Penentuan Kelas Bahaya Longsor
32
Pembuatan Peta Risiko Longsor
Pembuatan peta risiko longsor dalam penelitian ini, mengacu pada rumusan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun
2012 BNPB 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana sebagai berikut:
C HxV
R
dimana: R
: Disaster Risk: Risiko Bencana H
: Hazard: Bahaya V
: Vulnerability: Kerentanan C
: Capacity: Kapasitas Berdasarkan rumusan tersebut, peta risiko longsor dibuat berdasarkan
operasi tumpang tindih overlay antara peta bahaya longsor, peta kerentanan, dan peta kapasitas. Peta bahaya merupakan hasil tumpang tindih dari parameter-
parameter penyebab longsor, sedangkan peta kerentanan merupakan peta yang menunjukkan tingkat kerentanan masyarakat terhadap bahaya longsor. Adapun
peta kapasitas merupakan peta yang menunjukkan nilai kapasitas suatu wilayah dalam menghadapi bahaya longsor. Dengan demikian terlihat bahwa tingkat risiko
longsor amat bergantung pada: a tingkat bahaya, b tingkat kerentanan masyarakat yang terancam, dan c tingkat kapasitas wilayah yang terancam. Oleh
karena itu, dalam menganalisis risiko longsor, dilakukan pula analisis kerentanan masyarakat dan kapasitas wilayah terhadap bahaya longsor. Tahapan pembuatan
peta risiko dapat dilihat pada diagram alir tahapan penelitian Gambar 8 terdahulu.
Sebelum perhitungan risiko dengan menggunakan persamaan di atas dilakukan, terlebih dahulu ditentukan nilai masing-masing kelas dari ketiga peta
tersebut bahaya, kerentanan dan kapasitas. Nilai tersebut diperoleh dengan cara membagi nilai urutan kelas dengan nilai urutan kelas maksimum Tabel 10.
Setelah itu operasi tumpang tindih overlay untuk memperoleh poligon-poligon baru dilakukan.
Tabel 10 Nilai bahaya, kerentanan, dan kapasitas berdasarkan tingkat kelas
Kelas Bahaya
Nilai Bahaya
Kelas Kerentanan
Nilai Kerentanan
Kelas Kapasitas
Nilai Kapasitas
1 0.2
1 0.2
1 0.2
2 0.4
2 0.4
2 0.4
3 0.6
3 0.6
3 0.6
4 0.8
4 0.8
4 0.8
5 1
5 1
5 1
Dari hasil perhitungan risiko, selanjutnya ditentukan kelas risiko longsor. Dalam penelitian ini, kelas risiko longsor dikelompokkan ke dalam 5 lima kelas
tingkat risiko yaitu: i sangat rendah zona kelas risiko sangat rendah; ii rendah zona kelas risiko rendah; iii sedang zona kelas risiko menengah; iv tinggi
zona kelas risiko tinggi; dan v sangat tinggi zona kelas risiko sangat tinggi.
33 Kelas risiko ditentukan berdasarkan nilai interval kelas yang dihitung
dengan menggunakan persamaan Dibyosaputro 1999 sebagai berikut: Nilai interval kelas risiko = nilai tertinggi – nilai terendah
jumlah kelas Perhitungan nilai interval kelas risiko dengan menggunakan persamaan di
atas adalah sebagai berikut: Nilai interval kelas risiko
= 1.00 – 0.20 = 0.16 5
Klasifikasi kelas risiko longsor berdasarkan nilai interval kelas disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Klasifikasi kelas risiko longsor
Kelas Risiko Longsor Nilai
Keterangan
1 0.36
Risiko sangat rendah 2
0.36 – 0.52 Risiko rendah
3 0.52 – 0.68
Risiko sedang 4
0.68 – 0.84 Risiko tinggi
5 0.84
Risiko sangat tinggi
Pembuatan Peta Kerentanan
Peta kerentanan yang dibuat dalam penelitian ini memberikan informasi tentang kerentanan masyarakat dalam menghadapi bencana longsor pada tingkat
desa dan wilayah. Peta kerentanan selanjutnya digunakan untuk menganalisis dan memetakan risiko longsor di daerah penelitian.