0.14 Analysis of landslide hazard and risk in the upstream of Ciliwung Watershed and its relationship with spatial planning
83 Tabel 33 Lanjutan
Peruntukkan Lahan RTRW Kabupaten Bogor 2005-2025
Desa Kelas Risiko ha
Sangat Rendah
Rendah Sedang
Tinggi Sangat
Tinggi Kawasan Perkebunan
357.61 839.63
320.13 0.31
Bojong Murni 10.33
Cibeureum 5.17
137.17 73.06
Citeko 102.76
17.90 Kopo
17.87 100.55
132.37 Kuta
187.61 17.32
7.18 Sukagalih
0.02 27.76
16.78 Sukakarya
82.40 53.37
3.44 Sukaresmi
4.04 Tugu Selatan
54.22 349.81
51.62 Tugu Utara
46.86 17.78
0.31
Kawasan Pertanian Lahan Kering
313.34 1 127.64
368.34 36.15
0.87
Batu Layang 6.23
30.73 5.35
Bojong Murni 0.01
Cibeureum 22.40
99.68 5.45
Cilember 3.11
9.10 60.76
12.40 0.87
Cipayung Datar 89.31
308.06 36.34
Cipayung Girang 2.76
33.73 4.16
Citeko 4.85
128.04 34.80
5.18 Gadog
0.00 13.64
7.97 Jogjogan
2.07 59.98
51.80 Kopo
5.60 77.39
37.41 Kuta
65.41 36.40
8.85 Sukagalih
1.33 96.80
30.22 3.32
Sukakarya 92.71
100.67 19.37
Sukamaju 21.48
7.02 Sukaresmi
12.15 10.43
9.90 Tugu Selatan
23.77 85.61
10.17 Tugu Utara
38.68 12.86
Keberadaan peruntukkan lahan di dalam daerah risiko sedang sampai dengan sangat tinggi dapat mendatangkan bencana dan menimbulkan banyak
kerugian. Oleh karena itu pengendalian pemanfaatan ruang yang diarahkan dengan konsep penyesuaian lingkungan menyesuaiakan dengan kondisi alam
merupakan salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko akibat bencana longsor. Pengendalian pemanfaatan ruang yang dapat diusulkan meliputi:
1. Menetapkan peraturan zonasi yang mempertimbangkan sebaran risiko longsor berdasarkan kelasnya.
2. Menyusun peraturan dimana setiap individuperusahaanpemerintah diharuskan untuk membangun struktur kontruksi bangunan tebing penahan
tanah atau sejenisnya pada kegiatanaktivitas mereka yang memotong lereng.
3. Melaksanakan kegiatan perizinan, pengawasan dan penertiban yang mengintegrasikan berbagai pihak yang terkait, baik pemerintah, maupun
masyarakat. 4. Pemberian insentif dan desisentif terhadap aktivitas manusia. Contoh
pemberian insentif yaitu kepada kegiatan-kegiatan perlindungan sistem hidrologi dengan melakukan penanaman kembali lereng yang gundul
84 dengan jenis tanaman mahoni, jati, dan lain lain yang sesuai,
pembangunan konstruksi bangunan untuk penguatan lereng dan sistem drainase yang baik, sedangkan contoh pemberian desisentif antara lain
kepada kegiatan-kegiatan pembangunan konstruksi bangunan yang memberikan beban kontruksi berlebih pada lereng tanpa disertai pemberian
bangunankontstruksi pengaman, dan pola tanam pertanian dengan jenis tanaman yang tidak sesuai.
5. Pengenaan sanksi yang diberikan kepada pelanggaran pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.