71
di jalur sepeda agar tidak ada lagi yang menggunakan jalur sepeda sebagai tempat parkir, tempat berjualan, tempat ojek, dan sebagainya.
C. Strategi ST
Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
Strategi ST yang diperoleh yaitu : 1.
Memanfaatkan SDM untuk mengelola fasilitas agar dapat dan mengembangkan sign system untuk menginformasikan tempat istirahat dan
parkir agar tidak ada perilaku vandalisme 2.
Meningkatkan fungsi Eco-Art Park dan mengembangkan sign system untuk mengarahkan Eco Art Park sebagai tempat berkumpul komunitas pesepeda
agar pesepeda tidak beristirahat di taman pinggir jalan lagi. Strategi ST yang pertama diperoleh dengan memanfaatkan kekuatan internal
perusahaan yaitu Sumber Daya Manusia. PT. SGC memiliki sumber daya manusia yang baik, tetapi masih kurang termanfaatkan dalam mengelola jalur sepeda dan
fasilitasnya serta membuat sign system untuk petunjuk arah tempat parkir dan beristirahat pengguna sepeda. Dengan diterapkannya strategi ini diharapkan jalur
sepeda dan fasilitas penunjangnya dapat terpelihara dengan baik. Strategi ST kedua adalah strategi pengembangan produk. Eco-Art Park adalah
tempat yang direncanakan sebagai pusat dari kegiatan pesepeda di Sentul City, hal ini dapat digunakan sebagai tempat komunitas pesepeda, mulai dari tempat
berkumpul, membersihkan diri, beristirahat, makan, dan sebagainya, agar pesepeda memiliki tempat untuk beristirahat dan memarkirkan sepedanya. Hal ini
untuk mengatasi ancaman berupa pengguna sepeda yang sering beristirahat di pinggir jalan, ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
D. Strategi WT
Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman yaitu strategi defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman
eksternal. Strategi WT yang dapat dilakukan yaitu: 1.
Dibuat sub jadwal pengelolaan khusus sepeda agar vandalisme dapat diatasi
72
2. Meningkatan fasilitas-fasilitas untuk menghindari pengguna jalur sepeda yang
suka merusak taman dengan disertai pengelolaan pada fasilitas tersebut. Strategi WT pertama diperoleh dengan mengurangi kelemahan yaitu
vandalisme terhadap fasilitas jalur sepeda dengan membuat jadwal pengelolaan pada jalur sepeda secara teratur. Strategi WT kedua adalah dengan mengurangi
perilaku negatif pengguna sepeda yang duduk di pinggir jalan untuk beristirahat dengan menambah fasilitas seperti halte di beberapa titik untuk tempat
beristirahat. Selain itu, penambahan fasilitas tempat parkir di beberapa titik seperti di sekolahan, di mall, masjid, dan kawasan CBD lainnya juga dapat meningkatkan
kenyamanan pengguna sepeda dalam memarkirkan sepeda. Hal ini harus disertai dengan pengelolaan yang baik dan teratur agar fasilitas-fasilitas ini dapat
berkelanjutan.
5.3.2 Rencana Pengelolaan