Ideal Diri Remaja Putri Dengan Acne Vulgaris di SMK Panca Budi

rendah ketika menderita acne vulgaris dimana dukungan dan penerimaan dari berbagi pihak merupakan hal yang sangat berarti bagi penderita jerawat dimana dukungan dan penerimaan dari berbagai pihak merupakan hal yang sangat berarti bagi penderita acne vulgaris. Hasil penelitian ini didukung oleh Anggraini 2006, bahwa kebutuhan dukungan sosial pada wanita penderita avne vulgaris sangat diperlukan. Hal ini sesuia dengan pendapat Sharp 1994, dalam Agung 2004 bahwa wanita yang menderita jerawat memiliki tingkat kebutuhan dukungan sosial yang tinggi, dukungan sosial tersebut menurut keliat 2002 termasuk orang tua, teman dekat, guru, atasan dan sebagainya. Menurut Herawati 2005, beberapa remaja akan merasa malu dan minder sehingga menarik diri dari masyarakat atau menghindari untuk berhubungan dengan orang lain yang menyebabkan harga diri rendah. Apabila seorang remaja terus menarik diri dari pergaulan, maka dia juga akan mengalami kemunduran perkembangan kognitif karena merasa takut dan malu untuk mendapatkan informasi-informasi baru dan hal ini akan terus berpengaruh pada proses tumbuh kembang remaja . karena informasi yang didapat hanya sedikit, maka remaja akan cenderung mengambil keputusan sendiri untuk mengatasi masalahnya yang justru akan memperparah masalah yang dihadapi.

4. Peran Diri Remaja Putri Dengan Acne Vulgaris di SMK Panca Budi

Medan Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 5.1.3 diketahui bahwa peran diri remaja putri dengan acne vulgaris di SMK Panca Budi Medan sebanyak 60,31 termasuk kategori positif. Ini menggambarkan masih banyak remaja putri yang memiliki peran diri negatif ketika menderita jerawat. Halini didukung oleh pernyataan Elvira 2008, bahwa penderita jerawatmengalami gangguan keseimbangan hidup dan stress akibat mengerahkanseluruh perangkat jiwa untuk menerima jerawat, mereka merasa kehilangankemampuan dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai wanita di dalam pergaulan maupun perannya di lingkungan sekolah. Menurut Keliat 2002, faktor psikologis yang dialami oleh penderita jerawat sering mempengarui pandangannya terhadap wajahnya yakni gangguan citra diri, jerawat akan mengakibatkan perubahan peran dirisehingga mempengaruhi kehidupan sosialnya di lingkungan masyarakat. Hasil penelitian ini sejalan penelitian Agung 2004, bahwa jerawatyang diderita seseorang mempunyai peranan dalam penyesuaian diri sosial pada remaja putri. Penyesuaian diri sosial yang baik akan menjadi salah satu bekal penting karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa remaja yangmenilai dirinya baik maka akan dapat menyesuaikan diri dengan baik tanpamengalami hambatan. Hal ini didukung oleh pendapat Partosuwido 2004 bahwa remaj yang memiliki peran diri yang positif