabel
. Apabila Ha diterima berarti EBIT, AKO, AKI, dan AKP memiliki pengaruh
secara bersama-sama terhadap harga saham BUMN di Bursa Efek Indonesia.