Tipe Jalur Sepeda Evaluasi Pengelolaan Jalur Sepeda Sentul City

49 jalan. Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan penghubung dari arah Sirkuit Sentul ke kawasan pemukiman. Banyak pengguna sepeda datang dari arah sirkuit sentul. Pesepeda yang datang dari arah sini biasanya rombongan bersama teman atau keluarga. Jalur sepeda ini menghubungkan daerah-daerah CBD dan fasilitas-fasilitas dari Centul City, diantaranya adalah marketing office, Mall Belanova, Plaza Amsterdam, Plaza Niaga 1, Plaza Niaga 2, dan fasilitas-fasilitas pendidikan seperti SPH, BPK Penabur, kompleks Sentul City Islamic Center, Sentul International Convention Center SIC, Hotel Harris, Eco-art Park dan Pasar apung dalam proses, dan pemberhentian transportasi umum seperti Trans Pakuan dan Terminal Bis AO Sentul City.

5.1.3 Tipe Jalur Sepeda

Tipe jalur sepeda di Sentul City adalah bicycle lane. Bicycle lane atau jalur sepeda berfungsi untuk meningkatkan tertib lalu lintas dengan menetapkan garis tertentu di antara daerah untuk sepeda dan daerah untuk kendaraan bermotor. AASHTO 1999. Jalur sepeda di sini di aplikasikan pada jalan arteri yang sudah ada, dengan cara mempersempit jalan arteri. Jalur sepeda dengan jalan arteri di pisahkan menggunakan garis marka jalan berwarna kuning yang mempunyai lebar 12 cm. Jalur sepeda itu sendiri mempunyai lebar yang berbeda-beda di tiap jalan, mengikuti bentuk dari jalan yang lurus atau belok. Rata-rata jalur sepeda di Sentul City mempunyai lebar 1,5 meter. Jalur di sini sudah sesuai dengan lebar minimum dari AASHTO Tabel 24. Tabel 24. Lebar Jalur Sepeda Jalur Sepeda di Sentul City Standard Jalur Sepeda Lebar Jalur Sepeda 1,5 meter 1,2 – 1,5 meter Jalur dengan jenis bicycle lane seperti ini sangat rawan kecelakaan karena berdampingan dengan kendaraan lainnya. Berdasarkan wawancara dengan pihak keamanan Sentul City, tidak ada terdapat kecelakaan yang diakibatkan atau dialami oleh pengguna sepeda. Tidak ada peraturan khusus yang dibuat untuk bersepeda di Sentul City. 50 Jalur sepeda di Sentul City banyak yang beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan bermotor. Berdasarkan wawancara dengan pihak keamanan Sentul City, tidak boleh ada mobil yang parkir di pinggir jalan, kendaraan yang parkir di pinggir jalan memiliki waktu maksimal 5 menit, setelah itu akan diusir oleh pihak keamanan. Pihak keamanan melakukan pemeriksaan di seluruh kawasan Sentul City, tetapi karena keterbatasan tenaga keamanan, pengendara mobil yang tidak mengetahui aturan dapat bebas parkir di pinggir jalan. Pinggir jalan di Jalan MH. Thamrin dan Jendral Sudirman adalah jalur sepeda. Kendaraan yang parkir di pinggir jalan sudah pasti mengganggu para pengguna sepeda Gambar 23. Gambar 23. Alih Fungsi Jalur Sepeda Menjadi Tempat Parkir Mobil Jalur seperti ini rawan kecelakaan dan mengancam keselamatan pengguna sepeda, seperti kendaraan bermotor yang menggunakan jalur sepeda sebagai tempat untuk parkir, ketika pengguna kendaraan bermotor membuka mobil dan menghalangi pengguna sepeda dikhawatirkan terjadi kecelakaan Gambar 24. Gambar 24. Ilustrasi Potensi Kecelakaan antara Mobil yang Parkir dengan Sepeda Sumber foto: Charlotte Departement of Transportation 51 Kecelakaan tidak hanya terjadi pada mobil dan sepeda, dapat terjadi juga akibat kelalaian pengguna sepeda, diantaranya adalah tidak memakai helm, menggunakan jalur yang tidak seharusnya dengan cara menyebrangi berm untuk menuju jalur di sebelahnya, dan sebagainya Gambar 25. Gambar 25. Perilaku Pengguna Sepeda Memotong Jalan Jalur sepeda di Sentul City memiliki penanda atau simbol jalur sepeda dengan panah. Simbol ini memperingatkan pengendara jalan akan keberadaan jalur sepeda di jalan tersebut Gambar 26. Simbol ini terdiri dari gambar panah dan gambar sepeda. Gambar panah memiliki panjang 130 cm, sedangkan gambar sepeda memiliki panjang 80 cm. Simbol yang berwarna putih ini didasarkan dengan garis merah selebar jalur sepeda, yang memiliki panjang 400 cm. Gambar 26. Simbol Jalur Sepeda di Sentul City Rambu lalu lintas khusus sepeda di jalur ini berfungsi sebagai peringatan kepada pengguna jalan untuk berhati-hati dengan adanya pengguna sepeda Gambar 27. Peringatan ini memiliki total tinggi 300 cm, dengan tinggi papan 52 120 cm dan tinggi tiang 180 cm. Kurangnya pengendalian pada papan ini mengakibatkan banyaknya vandalisme yang dilakukan, seperti menempelkan iklan, mencorat-coret papan, dan sebagainya. Gambar 27. Rambu Lalu Lintas Sepeda di Sentul City Menurut Federal Highway Administration FHWA, poin penting yang harus diperhatikan perencana dan insinyur adalah dengan bergerak yang relatif bebas, pengguna sepeda akan menggunakan berbagai cara untuk melewati persimpangan dan menuju tempat tujuan mereka. Selain itu, penggunaan jalan bersamaan akan menimbulkan konflik yang dapat terjadi di persimpangan jalan dan pintu masuk bangunan. Hambatan pada jalur sepeda di Sentul City terletak pada fitur topografi yang ada, yaitu kondisi jalan yang menanjak. Rambu lalu lintas sangat bermanfaat bagi pengguna sepeda, khususnya bagi yang baru pertama kali datang ke Sentul City, baik itu pengguna sepeda atau pengguna kendaraan lainnya. Rambu lalu lintas sepeda di Sentul City menjadi tempat yang mudah untuk digunakan sebagai tiang menempelkan sesuatu bagi pengunjung yang datang. Secara tidak langsung, hal ini sangat menggaggu dari sisi estetikanya. Pengelola perlu menjaga dan merawat rambu lalu lintas sepeda ini agar tetap dalam keadaan yang baik. Rambu lalu lintas sepeda di Sentul City ada yang ditemukan dalam kondisi yang tidak baik Gambar 28. 53 Gambar 28. Vandalisme Rambu Lalu Lintas Sepeda: Mengalami Kerusakan Pada Papan Kiri; Sebagai Media Penempelan Iklan Kanan Berdasarkan AASHTO, untuk daerah perkotaan, tanda-tanda sepeda harus ditempatkan setiap 500 meter atau sekitar ¼ mil, untuk setiap putaran dan persimpangan. Pada jalur sepeda di Sentul City, tiap rambu lalu lintas dan simbol jalur sepeda ditempatkan setiap 400 meter, dengan selang-seling antara rambu lalu lintas dan simbol jalur sepeda ditempatkan setiap 200 meter Gambar 29. Gambar 29. Jarak Rambu Lalu Lintas dengan Simbol Sepeda 54

5.1.4 Pengguna Sepeda