2.5.4. Manfaat IMD Untuk Bayi
Manfaat IMD untuk bayi antara lain: 1.
Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
2. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi
kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi. 3.
Meningkatkan kecerdasan. 4.
Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan, dan nafas. 5.
Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi. 6.
Mencegah kehilangan panas.
2.5.5. Manfaat IMD Untuk Ibu
Ada pun manfaat IMD untuk ibu meliputi: 1.
Merangsang produksi oksitoksin dan prolaktin 2.
Meningkatkan keberhasilan produksi ASI 3.
Meningkatkan jalinan kasih sayang bayi dan ibu
2.5.6. Penghambat IMD
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak kulit ibu dengan kulit bayi :
1. Bayi kedinginan
Universitas Sumatera Utara
Bayi kedinginan tetapi bisa diatasi karena bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan ibu. Menakjubkan suhu payudara ibu
meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu. 2.
Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya. Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya
oksitoksin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
3. Tenaga kesehatan kurang tersedia, tetapi bisa diatasi karena saat bayi di dada
ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya kembali karena bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk
menjaga bayi sambil memberikan dukungan pada ibu 4.
Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk, tetapi bisa diatasi karena dengan bayi
di dada ibu. Ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan kepada bayi untuk meneruskan usahanya mencari payudara dan
menyusu dini. 5.
Ibu harus dijahit, tetapi bisa diatasi karena kegiatan merangkak mencari payudara ibu terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian bawah ibu
6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore
gonorrhea harus segera setelah lahir. Menurut American College Of Obstetric And Gynecology And Academy Breast Feeding Medicine 2007, tindakan
Universitas Sumatera Utara
pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur. Menunda
memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas pada tubuh bayi. Selain itu, kesempatan verniks lapisan lemak pada kulit luar bayi saat lahir
meresap, melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Peningkatan dan pengukuran dapat ditunda
sampai menyusu awal selesai. 8.
Bayi kurang siaga, tetapi bisa diatasi justru pada 1–2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga, setelah itu bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi
mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding jalinan kasih sayang
antara ibu dan bayi 9.
Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain cairan pre-laktal. Kolostrum cukup dijadikan makanan
pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu
10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi. Kolostrum sangat
diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan
mematangkan dinding usus yang masih muda.
Universitas Sumatera Utara
Ibu– ibu yang memilih untuk memberikan air susu ibu ASI merupakan langkah yang tepat. Banyak hal yang positif yang dapat dirasakan oleh bayi dan ibu.
Bayi yang diberi susu formula sangat rentan terserang penyakit. Berikut ini deretan
penyakit yang mengintai bayi susu formula
1. Infeksi saluran pencernaan muntah, mencret
2. Infeksi saluran pernafasan
3. Meningkatkan resiko alergi
4. Meningkatkan resiko serangan asma
5. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif
6. Meningkatkan resiko kegemukan Obesitas
7. Meningkatkan resiko jantung dan pembuluh darah
2.6. ASI Eksklusif 2.6.1. Pengertian ASI Eksklusif