5.1.10 Aspek Wisata
Kebun Praktek STPP merupakan kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai tempat wisata pertanian dengan atraksi utama berupa
vegetasi yang dijadikan komoditas pertanian secara luas yaitu vegetasi pangan, sayur, buah, dan perkebunan. Vegetasi pada tapak saat ini fungsinya belum
dikembangkan sebagai sarana wisata. Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari keberagaman vegetasi pada kebun praktek ini antara lain mengamati dan
mengidentifikasi tanaman, budidaya tanaman, panen, serta mencicipi hasil komoditas pertanian.
Salah satu elemen dalam wisata adalah atraksi wisata. Menurut Gunn 1995, atraksi memiliki dua fungsi utama dalam wisata. Fungsi yang pertama adalah
menarik minat seseorang untuk melakukan sebuah perjalanan wisata. Fungsi kedua yaitu atraksi berfungsi memberikan kepuasan pada pengunjung. Daerah
tujuan wisata, menurut Yoeti 1997 dalam Halida 2006 harus memiliki objek atau atraksi yang dapat dijual kepada wisatawan. Daerah tujuan wisata harus
memiliki: 1 Something to see sebagai sesuatu yang dapat dilihat, 2 Something to do sebagai sesuatu yang dapat dilakukan, serta memiliki 3 Something to buy
sebagai sesuatu yang dapat dibeli.
Kebun Praktek STPP memiliki atraksi wisata yang beragam, mulai dari kegiatan budidaya cara perbanyakan tanaman dan pemeliharaan, pasca-panen
memetik buah dan menggiling padi, interpretasi pengamatan ke lapang disertai pemandu, serta rekreatif mencicipi hasil komoditi, memandikan kerbau, dan
berjalan-jalan. Tabel 6 menjabarkan objek dan atraksi wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan Kebun Praktek STPP. Dengan beragamnya atraksi
wisata yang ditawarkan, sebaiknya dikelompokkan ke dalam beberapa paket wisata sehingga pengunjung memiliki pilihan kegiatan sesuai minat, tujuan, dan
usianya.
Analisis dan sintesis tapak juga dituangkan dalam bentuk spasial. Peta hasil analisis dan sintesis ditunjukkan oleh Gambar 19.
Tabel 7 Daftar objek dan atraksi wisata
Lokasi Objek wisata
Atraksi wisata Kebun Praktek Tanaman
Pangan Sawah
Penggilingan padi, kegiatan menanam padi, kegiatan
membajak sawah, kegiatan memandikan kerbau,
pemandangan Gunung Salak
Kebun Praktek Tanaman Buah
Koleksi tanaman buah Kegiatan mencicipi buah,
kegiatan budidaya tanaman buah
Kebun Praktek Tanaman Perkebunan
Koleksi tanaman perkebunan, koleksi
tanaman obat Kegiatan budidaya tanaman
perkebunan dan tanaman obat, pemandangan Gunung Salak
5.2 Sintesis
Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan dalam tahap sebelumnya, diperoleh potensi dan permasalahan dari masing-masing aspek data tersebut.
Tahap selanjutnya berupa tahap sintesis yaitu dilakukan perumusan solusi terhadap potensi dan permasalahan pada tapak yang diwujudkan dalam suatu
model block plan. 5.2.1 Program Ruang
Menurut hasil dari analisis data, dapat dirumuskan pembagian ruang di kawasan kebun praktek STPP. Program pembagian ruang didasarkan pada tujuan
awal perencanaan, potensi sumberdaya pada tapak, kendala yang dijumpai, serta fungsi yang diharapkan ada pada tapak untuk pengembangannya sebagai kawasan
wisata yang tentu saja tetap mempertimbangkan kondisi ekologis tapak. Program ruang yang akan direncanakan terdiri dari ruang utama dan ruang penunjang.
Masing-masing dari ruang tersebut akan terbagi lagi menjadi sub-sub ruang yang fungsi-fungsinya saling mendukung. Ruang utama terdiri atas ruang wisata
tanaman pangan, ruang wisata tanaman buah, ruang wisata tanaman perkebunan, dan ruang rekreasi umum yang semuanya saling terkait. Ruang pendukung
memiliki sub ruang antara lain ruang penerimaan dan ruang pelayanan. Hasil dari program ruang ditunjukkan oleh rencana blok atau block plan Gambar 15.
5.2.2 Hubungan Antar Ruang
Hubungan antar ruang menunjukkan hubungan tingkat interaksi antara masing-masing ruang yang terbagi menjadi tiga jenis, hubungan erat, hubungan
kurang erat, dan hubungan tidak erat. Berikut adalah diagram keterkaitan antara ruang yang masing-masing diwakili oleh simbol untuk setiap jenis hubungan yang
telah disebutkan. Dalam diagram ditunjukkan hubungan antara sub ruang dari ruang utama dan ruang pendukung Gambar 16.
Ruang yang memiliki paling banyak hubungan erat adalah ruang pelayanan, karena ruang tersebut berfungsi sebagai fasilitator langsung ke titik-
titik di ruang wisata.
Gambar 15 Block plan
:
Hubungan Erat : Hubungan Kurang Erat
: Hubungan Tidak Erat
Hubungan tidak erat menunjukkan tidak adanya interaksi antara ruang-ruang
dan tidak saling mendukung. Ruang penerimaan hanya berhubungan erat dengan ruang pelayanan karena hanya ruang pelayanan yang menunjang langsung
kegiatan di ruang penerimaan. Di bawah ini adalah tabel hasil analisis dan sintesis tapak Tabel 8.
Tabel 8 Tabel analisis potensi dan kendala serta sintesis
Aspek Lanskap Analisis
Sintesis Potensi
Kendala
1. Letak Geografis,
Luas, dan Aksesibilitas
Lokasinya dekat
dengan gunung Salak. Kondisi tanah
yang subur memungkinkan
berbagai jenis tanaman hortikultura
dapat dikembangkan.
Letaknya strategis
karena dekat dengan berbagai lembaga
penelitian di Bogor.
Akses wisatawan dari
luar kota ke lokasi cukup mudah
dijangkau.
Belum adanya penciri yang jelas
yang menandakan lokasi wisata.
Kondisi beberapa
objek wisata saling terpisah.
Menyediakan
gerbang masuk sebagai penanda
lokasi.
Direncanakan
untuk membuat sirkulasi
penghubung antara masing-
masing objek yang belum terhubung.
Pintu masuk yang
dapat diakses untuk kendaraan
bermotor dijadikan sebagai
pintu gerbang utama.
Gambar 16 Hubungan antar ruang