memiliki asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditur dan investor Asmara, 2008: 20.
2.2.4 Teori Signal Signalling theory
Teori signal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan
dengan informasi yang dikeluarkan tersebut. Asimetri informasi dapat terjadi di antara dua kondisi ekstrem yaitu perbedaan informasi yang kecil
sehingga tidak mempengaruhi manajemen, atau perbedaan yang sangat signifikan sehingga dapat berpengaruh terhadap manajemen dan harga
saham. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang
dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer
dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan
dapat dilakukan melalui pengungkapan disclosure informasi akuntansi Rahmawati, dkk., 2007: 69.
2.2.5 Manajemen Laba
2.2.5.1 Pengertian Manajemen Laba
Terdapat perbedaan pandangan mengenai apakah manajemen laba merupakan aktivitas yang legal atau tidak. Sebagian pihak menilai
manajemen laba merupakan perbuatan yang melanggar prinsip akuntansi. Sementara sebagian lainnya menilai manajemen laba sebagai praktik yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
wajar dalam menyusun laporan keuangan, apalagi jika manajemen laba dilakukan dalam batasan ruang lingkup prinsip akuntansi. Perbedaan
pandangan mengenai manajemen laba mengakibatkan munculnya beberapa definisi yang berbeda mengenai manajemen laba Setiawati,
2010: 16. Davidson, Stickney, dan weil 1987 mendefiniskan manajemen
laba sebagai proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan
tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan. Schipper 1989 mendefinisikan manajemen laba adalah campur tangan dalam proses
penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Fisher dan Rosenzweig 1995
mendefinisakan manajemen laba adalah tindakan – tindakan manajer untuk menaikkan menurunkan laba periode berjalan dari sebuah
perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikkan penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang. Sementara menurut
Healy dan Wahlen 1999 manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan
mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja ekonomi yang
diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan itu Sulistyanto,
2008: 48.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Melihat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ada kesamaan pendapat dalam setiap definisi itu, yaitu langkah tertentu untuk mengatur
laba, campur tangan dalam penyusunan laporan keuangan, tindakan untuk mengatur laba, serta menggunakan keputusan tertentu untuk mengubah
laporan keuangan. Perbedaan pemahaman terhadap manajemen laba juga mendorong
semakin berkembangnya model empiris yang digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas rekayasa manajerial. Secara umum ada tiga
kelompok model empiris manajemen laba yang diklasifikasikan atas dasar basis pengukuran yang digunakan, yaitu model yang berbasis akrual
agregat aggregate accruals, akrual khusus specific accruals, dan distribusi laba distribution of earnings Sulistyanto, 2008:9.
a. Model berbasis akrual merupakan model yang menggunakan
discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba. b.
Model yang berbasis specific accruals, yaitu pendekatan yang menghitung akrual sebagai proksi manajemen laba dengan
menggunakan item laporan keuangan tertentu dari industry tertentu pula.
c. Model distribution of earnings dikembangkan oleh Burgtahler dan
Dichev, Degeorge, Patel, dan Zeckhauser, serta Myers dan Skinner.
2.2.5.2 Bagaimana dilakukan manajemen laba