Tanah Andosol memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Struktur tanah gembur berpotensi untuk dikembangkan berbagai jenis tanaman hortikultura
dataran tinggi dan perkebunan. Untuk pengembangan tanaman hortikultura khususnya sayuran, penambahan pupuk kandang sangat diperlukan disamping
pupuk kimia nitrogen N, fosfor P, dan kalium K. Agar pupuk kandang dapat diproduksi secara kontinyu, maka kombinasi antara tanaman hortikultura dan
ternak akan sangat baik.
5.1.3 Aksesibilitas dan Sirkulasi
Lokasi penelitian dapat dicapai sekitar tiga puluh menit dari pusat kota dengan kendaraan mobil. Pengunjung dapat mengakses lokasi dengan mudah
menggunakan angkutan umum nomor 14 yang beroperasi dari arah Bubulak menuju lokasi sekitar tiga puluh menit bila keadaan lalu lintas lancar. Angkutan
ini juga bergerak dari arah berlawanan yaitu dari arah Pulo Empang menuju lokasi yang akan berakhir di terminal Bubulak. Gambar 6 menunjukkan aksesibilitas
menuju tapak dan di dalam tapak. Tapak dapat dicapai melalui tiga pintu masuk, yaitu:
1. pintu yang menuju ke Asrama Mahasiswa STPP, diakses melalu Jalan
Pancasan Atas. Pintu ini dekat dengan Kebun Praktek Tanaman Buah; 2.
pintu yang menghubungkan jalan Pancasan Atas dengan Jalan Sukamantri. Pintu ini dekat dengan Kebun Praktek Tanaman Pangan;
3. pintu yang diakses melalui Jalan Cikaret. Pintu ini dekat dengan Kebun
Praktek Tanaman Buah. Pada pintu I, papan penunjuk lokasi bertuliskan „Asrama Mahasiswa STPP
Bogor‟ karena bangunan asrama untuk mahasiswa STPP terletak dekat sekali dengan pintu masuk. Setelah melalui bangunan asrama, akan ditemukan beberapa
rumah dinas dan blok lahan praktek tanaman buah Astana Gede. Pintu masuk ini biasa dilalui oleh mahasiswa STPP, masyarakat sekitar, dan pengelola kebun
praktek. Jalan terbuat dari aspal selebar 2 m dengan bahu jalan berupa rumput.
Pada pintu II, tidak terdapat papan penunjuk lokasi. Pintu ini diakses oleh penduduk sekitar kebun praktek dan pengelola kebun praktek STPP. Terdapat
portal pada jalan menuju tapak sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Jalan terbuat dari aspal selebar 0,7 m dengan kondisi baik.
Pintu III merupakan akses bagi siswa TK Ikawati dan SMP Bhakti Taruna II menuju sekolah sehari-hari. Pintu ini juga tertutup oleh portal sehingga hanya
dapat diakses oleh pejalan kaki. Jalan berupa aspal rusak yang berbatu-batu selebar 2 m.
Dari ketiga pintu tersebut, yang paling efektif untuk tujuan perencanaan adalah pintu I, yaitu pintu menuju ke Asrama Mahasiswa STPP karena kondisi
aspal yang baik dan dapat dilalui oleh kendaraan bermotor. Kekurangan pada pintu gerbang ini adalah belum adanya gerbang penanda bagi Kebun Praktek
STPP dan sirkulasi khusus untuk pejalan kaki. Jalan aspal perlu sedikit diperlebar sehingga sirkulasi bagi pengunjung menjadi lebih nyaman. Kondisi pintu gerbang
menuju tapak ditunjukkan oleh Gambar 7.
Gambar 5 Peta topografi Sumber: BAPPEDA 2008
Gambar 6 Peta aksesibilitas dan sirkulasi Sumber: Google Satellite 2013