Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Pengetahuan

Media yang efektif adalah media yang melihat tingkat kebutuhan masyarakat, sedangkan yang ada di Kota Padangsidimpuan selama ini adalah media yang masih menggunakan desain dari Departemen Kesehatan dan belum melakukan pengembangan sesuai kebutuhan daerah. Hal ini menunjukkan masih bersifat sentralistik, belum berbasis pada kebutuhan masyarakat setempat. Sehingga menurut peneliti perlu dirancang media yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat sehingga pesan dapat lebih efektif untuk merubah pengetahuan dan sikap ibu tentang IMD dan ASI Eksklusif. Media promosi kesehatan yang akan digunakan adalah leaflet dengan pertimbangan merupakan media yang peruntukannya untuk massa, biaya terjangkau, dapat menampung pesan dengan kemasan menarik. Kota Padangsidimpuan terdiri dari 6 wilayah kecamatan. Berdasarkan data profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan tahun 2009 diketahui bahwa wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yang terdiri dari 12 kelurahan dan memiliki jumlah ibu hamil terbanyak yaitu 1.506 orang menjadi lokasi penelitian untuk melihat efektivitas media promosi kesehatan leaflet yang dirancang.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian media promosi tentang ASI Ekslusif dan IMD belum berperan dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil sehingga perlu dirancang media promosi kesehatan leaflet untuk melihat efektivitasnya dalam perubahan pengetahuan dan sikap ibu hamil Universitas Sumatera Utara tentang IMD dan ASI Eksklusif di Wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis efektivitas media promosi kesehatan leaflet dalam perubahan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang IMD dan ASI Eksklusif di Wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010.

1.4. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Media promosi kesehatan leaflet efektif untuk menaikkan 1 skor pengetahuan ibu hamil tentang IMD dan ASI Eksklusif di Wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2010. 2. Media promosi kesehatan leaflet efektif untuk menaikkan 5 skor sikap ibu hamil tentang IMD dan ASI Eksklusif di Wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2010.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Padangsidimpuan dalam mengembangkan strategi promosi kesehatan terutama dalam rancangan media promosi kesehatan tentang perubahan perilaku IMD dan ASI Eksklusif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat Universitas Sumatera Utara 2. Sebagai masukan bagi masyarakat akan pentingnya IMD dan ASI Eksklusif dan mendukung pelaksanaannya di wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Selatan 3. Sebagai referensi Ilmiah dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rancangan media promosi kesehatan Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa 2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang Bittner, 1980. Menurut Maletzke 1963 yang dikutip oleh Wiryono 2000 komunikasi massa diartikan setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.

2.1.2. Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima komunikan karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan sikap, dan perubahan perilaku nyata. Komunikasi dikatakan efektif apabila menghasilkan efek-efek atau perubahan seperti yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan, sikap atau perilaku, atau ketiganya. Perubahan di pihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan balik Wiryanto,2000. Dalam komunikasi massa, umpan balik bersifat “ delayed” dan langka. Cara yang digunakan adalah dengan membuat pesan-pesan yang menarik atau merangsang 10 Universitas Sumatera Utara perhatian, menggunakan lambang-lambang komunikasi yang tertuju kepada pengalaman yang sama dengan komunikan, membangkitkan kebutuhan komunikan disertai cara–cara memperoleh kebutuhan tersebut. Ada 4 faktor yang mempengaruhi tanggapan menurut Schram 1971 dalam Wiryanto 2000 yaitu: pesan, situasi ketika pesan itu diterima dan ditanggapi, kepribadian komunikan serta konteks kelompok ketika komunikan menjadi kelompoknya. Berelson menyatakan bahwa berbagai jenis saluran komunikasi bagi berbagai jenis persoalan yang menarik bagi berbagai jenis orang yang berada dalam berbagai jenis kondisi yang menimbulkan berbagai jenis efek. Ada 5 faktor penting dalam formulasi Berelson yang dikutip Wiryanto 2000 yaitu: 1. Jenis saluran komunikasi yang digunakan, dalam hal ini efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah menurut sifat salurannya. a. Semakin pribadi suatu saluran komunikasi, semakin efektif dalam mempengaruhi opini publik. b. Semakin informal suatu saluran komunikasi, semakin efektif dalam mempengaruhi opini publik. Kontak-kontak pribadi yang tidak formal lebih efektif daripada komunikasi massa yang bersifat formal. c. Semakin khusus suatu saluran komunikasi, semakin kuat pengaruhnya atas khalayak dibandingkan dengan saluran komunikasi yang lebih umum. Universitas Sumatera Utara d. Isi yang sifatnya reportorial penyampaian apa adanya umumnya lebih efektif daripada isi yang bersifat editorial mengandung pendapat lembaga atau yang bersifat interpretatif mengandung pendapat pribadi kolumnis atau komentator e. Peristiwa umumnya lebih efektif daripada kata-kata f. Isi yang bersifat emosional cenderung lebih efektif dibandingkan dengan isi yang bersifat rasional 2. Jenis persoalan Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini masyarakat berubah-ubah menurut sifat persoalannya a. Persoalan yang baru atau belum tersusun tidak bertalian secara khusus dengan sikap kelompok umumnya lebih efektif, sebab untuk jenis persoalan semacam ini publik belum memiliki kesan atau pengalaman dan karena itu memiliki daya pengaruh. b. Komunikasi cenderung lebih efektif bila persoalannya tidak tegas. Dalam hal ini, relevance quotien atau intensity quotient mempunyai hubungan yang berlawanan dengan kapasitas isi c. Isi komunikasi yang menyangkut pribadi-pribadi umumnya lebih kuat dibandingkan dengan argumentasi-argumentasi yang bersifat persoalan. 3. Jenis orang Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah menurut sifat orang atau komunikannya. Universitas Sumatera Utara a. Semakin kuat predisposisi orang terhadap suatu persoalan semakin sulit untuk diubah. Komunikasi massa biasanya amat efektif untuk memperkuat predisposisi yang sudah ada daripada mengubahnya b. Semakin sedikit pengetahuan orang tentang suatu persoalan semakin mudah komunikasi massa mempengaruhi mereka 4. Jenis kondisi Efektivitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah menurut sifat kondisinya. a. Pada umumnya komunikasi yang berlangsung dalam kondisi monopoli lebih efektif dibandingkan dengan yang berlangsung dalam kondisi pesaingnya. Agar lebih efektif, kita harus berusaha memperkecil pengaruh para pesaing tersebut. Penampilan komunikasi yang dibuat-buat, disengaja atau direncanakan sering kurang efektif dibandingkan dengan penampilan yang dibuat seakan-akan tanpa disengaja atau direncanakan. Keuntungan psikologisnya adalah akan nampak wajar, lebih simpatik dan tidak dipaksakan. 5. Jenis efek Berdasarkan perspektif dapat dilihat beberapa efek komunikasi: a. Efek jangka panjang dan efek jangka pendek b. Efek yang mengubah dan efek yang mempertahankan c. Efek yang diharapkan dan efek yang tidak diharapkan d. Efek yang langsung dan efek tidak langsung Universitas Sumatera Utara e. Efek yang disengaja dan efek yang tidak disengaja f. Efek besar dan efek kecil g. Efek dari segi komunikator dan efek dari segi komunikan Efek media komunikasi massa antara lain Dominick,1983 adalah: a. Terhadap perilaku: mendukung perilaku orang yang diidolakan, memberi efek terapi, pembangunan kontrol diri, kerjasama, tukar pikiran dan memberi pertolongan b. Terhadap pengetahuan : sebagai sumber informasi c. Terhadap sikap: memperkuat sikap awal, persepsi dan kepercayaan Ditinjau dari segi pesan yang disampaikan, media massa akan menimbulkan beberapa efek Severin, 2008 yaitu: a. Efek kognitif, efek ini akibat yang timbul pada diri individu yang terkena paparan media yang bersifat informatif bagi dirinya. Dari semula tidak tahu menjadi tahu, dari tidak jelas menjadi jelas, dari ragu menjadi yakin dan sebagainya. Ini berarti melalui media khalayak akan memperoleh gambaran atau informasi tentang orang, benda, peristiwa, pengetahuan, peristiwa dan sebagainya. b. Efek afektif, efek ini mengacu pada aspek emosional atau perasaan. Efek ini kadarnya lebih tinggi dibandingkan efek kognitif, yang dimaksud disini adalah bahwa efek yang ditimbulkan tidak hanya sekedar khalayak tahu melainkan khalayak dapat merasakan. Sebagai contoh: merasa sedih, senang, gembira, marah, terhadap informasi yang diterimanya dari media massa. Universitas Sumatera Utara c. Efek behavioral, efek ini mengacu kepada perilaku, tindakan atau kegiatan khalayak yang tampak pada kegiatan sehari-hari. Efek ini meliputi perilaku antisosial dan prososial. Antisosial atau perilaku agresi adalah setiap bentuk yang diarahkan untuk merusak atau melukai orang lain. Misalnya adegan kekerasan di televisi akan menyebabkan orang menjadi brutal dan beringas. Efek prososial adalah bentuk perilaku positif dari khalayak pengguna media massa. Salah satu perilaku prososial adalah memiliki keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Media televisi, radio atau film dipergunakan sebagai media pendidikan.

2.1.3. Teori Komunikasi Massa

Terdapat beberapa model teori dalam komunikasi massa yaitu: 1. Model Agenda Setting Teori ini dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donal Shaw yang menyatakan bahwa media massa mampu membentuk opini publik audiens melalui cara penempatan isu tertentu Rahmad, 2005. Teori ini berkenaan dengan dampak kognitif. Teori ini dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita,artikel atau tulisan yang akan disiarkan. Secara selektif oleh gatekeepers seperti penyunting, redaksi, dan bahkan wartawan sendiri menentukan mana yang pantas diberitakan dan mana yang tidak pantas diberitakan dan mana yang Universitas Sumatera Utara harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian durasi dalam TV dan radio, ruang dalam majalah dan koran dan cara penonjolan ukuran, judul, tata letak pada surat kabar, frekuensi pemuatan dan posisi dalam surat kabar. Karena publik pembaca, penonton, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda setting tentu berkaitan dengan agenda publik. Agenda publik diketahui dengan menanyakan kepada anggota masyarakat apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat. Faktor yang berkaitan dengan agenda setting adalah: a. Individual media worker gatekeper, adalah orang-orang yang bekerja di balik newsroom. b. Media routines, adalah berkaitan misalnya, ketersediaan space, nilai berita, standar objektivitas media, dsb. c. Organizational influences on content, berkaitan dengan aspek komersial yang menjadi tujuan sebuah media d. Influences on content from outside of media organization,berhubungan dengan konten dari media-media besar yang lain e. Influence of ideology, berkaitan ideologi yang dianut suatu negara 2. Model Uses dan Gratifications Pendekatan Uses dan Gratifications memusatkan perhatian pada penggunaan uses isi media untuk mendapatkan pemenuhan gratifications atas kebutuhan Universitas Sumatera Utara seseorang. Dalam hal ini sebagian besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan needs dan kepentingan interest individu. Meskipun demikian perlu dipahami bahwa ini adalah suatu fenomena mengenai proses penerimaan pesan dari media, oleh karenanya pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi. Asumsi dasar teori ini adalah: i. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan ii. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak iii. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. iv. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu v. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak 3. Model Stimulus Respons Prinsip teori stimulus-respons pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu Universitas Sumatera Utara kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah: Pesan stimulus, seorang penerima receiver organisme, dan efek response. Prinsipnya mengasumsikan bahwa pesan dipersiapkan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Sehingga secara serempak pesan tersebut dapat tersedia bagi sejumlah besar individu dan bukannya ditujukan pada orang per orang. Penggunaan teknologi untuk reproduksi dan distribusi diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerimaan dan respons oleh audiens. 4. Difusi Inovasi Salah satu aplikasi komunikasi massa yang terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju, karena terdapat kebutuhan yang terus menerus dalam perubahan sosial dan teknologi untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa karena dalam berbagai situasi dimana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh yang ada pada dasarnya berasal di luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik. Teori ini pada prinsipnya adalah komunikasi dua tahap, jadi di dalamnya dikenal pula adanya pemuka pendapat atau yang disebut juga dengan istilah agen perubahan change agent. Oleh karenanya teori ini sangat menekankan pada sumber-sumber non media sumber personal, misalnya tetangga, teman, ahli, Universitas Sumatera Utara dsb, dan biasanya mengenai gagasan-gagasan baru yang dikampanyekan untuk mengubah perilaku melalui penyebaran informasi dan upaya mempengaruhi motivasi dan sikap. Rogers 1983 merumuskan kembali teori ini dengan memberi asumsi bahwa sedikitnya ada 4 tahap dalam suatu proses difusi inovasi yaitu: i. Pengetahuan Kesadaran individu akan adanya inovasi dan adanya pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi ii. Persuasi Individu membentuk memiliki sikap yang menyetujui atau tidak menyetujui inovasi tersebut iii. Keputusan Individu terlibat dalam aktivitas yang membawa pada suatu pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi iv. Konfirmasi Individu akan mencari pendapat yang menguatkan keputusan yang telah diambilnya, namun dia dapat berubah dari keputusan yang telah diambilnya, namun dia dapat berubah dari keputusan yang telah diambil sebelumnya jika pesan-pesan mengenai inovasi yang diterimanya berlawanan satu dengan lainnya. Universitas Sumatera Utara Teori ini mencakup sejumlah gagasan mengenai proses difusi inovasi yaitu sebagai sebuah teori yang membedakan tiga tahapan utama dari keseluruhan proses ke dalam tahapan antesenden, proses dan konsekuensi. a. Perlu pemisahan dari fungsi pengetahuan, persuasi, keputusan, dan konfirmasi yang biasanya terjadi dalam tahapan proses, meskipun tahapan tersebut tidak harus selesai sepenuhnya lengkap. Dalam hal ini proses komunikasi lainnya juga dapat diterapkan b. Difusi inovasi biasanya melibatkan berbagai sumber komunikasi yang berbeda media massa, advertensi atau promosi, penyuluhan dan kontak-kontak sosial yang informal, dan efektivitas sumber tersebut akan berbeda pada tiap tahap, serta untuk fungsi yang berbeda pula. Jadi, media massa dan advertensi dapat berperan dalam menciptakan kesadaran dan pengetahuan, penyuluhan berguna untuk mempersuasi, pengaruh antarpribadi berfungsi bagi keputusan untuk menerima atau menolak inovasi, dan pengalaman dalam menggunakan inovasi atau sebaliknya. c. Teori ini melihat adanya variabel penerima yang berfungsi pada tahap pertama pengetahuan, karena diperolehnya pengetahuan akan dipengaruhi oleh kepribadian atau karakteristik sosial. Meskipun demikian, setidaknya sejumlah variabel penerima akan berpengaruh pula dalam tahapan berikutnya dalam proses difusi inovasi. Ini terjadi juga dengan variabel sistem sosial yang berperan terutama pada tahap awal pengetahuan dan tahap-tahap berikutnya. Universitas Sumatera Utara 2.2. Media Promosi Kesehatan 2.2.1. Pengertian Media Promosi Kesehatan Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika TV, radio, komputer, dsb dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan Notoatmodjo, 2005. Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan- pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat mempelajari pesan tersebut sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif.

2.2.2. Tujuan Media Promosi Kesehatan

Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan promosi kesehatan antara lain: a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi c. Dapat memperjelas informasi d. Media dapat mempermudah pengertian e. Mengurangi komunikasi verbalistik f. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa diungkapkan dengan mata g. Memperlancar komunikasi,dll Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Jenis Media Promosi Kesehatan

Penggolongan media promosi kesehatan dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain: 1. Berdasarkan bentuk umum penggunaannya, media promosi dalam rangka promosi kesehatan dibedakan menjadi : a. Bahan bacaan: modul, buku rujukanbacaan, folder, leaflet, majalah, buletin, dsb b. Bahan peragaan: poster tunggal, poster seri, flipchart, transparan, slide, film,dst 2. Berdasarkan cara produksi, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi: a. Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto tata warna. Adapun jenisnya adalah: Poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, sticker, pamflet Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan dan kelemahan media cetak adalah: Kelebihannya: a. Tahan lama b. Mencakup banyak orang c. Biaya tidak tinggi d. Tidak perlu listrik e. Dapat dibawa kemana-mana Universitas Sumatera Utara f. Dapat mengungkit rasa keindahan g. Mempermudah pemahaman h. Meningkatkan gairah belajar Kelemahan: a. Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak b. Mudah berlipat b. Media elektronika yaitu suatu media bergerak yang dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut adalah: TV, radio,film,video film, casette, CD, DVD Kelebihan dan kelemahan media elektronik adalah: Kelebihannya: a. Sudah dikenal masyarakat b. Mengikutsertakan semua panca indera c. Lebih mudah dipahami d. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak e. Bertatap muka f. Penyajian dapat dikendalikan g. Jangkauan relatif besar h. Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang Kelemahannya: a. Biaya lebih tinggi Universitas Sumatera Utara b. Sedikit rumit c. Perlu listrik d. Perlu alat canggih untuk produksinya e. Perlu persiapan matang f. Peralatan selalu berkembang dan berubah g. Perlu keterampilan penyimpanan h. Perlu keterampilan dalam pengoperasian c. Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum, melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: 1 Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan 2 Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar-gambar yang dibuat dalam secarik kain dengan ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat strategis agar dapat dilihat oleh semua orang. 3 Pameran 4 Banner 5 TV layar lebar Kelebihan dan kelemahan media luar ruang: Kelebihannya a. Sebagai informasi umum dan hiburan b. Mengikutsertakan semua panca indera c. Lebih mudah dipahami Universitas Sumatera Utara d. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak e. Bertatap muka f. Penyajian dapat dikendalikan g. Jangkauan relatif lebih besar h. Dapat menjadi tempat bertanya lebih detail i. Dapat langsung menggunakan semua panca indera secara langsung Kelemahannya: a. Biaya lebih tinggi b. Sedikit rumit c. Ada yang memerlukan listrik d. Ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya e. Perlu persiapan matang f. Peralatan selalu berkembang dan berubah g. Perlu keterampilan penyimpanan h. Perlu keterampilan dalam pengoperasian 3. Berdasarkan Jenis Materi, Kegunaan dan Keunggulan Media Simnett, 2000 1 Leaflet, Handout, dan materi tertulis lainnya Kegunaan dan keunggulannya: a. Klien dapat menyesuaikan dan belajar mandiri b. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai c. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman Universitas Sumatera Utara d. Dapat memberikan detil misalnya statistik yang tidak mungkin bila disampaikan secara lisan e. Handout mudah dibuat, diperbanyak, dan diperbaiki dan mudah disesuaikan. f. Handout mengurangi kebutuhan mencatat g. Handout dan leaflet sederhana dapat sangat murah h. Klien dan pengajar dapat mempelajari informasi yang rumit bersama- sama Keterbatasan: a. Leaflet profesional sangat mahal b. Materi yang diproduksi massal dirancang untuk sasaran pada umumnya dan tidak cocok untuk setiap orang c. Materi komersial berisi iklan d. Leaflet dan Handout tidak tahan lama dan mudah hilang e. Handout perlu pengetikan dan fasilitas penggandaan yang baik f. Uji coba dengan sasaran sangat dianjurkan g. Dapat menjadi kertas percuma kecuali pengajar secara aktif melibatkan klien dalam membaca dan menggunakan materi 2 Poster dan Display Kegunaan dan Keunggulan: a. Dapat meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan dan merangsang kepercayaan, sikap dan perilaku Universitas Sumatera Utara b. Dapat menyampaikan informasi, mengarahkan orang melihat sumber lain alamat, nomor telepon, mengambil leaflet c. Dapat dibuat di rumah dengan murah Keterbatasan: a. Untuk audiens terbatas kecuali poster komersil yang besar b. Mudah rusak, dan diacuhkan c. Materi berkualitas tinggi memerlukan ahli grafis dan peralatan cetak yang baik, dan ini sangat mahal d. Dapat dibeli dengan biaya relatif mahal e. Uji coba dengan kelompok pengguna sangat disarankan. 3 Videotape Kegunaan dan Keunggulan: a. Memberikan realita gerak, suara, tempat, emosi yang mungkin sulit ditangkap audiens misalnya kelahiran bayi b. Memberikan informasi, mengangkat masalah, memperlihatkan keterampilan c. Dapat memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku d. Cocok untuk sasaran dalam jumlah sedang dan kecil e. Dapat untuk belajar mandiri dan memungkinkan penyesuaian klien f. Dapat dihentikan dan dihidupkan lagi untuk memungkinkan diskusi diantara episodenya. Episode dapat diulang untuk analisis yang detail g. Program pendidikan untuk TV dapat direkam untuk digunakan kemudian Universitas Sumatera Utara h. Paket termasuk catatan diskusi dan lembar kerja diproduksi untuk dihubungkan dengan program TV pendidikan i. Peralatan video semakin murah dan mudah didapatkan j. Tidak atau memerlukan sedikit ruang gelap k. Peralatan mudah dipakai Keterbatasan: a. Listrik dan peralatan mahal b. Alat dapat rusak c. Ada masalah kesesuaian jenis video dan peralatan yang berbeda-beda d. Aturan perekaman program TV video tidak selalu jelas dan dapat sangat terbatas e. Layar yang kecil membatasi jumlah audiens 4 Slide Kegunaan dan Keunggulan: a. Memberikan realita meskipun terbatas b. Memberikan informasi, mengangkat masalah, memperlihatkan keterampilan c. Dapat memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku d. Cocok untuk sasaran dalam jumlah besar sekalipun e. Relatif murah dan mudah dibuat f. Dibeli murah g. Set slide dapat diedit sesuai sasarannya Universitas Sumatera Utara h. Dapat untuk belajar mandiri, memungkinkan penyesuaian i. Peralatan ringan dan mudah dipindahkan j. Peralatan mudah digunakan Keterbatasan: a. Listrik dan peralatan mahal b. Alat bisa rusak tetapi kemungkinan relatif kecil c. Memerlukan ruang sedikit gelap kecuali bila tersedia layar khusus 5 Tape suara Kegunaan dan Keunggulan: a. Cocok untuk belajar mandiri dan kelompok kecil b. Dapat dihentikan dan dimainkan secara mudah untuk memacu diskusi c. Dapat menyampaikan informasi, mengangkat masalah, memacu diskusi d. Baik untuk pengembangan keterampilan tertentu seperti relaksasi, latihan rutin e. Murah f. Peralatan tersedia dimana-mana g. Dapat dirangkai dengan slide dimana untuk membuat slide suara lebih mudah dibuat dan murah dibandingkan video. Keterbatasan: a. Rekaman berkualitas bagus memerlukan fasilitas studio b. Tidak menarik perhatian seperti materi visual c. Ada masalah akustik Universitas Sumatera Utara 6 Transparansi OHP Kegunaan dan Keunggulan: a. Dapat digunakan untuk membangun informasi dengan menggunakan teknik tumpah tindih overlay b. Dapat dibuat atau dipakai mencatat poin-poin selama mengajar c. Pengajar dapat menghadap sasaran dan menjaga komunikasi d. Dapat dipakai untuk sasaran jumlah berapa pun e. Murah dibeli f. Murah dan mudah dibuat g. Tidak perlu ruang gelap h. Peralatan relatif murah i. Peralatan mudah digunakan dan dipelihara j. Peralatan mudah didapat dan tersedia OHP yang dapat dijinjing Keterbatasan: a. Sukar memperkenalkan gerakan dalam bentuk visual b. Idealnya layar sedikit condong, bila tidak hasil proyeksi lebih lebar di atas daripada yang di bawah dan tidak terfokus dengan rata c. Lensa OHP dapat menghalangi pandangan dari beberapa pemirsa karenanya perlu pengaturan kursi yang baik d. Memerlukan listrik e. OHP bisa rusak, misalnya lampu mati Universitas Sumatera Utara 7 Papan tulis Kegunaan dan Keunggulan: a. Bagus untuk mengembangkan suatu topik dan membangun informasi secara bertahap b. Bagus untuk menjelaskan hal-hal tertentu c. Tidak ada yang rusak d. Tidak perlu ruang gelap e. Murah dan mudah didapat f. Mudah dibersihkan dan digunakan kembali g. Papan tulis spidol lebih mudah dibersihkan dibanding papan tulis kapur serta memberikan latar belakang yang lebih baik terhadap warna h. Kerangka permanen dapat ditulis pada papan tulis spidol Keterbatasan: a. Terlalu kecil untuk sasaran lebih dari 25 orang b. Pengajar harus membelakangi sasaran bila menulis atau kehilangan komunikasi c. Papan tulis spidol mudah rusak bila pembersihan tidak benar, karena menimbulkan bekas yang tidak hilang

2.2.4. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media

Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah Sadirman, 2006: a. Bermaksud mendemonstrasikannya Universitas Sumatera Utara b. Merasa sudah akrab dengan media tersebut c. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret d. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang biasa dilakukan Berdasarkan uraikan di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang menjadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Menurut Connel yang dikutip oleh Sadirman 2006, mengatakan bahwa jika media itu sesuai pakailah, “If the medium fits, Use it”. Hal yang menjadi pertanyaan disini adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian tersebut. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya adalah tujuan yang ingin dicapai, karakteristik sasaran, jenis rangsangan yang diinginkan, keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Faktor tersebut akhirnya diterjemahkan dalam keputusan pemilihan. Pertanyaan-pertanyaan praktis yang dapat diajukan dalam rangka penentuan media adalah: 1. Apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai? 2. Apakah ada sumber informasi, katalog, dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan? 3. Apakah perlu dibentuk tim untuk mereview yang terdiri dari para calon pemakai? 4. Apakah ada media di pasaran yang telah divalidasi? 5. Apakah media yang bersangkutan dapat di review terlebih dahulu? 6. Apakah tersedia format review yang sudah dibakukan? Universitas Sumatera Utara Menurut Ely 1982, sebagai pendekatan praktis dalam mempertimbangkan media yang akan digunakan maka perlu melihat media apa yang sudah ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai pengguna. Menurut Dick dan Carey 1978 yang dikutip Sadirman 2006 disamping kesesuaian dengan tujuan, setidaknya masih ada 4 faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu: 1. Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. 2. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. 3. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama, artinya media bisa digunakan dimana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun serta mudah dipindahkan. 4. Faktor yang berkaian dengan efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada sejenis media yang biaya produksinya mahal seperti program film bingkai. Namun bila dilihat dari kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang program film bingkai mungkin lebih murah dari media yang biaya produksinya murah misal brosur tetapi setiap waktu materinya berganti. Universitas Sumatera Utara

2.2.5. Membuat Materi yang Baik

Kebanyakan materi, khususnya poster, leaflet dan materi audiovisual sudah dalam bentuk jadi, tetapi kita dapat membuat sendiri dengan pertimbangan sebagai berikut Simnett, 2000 : a. Singkat dan lugas. Jangan mencantumkan materi yang tidak relevan karena hanya akan mengganggu pesan utama b. Tekankan pada hal-hal penting dengan mengubah besar huruf, style atau warnanya. Letakkan tepat di tengah atas display yang mempunyai dampak visual maksimum c. Gunakan bahasa yang dimengerti sasaran Jelaskan istilah asing. Bila mungkin, ekspresikan pesan dalam gambar dan kata- kata. Cobalah pada beberapa orang untuk meyakinkan bahwa pesan anda dipahami misalnya apakah ungkapan “menyerang penyakit jantung” diartikan sebagai informasi tentang cara menghindari penyakit jantung atau sebagai informasi tentang masalah kesehatan yang menyerang penyakit jantung?. d. Cukup besar kata-kata, dan gambarnya e. Gunakan warna Warna dapat menciptakan kesinambungan, misalnya pengulangan warna latar dapat mengikat sebuah seri poster. Warna dapat dipakai untuk mengidentifikasi bagian diagram atau menonjolkan informasi penting. Pilihlah warna dengan seksama karena warna mempengaruhi respons emosional, misalnya biru terkesan Universitas Sumatera Utara dingin, hijau lembut, dan karena warna dapat dikaitkan dengan beberapa maksud, imej dan tempat tertentu, misalnya merah berarti marah keberanian, ungu untuk kematian, putih untuk kebersihan klinik, warna kuning berarti cemburu. Warna berperan dalam hal kepribadian, faktor psikologis dan lain-lain Liliweri, 2006.

2.3. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007 pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang di cakup dalam ranah pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1. Tahu know; tahu diartikan pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima. Oleh karena itu ”tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami comprehension; memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebut contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Universitas Sumatera Utara 3. Aplikasi Application; penerapan diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi nyata sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan metode, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain 4. Analisis Analysis; analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain 5. Sintesis Synthesis; sintesis menunjukkan pada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada 6. Evaluasi Evaluation; evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur. Pengetahuan dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan jenis kuesioner yang bersifat self administered questioner yaitu jawaban diisi sendiri oleh responden. Dan bentuk pertanyaannya berupa pilihan berganda, dimana hanya ada satu jawaban yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penilaian yang bersifat subyektif. Universitas Sumatera Utara

2.4. Sikap

Dokumen yang terkait

Efektivitas Promosi Kesehatan dengan Media Video dan Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 2013

7 79 161

Pengetahuan dan Sikap ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di Poliklinik Ibu Hamil RSUD dr R.M Dr. R.M Djoelham Binjai

6 75 70

Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur

3 34 108

Pengaruh media leaflet terhadap perubahan pengetahuan dan intensi ASI eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Tahun 2013

5 30 123

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD).

0 0 15

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL PERAWAT

0 0 14

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR

0 0 7

Lampiran 2 KUESIONER EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO DAN BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2013 IDENTITAS RESPO

0 0 42

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Efektivitas - Efektivitas Promosi Kesehatan dengan Media Video dan Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun

1 3 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas Promosi Kesehatan dengan Media Video dan Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Stabat Kabupaten Langkat Tahun 20

0 1 10