Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

45 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan manajemen laba yang diproksi dengan discretionary accrual sebagai variabel dependen variabel terikat Y, sedangkan variabel independen bebas X adalah CAR X 1 , RORA X 2 , NPM X 3 , ROA X 4 , dan LDR X 5 . Definisi operasional dari setiap variabel adalah: 1. Variabel dependen terikat. Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas Sekaran, 2006: 116. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu manajemen laba. Manajemen laba adalah aktivitas manajerial untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan. Manajemen laba dapat diukur melalui akrual diskresioner yang dihitung dengan selisih antara total akrual dengan akrual nondiskresioner atau dapat dikatakan total akrual merupakan jumlah antara akrual diskresioner dengan akrual nondiskresioner. Skala pengukuran variabel menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah. Sesuai dengan pengertian tersebut maka rumus yang digunakan Sulistyanto, 2008: 165: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. TAC t = AD t + NDA t Dimana: TAC t = Total akrual periode-t AD t = Akrual diskresioner periode-t NDA t = Akrual nondiskresioner periode-t Manajemen laba dalam penelitian ini diproksikan melalui akrual diskresioner yang dideteksi dengan model Healy 1985 dan model Jones 1991 seperti yang digunakan dalam penelitian Zahara dan Siregar 2009. Model tersebut dirumuskan sebagai berikut: TA it = ∆PMAD it + ∆BDD it + ∆UMP it - ∆BYD it - ∆UP it – BAP it - Dep it A it-1 Dimana: TA it = total akrual bank syariah i pada bulan t, ∆PMAD it = selisih pendapatan masih akan diterima bank syariah i pada bulan t dengan t-1, ∆BDD it = selisih beban dibayar dimuka bank syariah i pada bulan t dengan t-1, ∆UMP it = selisih uang muka pajak bank syariah i pada bulan t dengan t-1, ∆BYD it = selisih beban yang harus dibayar bank syariah i pada bulan t dengan t-1, ∆UP it = selisih utang pajak bank syariah i pada bulan t dengan t-1, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. BAP it = beban penyisihan aktiva produktif bank syariah i pada bulan t, Dep it = beban depresiasi bank syariah i pada bulan t, A it-1 = total aktiva bank syariah i pada bulan t-1. Kemudian, dilakukan estimasi dengan menggunakan model : TA it A it-1 = α 1A it-1 + α 1 ∆REV it A it-1 + α 2 PPE it A it-1 + ε it Dimana: TA it = total akrual bank syariah i pada bulan t, A it-1 = total aktiva bank syariah i pada bulan t-1, ∆REV it = selisih pendapatan operasi bank syariah i pada bulan t dengan t-1, PPE it = property, plant, and equipment aktiva tetap bank syariah i pada bulan t. Untuk perhitungan akrual nondiskresioner menggunakan model Jones yang dimodifikasi, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Belkaoui, 2007: 204: NDA t = α 1 A t-1 + α 1 [ ∆REV t - ∆REC t A t-1 ] + α 2 PPE t A t-1 Keterangan : NDA t = akrual bukan pilihan di bulan t. α 1 , α 2, α 3 = Parameter spesifik perusahaan. ∆REV t = Pendapatan di bulan t dikurangi pendapatan bulan t-1. ΔREC t = Piutang bersih di bulan t dikurangi piutang bersih di bulan t-1. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. PPE t = Aktiva tetap kotor di bulan t. A t-1 = Aktiva total di akhir bulan t-1 2. Variabel independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik positif maupun negatif Sekaran, 2006: 117. Jadi dengan kata lain variabel terikat ditentukan oleh varabel bebasnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio CAMEL. Rasio CAMEL terdiri dari rasio CAR, RORA, ROA, NPM, dan LDR. a. Rasio CAR Capital Adequency Ratio adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank dan digunakan untuk megukur kecukupan modal guna menutupi kemungkinan kegagalan dalam pemberian kredit. Pengukuran data menggunakan skala rasio dan rumus yang digunakan Jumingan, 2006: 243: b. Rasio RORA Return On Risk Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur resiko terjadinya kerugian yang mengakibatkan penurunan terhadap asset bank yang bersangkutan sampai sejauh mana dapat diserap oleh modal bank tersebut. Diukur dengan skala rasio, rumus yang digunakan Andayani, 2009: 6: Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Rasio ROA Return On Asset, adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. Skala pengukuran menggunakan skala rasio, rumus yang digunakan Muhammad, 2004: 146: d. Rasio NPM Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui pendapatan operasi. Diukur dengan menggunakan skala rasio, rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu Jumingan, 2006: 245: e. Rasio LDR Loan Deposit Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Skala pengukuran menggunakan skala rasio, rumus yang digunakan Muhammad, 2004: 146:

3.2 Teknik Penentuan Sampel