Uji Multikolinearitas Analisis Data 1. Logaritma Natural Ln

c. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Metode pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot, jika titik- titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. Grafik V. 7 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber Data : Output olah data sekunder, 2014 Dari hasil pengujian pada Grafik V. 7 untuk data tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antara residual pada satu pengamatan lain pada model regresi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson DW Priyatno, 2012: 63. Dari hasil pengujian autokorelasi maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel V. 8 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .899 a .808 .654 .76548495 2.293 a. Predictors: Constant, LnAKP, LnEBIT, LnAKI, LnAKO b. Dependent Variable: LnHSRT Sumber Data : Output olah data sekunder, 2014 Untuk mengetahui apakah model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi maka cara mengujinya adalah dengan membandingkan nilai DW tersebut, dengan mengetahui dl, du, 4 – dl, dan 4 – du. Tabel V. 9 Durbin Watson Test Bound n k=4 dL 4-dU 10 0,3760 2,4137 . . . . . . . . . 50 1,378 2,231 Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu apabila dU DW 4-dU maka tidak terjadi autokorelasi. Dari tabel V. 8 dapat diketahui bahwa hasil DW berada pada 0,3760 2,293 2,4137, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model regresi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Langkah selanjutnya adalah mencari model regresi berganda yang tepat untuk menunjukkan pengaruh dari tiap-tiap variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi

Dokumen yang terkait

Analisis Kedudukan Keuangan Negara dalam Badan Usaha Milik Negara yang Sudah Di Privatisasi

4 88 116

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

5 82 90

Pelayanan Umum yang Dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero dalam Melaksanakan Maksud dan Tujuannya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (studi pada PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Suma

2 49 114

Analisis Hukum Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Melalui Pasar Modal: Studi Mengenai Go Public Pt. Krakatau Steel (Persero) Tbk

17 131 163

Penyebaran Kepemilikan Saham Pemerintah Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Untuk Menciptakan Perusahaan Yang Sehat Dan Efisien

4 85 458

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA) SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC (Studi Empiris pada BUMN yang Terdaftar di BEI)

0 4 20

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2014 )

0 4 18

PENGARUH DIVIDEN PER SHARE (DPS) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

0 34 71

PENGARUH LABA DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Indonesia).

0 1 7

Pengaruh EBIT dan arus kas terhadap harga saham : studi empiris pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Go-Public di BEI.

0 0 189