PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan bank syariah di Indonesia semakin meningkat sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998. Ketika bank
konvensional banyak mengalami negative spread tingkat suku bunga pinjaman lebih rendah dari pada suku bunga tabungan dalam bisnisnya,
sementara bank syariah mampu bertahan menghadapi krisis ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah memiliki keunggulan, sehingga mampu
bertahan menghadapi keadaan yang sangat sulit bagi dunia perbankan. Data Bank Indonesia BI per Desember 2010 menunjukkan bahwa
terdapat 11 Bank Umum Syariah BUS di Indonesia, 25 Unit Usaha Syariah UUS dan 144 Bank Pembiayaan Syariah BPRS. Tabel 1 menyajikan
perkembangan bank syariah di Indonesia dari tahun 2003 sampai dengan Desember 2010.
Tabel 1. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia per Desember 2010
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Bank Umum
Syariah BUS 2
3 3
3 3
5 6
11 Unit Usaha
Syariah UUS 8
15 19
20 25
27 25
25 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
BPRS 84
88 92
105 114
131 138
144 Sumber : Direktorat Perbankan Syariah, BI 2010
Tabel 1 menunjukkan bahwa selama kurun waktu 7 tujuh tahun rata- rata pertumbuhan BUS mencapai 50 persen tiap tahunnya. Sementara untuk
UUS dan BPRS masing-masing mengalami pertumbuhan rata rata 30,30 persen dan 10,20 persen tiap tahunnya. Selain itu, pertumbuhan bank syariah
berbanding lurus dengan pertumbuhan pangsa pasar perbankan syariah terhadap perbankan nasional.
Tabel 2 menyajikan perkembangan pangsa pasar perbankan syariah terhadap industri perbankan di Indonesia dari tahun
2003 sampai 2009.
Tabel 2. Peningkatan Pangsa Pasar dan Dana Pihak Ketiga Bank Syariah di Indonesia
Indikator Tahun
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Aset
0,65 1,20 1,46 1,56 1,76 2,14 2,16 Dana Pihak Ketiga 0,59 1,23 1,43 1,55 1,78 2,10 2,65
Sumber : Direktorat Perbankan Syariah BI, 2010 Peningkatan jumlah dan pangsa pasar perbankan syariah dalam dua
dekade terakhir memberikan bukti bahwa perbankan syariah mendapat apresiasi positif dari masyarakat Indonesia. Perkembangan tersebut juga
memberikan arti bahwa perbankan syariah telah bertransformasi dari memperkenalkan alternatif praktek perbankan syariah menjadi pemain utama
dalam perbankan nasional. Namun, perkembangan yang pesat tersebut menyebabkan persaingan di industri perbankan semakin ketat khususnya
perbankan syariah PT Bank Muamalat Indonesia BMI Tbk merupakan Bank Umum
Syariah BUS pertama di Indonesia yang didirikan pada tanggal 1 November 1991 diprakarsai oleh Tim Perbankan Majelis Ulama Indonesia
TPMUI. Saat ini PT BMI Tbk telah memiliki 76 kantor cabang di seluruh Indonesia dan satu cabang luar negeri di Kuala Lumpur, Malaysia. Oleh
karena itu, untuk mampu bersaing dan memperlebar jangkauan bisnisnya PT BMI Tbk perlu memiliki strategi yang tepat untuk mencapai keunggulan
bersaing. Strategi yang tepat tersebut dapat tercapai melalui manajemen satrategi yang tepat. Dalam hal ini, suatu organisasi mampu merumuskan,
melaksanakan, dan mengevaluasi strategi secara efektif dan efisien. Salah satu kantor cabang PT BMI Tbk terletak di kota Serang yaitu
PT BMI Tbk Cabang Serang. Pertumbuhan bisnis perbankan di Kota Serang mengalami perkembangan yang ditandai dengan berdirinya berbagai bank,
baik bank pemerintah maupun bank swasta. PT BMI Tbk Cabang Serang harus mampu bersaing dengan bank-bank lain dan memberikan keunggulan
kompetitif serta menunjukkan kinerja yang semakin membaik. Oleh karena itu, diperlukan manajemen strategi yang baik dan relevan dengan kondisi saat
ini. Salah satu bagian penting dari manajemen strategi adalah evaluasi kinerja yang berguna memberikan umpan balik kepada perusahaan untuk melakukan
tindakan korektif. Selama ini evaluasi kinerja PT BMI Tbk Cabang Serang belum menyeluruh terhadap seluruh aspek kegiatan bisnis perusahaan dimana
evaluasi kinerja dilakukan hanya terhadap kinerja keuangan dan karyawan. Evaluasi kinerja karyawan dilakukan terhadap pencapaian sasaran kerja, cara
kerja, dan sifat pribadi karyawan.
1.2. Perumusan Masalah