umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi “bingung puting” atau sering menangis, yang sering diinterpretasikan oleh ibu dan
keluarga bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya Suradi, 2004. Masalah menyusui pada masa antenatal yang sering timbul adalah kurangsalah
informasi dan puting susu datar atau terbenam. Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula sama baiknya atau malah lebih baik daripada ASI. Petugas kesehatan
seharusnya memberikan informasi kepada ibu hamil menyusui antara lain meliputi: fisiologi laktasi, keuntungan pemberian ASI, keuntungan rawat-gabung, cara
menyusui yang baik dan benar, kerugian pemberian susu formula, menunda pemberian makanan lainnya paling kurang setelah 6 bulan Suradi, 2004.
2.6.5. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
Faktor–faktor yang mempengaruhi produksi ASI ini dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor ibu dan faktor bayi.
A. Faktor Bayi 1. Faktor Fisik dan Kesehatan Bayi
Adapun faktor fisik serta kesehatan bayi yang mempengaruhi produksi ASI adalah kurangnya usia gestasi bayi pada saat bayi dilahirkan, sehingga mempengaruhi
refleks hisap bayi Wight, 2003 dalam ILCA, 2008. Kondisi kesehatan bayi seperti kurangnya kemampuan bayi untuk bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain
akibat struktur mulut dan rahang yang kurang baik, bibir sumbing, metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI, juga mempengaruhi produksi
Universitas Sumatera Utara
ASI, selain itu semakin sering bayi menyusui dapat memperlancar produksi ASI Biancuzzo, 2000.
2. Tingkah Laku Bayi
Ibu harus mengetahui tanda-tanda serta tingkah laku bayi, kapan bayi siap untuk menyusu, hal ini penting sehingga bayi mendapatkan ASI pada saat yang tepat,
penempatan ibu dan bayi dalam satu ruangan sangat membantu ibu dalam mengenali tanda-tanda kapan bayi siap menyusu. Tanda–tanda awal yang ditunjukkan bayi
bahwa bayi ingin menyusu seperti beralihnya bayi dari tidur pulas kepada situasi tidur yang tidak dalam adalah bayi menggerakkan kaki, mengedipkan mata, mengeluarkan
suara-suara, gerakan menyusu, memasukkan tangan ke dalam mulut, mulut bayi terbuka lebar. Menangis adalah tanda bahwa bayi telat mendapatkan ASI. Ibu
seharusnya sudah mengenali tanda-tanda awal tadi, sehingga tidak harus menunggu sampai bayi menangis Hockenberry, 2009.
Ibu juga seharusnya mengenali tanda-tanda bahwa bayi aktif menyusu seperti terdengarnya suara bayi menelan air susu setelah bayi menghisap satu sampai tiga
kali. Tidak terdengarnya irama menyusui secara ritmik mengindikasikan bahwa bayi telah selesai menyusu atau bayi ingin berpindah ke salah satu payudara. Bayi yang
telah puas menyusu tertidur pulas, dan melepaskan sendiri puting dari mulutnya Hill Humenick, 2000.
Idealnya ibu dapat menyusui kapan pun bayi menunjukkan tanda-tanda ingin menyusu, semakin sering bayi menyusu maka rangsangan terhadap hormon prolaktin
dan oksitosin juga semakin sering. Menurut Hill dan Humenick 2000,
Universitas Sumatera Utara