Harga Diri Remaja Putri Dengan Acne Vulgaris di SMK Panca Budi

4. Peran Diri Remaja Putri Dengan Acne Vulgaris di SMK Panca Budi

Medan Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 5.1.3 diketahui bahwa peran diri remaja putri dengan acne vulgaris di SMK Panca Budi Medan sebanyak 60,31 termasuk kategori positif. Ini menggambarkan masih banyak remaja putri yang memiliki peran diri negatif ketika menderita jerawat. Halini didukung oleh pernyataan Elvira 2008, bahwa penderita jerawatmengalami gangguan keseimbangan hidup dan stress akibat mengerahkanseluruh perangkat jiwa untuk menerima jerawat, mereka merasa kehilangankemampuan dalam menjalankan fungsi dan perannya sebagai wanita di dalam pergaulan maupun perannya di lingkungan sekolah. Menurut Keliat 2002, faktor psikologis yang dialami oleh penderita jerawat sering mempengarui pandangannya terhadap wajahnya yakni gangguan citra diri, jerawat akan mengakibatkan perubahan peran dirisehingga mempengaruhi kehidupan sosialnya di lingkungan masyarakat. Hasil penelitian ini sejalan penelitian Agung 2004, bahwa jerawatyang diderita seseorang mempunyai peranan dalam penyesuaian diri sosial pada remaja putri. Penyesuaian diri sosial yang baik akan menjadi salah satu bekal penting karena akan membantu remaja pada saat terjun dalam masyarakat luas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa remaja yangmenilai dirinya baik maka akan dapat menyesuaikan diri dengan baik tanpamengalami hambatan. Hal ini didukung oleh pendapat Partosuwido 2004 bahwa remaj yang memiliki peran diri yang positif maka penyesuaian dirinya akan tinggi pula begitu juga sebaliknya, remaja yang memiliki perandiri negatif maka penyesuaian dirinya juga akan rendah. 5. Identitas Diri Remaja Putri Dengan Acne Vulgaris di SMK Panca Budi Medan Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 5.1.3, diketahui bahwa identitas diri remaja putri dengan acne vulgaris di SMK Panca Budi Medan sebanyak 52,38 termasuk negatif. Ini artinya lebih banyak remaja putri yang memiliki identitas diri yang kurang realistis ketika menderita jerawat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chris 2005 tentang konsep diri pada wanita dengan acne vulgaris, didapat perasaan malu dan rendah diri yang dirasakan oleh subjek berhubungan dengan keadaan fisiknya yang dirasakan tidak sempurna lagi dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya. Penderita acne vulgaris merasa tidak memiliki rasa percaya diri untuk menjalin hubungan sosialisasi dengan orang lain. Kondisi fisik yang tidak menarik menyebabkan penderita acne vulgaris merasa memiliki kelemahan yang berdampak pada perasaan tidak memiliki kemampuan dalam melakukan sesuatu hal. Hasil penelitian ini diperkuat dengan pendapat Robecca Prescolt 2007, penderita acne vulgaris sering mengalami penurunan konsep diri terutama pada remaja karena pada usia ini paling sering dipengaruhi oleh kehidupan sosial sangat mempengaruhi akan kesempurnaan fisik, pemikiran ini ditunjukkan bukan hanya oleh tubuh langsing tapi kulit yang sempurna. Penderita acne vulgaris dari yang ringan sampai yang berat dapat terganggu kepercayaan diri dan indetitas dirinya, kita akan menjadi merasa tidak sempurna dan menghakimi diri kita, sehingga ketika kita bertemu dengan orang lain, situasi baru, lawan jenis akan menarik diri, yang akhirnya akan menurunkan konsep diri. Menurut Herawati 2005, seorang remaja yang tidak mempunyai acne vulgaris bila remaja tersebut merasa puas dan dapat menerima keadaan fisiknya, sedangkan seorang remaja menderita acne vulgaris merasa tidak puas dengan kondisi fisiknya. Remaja yang melihat keadaan wajahnya tidak memiliki acne vulgaris maka hal ini akan memberikan kepuasan pada dirinya dan dia akan mengembangkan konsep diri yang sehat Hurlock, 2008. Keadaan acne vulgaris merupakan evaluasi dan persepsi diri terhadap keadaan fisik. Jika seorang remaja yang tidak menderita acne vulgaris, akan merasa percaya diri dan dapat melakukan penyesuaian diri yang baik karena tidak ada hambatan dalam diri remaja tersebut. Remaja tersebut dapat mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungannya. Remaja yang menderita acne vugaris yaitu remaja yang merasa kurang puas dengan keadaan fisiknya dan tidak bisa menerima keadaan fisiknya, remaja tersebut merasa tidak mendapat respon menyenangkan dari lingkungan sekitarnya dan canggung untuk melakukan interaksi dengan orang lain, maka remaja tersebut akan merasa ragu-ragu dalam melakukan penyesuaian diri sosial dan mengembangkan sikap-sikap negatif. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian Putriana 2004 yaitu bahwa orang-orang yang menunjukkan identitas diri realistis maka akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi sedangkan orang-orang yang menunjukkan identitas diri negatif maka akan memiliki kepercayaan diri yang rendah pula.