Kantin
Bangunan kantin berada di ruang pelayanan yang berfungsi sebagai tempat beristirahat serta makan dan minum bagi pengunjung. Terdiri atas beberapa kios
makanan serta bangku dan meja panjang dengan kapasitas keseluruhan 150 pengunjung.
5.4.4 Rencana Sirkulasi
Jalur sirkulasi pada tapak berfungsi untuk mengarahkan pengguna tapak dalam mengakses tiap-tiap ruang. Rencana sirkulasi pada tapak terbagi menjadi
tiga jalur yaitu jalur primer, jalur sekunder, dan jalur tersier. Sirkulasi primer, yaitu sirkulasi yang menghubungkan wisatawan dari luar
tapak menuju gerbang masuk area wisata. Sirkulasi primer terbuat dari aspal dengan lebar jalan 4 m, diperuntukkan bagi kendaraan roda empat dan roda dua.
Selain itu, pada tepi jalan terdapat jalur pedestrian selebar 1,4 m dengan material paving con-block. Sirkulasi primer terdapat pada sepanjang jalur yang
menghubungan jalan raya sampai dengan pintu gerbang utama.
Sirkulasi sekunder, yaitu sirkulasi yang menghubungkan sub-sub ruang wisata, berfungsi sebagai jalur transisi sebelum wisatawan menikmati atraksi
wisata selanjutnya. Jalur ini juga terbuat dari material aspal yang lebarnya 2 m. Jalur ini diutamakan untuk dilalui oleh pejalan kaki meskipun kendaraan roda dua
masih boleh melintas. Vegetasi peneduh diperlukan untuk kenyamanan pejalan kaki.
Sirkulasi tersier adalah jalan setapak di dalam ruang-ruang wisata sebagai jalur interpretasi pengunjung. Material untuk sirkulasi ini adalah paving dengan
pola yang bervariasi selebar 1,4 m.
5.4.5 Paket Wisata
Wisata pendidikan pertanian di STPP akan dibagi menjadi lima paket wisata, yaitu Paket Wisata Buah, Paket Wisata Pangan dan Sayuran, Paket Wisata
Perkebunan dan TOGA, Paket Tur Lengkap, dan Paket Wisata Anak. Tiga paket pertama yang disebutkan di atas dibagi menurut komoditas pertanian dan lokasi
kegiatan. Paket Tur Lengkap menawarkan wisata ke semua jenis komoditas namun dengan aktivitas pendidikan yang tidak terlalu intensif. Paket Wisata Anak
menawarkan aktivitas dengan tema bermain sambil belajar yang disesuaikan dengan usia anak. Detail aktivitas pada masing-masing paket wisata diuraikan
pada Tabel 10.
Paket wisata dapat dinikmati oleh kelompok pengunjung dari segala usia dengan jumlah ideal 25-40 orang agar kegiatan wisata dapat berjalan dengan
efektif. Pengunjung wisata individu dapat berkeliling area wisata dengan arahan pemandu namun tanpa melakukan kegiatan praktek seperti yang terdapat pada
paket wisata. Masing-masing paket berdurasi 2-4 jam dilanjutkan dengan kegiatan bebas seperti piknik, berbelanja, berfoto, ataupun beribadah. Pengunjung juga
mendapatkan brosur yang berisi peta rute wisata serta pengetahuan dasar tentang pertanian.
Aktivitas memetik dan mencicipi buah disesuaikan dengan musim berbuah untuk beberapa buah unggulan. Buah yang dijadikan objek utama dalam aktivitas
tersebut adalah rambutan sebanyak 92 pohon, durian monthong sebanyak 23 pohon, serta aneka jenis mangga sebanyak 53 pohon. Menurut Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, musim berbuah untuk pohon rambutan adalah Desember-Maret, pohon durian berkisar pada bulan Agustus-Februari, dan
pohon mangga pada Agustus-November. Pada bulan di luar musim berbuah buah unggulan April-Juli, dapat menggunakan buah nangka mini dan jambu biji
karena berbuah sepanjang tahun. Jika pohon sedang tidak berbuah sama sekali maka alternatif untuk menggantikan aktivitas memetik dan mencicipi buah dapat
berupa permainan edukatif serta kreativitas menghias pot tanaman.
Aktivitas budidaya menanam padi disesuaikan dengan siklus tanam padi. Dalam satu tahun akan dilakukan tiga periode tanam dengan estimasi maksimum
20 paket per periode tanam dengan fasilitas 5 petak lahan sawah. Aktivitas seperti membajak sawah, menggiling padi, serta memanen juga disesuaikan dengan
periode tanam.
Rotasi masing-masing paket wisata dibatasi hanya 1 kali per hari dengan maksimum 4 pilihan paket. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya persiapan yang
harus dilakukan untuk kegiatan budidaya seperti persiapan lahan, media tanam, ketersediaan alat, serta media presentasi.
Tabel 10 Paket wisata
No Paket
Deskripsi Estimasi Waktu
1. Paket Wisata
Buah Keliling kebun buah, memetik
buah, mencicipi buah, menanam dalam pot, dan demo kompos.
4 jam 2.
Paket Wisata Pangan dan
Sayuran Keliling kebun sayur dan pangan,
membajak sawah, memanen padi, menanam padi, demo penggilingan
padi, dan menanam sayur hidroponik.
4 jam
3. Paket Wisata
Perkebunan dan TOGA
Keliling perkebunan, mencicipi hasil perkebunan, teknik
perbanyakan tanaman, serta mengenal TOGA dan khasiatnya.
3 jam 4.
Paket Tur Lengkap
Berkeliling seluruh area, mencicipi buah, menanam sayur hidroponik,
demo kompos, mengenal TOGA dan khasiatnya, dan mencicipi
hasil pekebunan. 4 jam
5. Paket Wisata
Anak Permainan edukatif, memberi
makan ikan, memandikan kerbau, menanam padi, menanam dalam
pot, dan mencicipi buah. 2-3 jam
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Kebun Praktek STPP merupakan salah satu fasilitas penyelenggaraan pendidikan di kampus STPP Bogor yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai tempat wisata pendidikan pertanian bagi masyarakat umum. Pengembangan kebun praktek memerlukan perencanaan yang baik agar dapat
menjamin keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung wisata dan juga mahasiswa STPP.
Konsep dasar perencanaan tapak di kebun praktek STPP adalah mengembangkan tapak sebagai sarana wisata pendidikan pertanian dengan
menawarkan berbagai atraksi yang berkaitan erat dengan pertanian kepada masyarakat serta mengoptimalkan kebun praktek STPP sebagai sarana belajar
mahasiswa. Aktivitas yang dikembangkan pada tapak dibedakan menjadi dua, yaitu aktivitas pendidikan dan aktivitas non-pendidikan.
Ruang yang dikembangkan dalam perencanaan ini dibagi menjadi ruang wisata tanaman buah, ruang wisata tanaman perkebunan dan ruang wisata
tanaman pangan. Ragam kegiatan wisata yang cukup banyak pada ruang-ruang ini menyebabkan perlunya pembagian kegiatan untuk wisatawan yang diwujudkan
dalam bentuk paket wisata.
6.2 Saran
1. Diperlukan penelitian lanjutan yang mendetail untuk desain penanaman
masing-masing kelompok tanaman buah, tanaman pangan, dan tanaman perkebunan.
2. Diperlukan tambahan sumberdaya manusia untuk pengelolaan kebun
percobaan agar kebun dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, misalnya dengan menugaskan mahasiswa STPP Bogor untuk turut serta
mengelola kebun percobaan sekaligus sebagai sarana pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang. Yogyakarta, Graha Ilmu.
Arifin, H.S. 1992. Beberapa Pemikiran Pengembangan Agrowisata pada Kawasan Cagar Budaya Betawi di Condet, Jawa Timur. Makalah Wisata
Seminar Agro. Bogor: Institut Pertanian Bogor. [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2004. Tata cara
Perencanaan Pengembangan Kawasan Untuk Percepatan Pembangunan Daerah. Direktorat Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal. Jakarta:
Bappenas.
[BPS Bogor]. 2010. Rata-rata Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan
di Kota Bogor Tahun 2010 [BMKG]. 2012. Suhu dan Kelembaban Kota Bogor.
Bonanza, O. 2008. Perencanaan Lanskap Kebun Teh Kayu Aro Kabupaten Kerinci Sebagai Kawasan Agrowisata. [skripsi]. Bogor: Program Studi
Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Chiara, J.D. and Koppelman, L.E. 1989. Standar Perencanaan Tapak.
Terjemahan. Oleh Ir. Januar Hakim. Site Planning Standards. Jakarta: Erlangga. Dinata, Y. 2009. Perancangan Lanskap Arboretum Bambu Sebagai Obyek
Agroedutourism Di Kampus Institut Pertanian Bogor. [skripsi]. Bogor: Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
[Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat]. 2014. Tabel Musim Panen Buah di Jawa Barat.
[Direktorat Pengembangan Institusi dan Usaha Penunjang]. 2004. Profil Potensi Obyek Wisata Pendidikan Pertanian di Lingkungan Kampus IPB Darmaga-
Bogor. Institut Pertanian Bogor. Douglas, R.W. 1992. Forest Recreation. New York: Pergamon Press.
Dudal, R. and M. Soepraptohardjo. 1960. Some Consideration on The Genetic Relationship between Latosols and Andosols in Java Indonesia. Trans. 7th
Intern. Congr. Soil Sci. Madison. Gold, S.M. 1980. Recreation Planning and Design. New York: McGraw-Hill. Inc.
Harris, CW and Dines, NT. 1995. Time-Saver Standards for Landscape Architecture. Singapore: Mc-Graw Hill Inc.
Gunn, C. A. 1995. Tourism Planning Basics, Concepts, and Cases. Third Edition, Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta: Akademika
Pressindo. Knudson, J.D. 1980. Outdoor Recreation. New York: MacMillan Pub. Co, Inc.
Laurie, M. 1990. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan Terjemahan. Bandung: Intermata.
Marsh, W. M. 1991. Landscape Planning, Environmental Application. Canada: John Wiley Sans.
Nurisjah, S. dan Pramukanto, Q. 1995. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. Bogor: Program Studi Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor.
Rachman, Z. 1984. Makalah pada Festival Tanaman IV. [Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor]. 2012. Profil STPP Bogor.