4.4 Outcome action research
Proses action research yang dilaksanakan di RSUCND telah menghasilkan beberapa outcome, seperti telah tersusunnya POS MPLM
lampiran 4a. POS MPLM yang dihasilkan memiliki unsur atau tahapan dalam perawatan luka modern dengan mengkombinasikan nilai-nilai caring Swanson
didalamnya. Aplikasi POS MPLM dapat digunakan saat melakukan perawatan luka, baik luka akut maupun luka kronik.
POS MPLM akan mempermudah perawat dalam melakukan perawatan luka, karena selain menjelaskan langkah-langkah perawatan luka juga dapat
menjadi gaetline untuk pemilihan balutan yang tepat berdasarkan warna dasar luka dan jumlah exudate.
Komponen yang terdapat dalam POS MPLM adalah kombinasi dari lima domain caring Swanson yang meliputi maintaining belief, knowing, being
with,doing for, dan Enabling. Kelima komponen tersebut telah di elaborasikan dengan langkah-langkah kerja dalam perawatan luka, sehingga diharapkan
RSUCND dapat menggunakan POS MPLM ini sebagai standar baku dalam perawatan luka diruang rawat inap.
4.5 Dampak POS MPLM di RSUCND Langsa terhadap Perawat
Pengalaman partisipan selama mengikuti penelitian action research tentang manajemen perawatan luka berdampak positif terhadap bertambahnya
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memberikan asuhan keperawatan, terutama dalam hal perawatan luka. Hal ini dikarenakan bertambahnya rasa
Universitas Sumatera Utara
percaya diri bagi perawat sehingga menjadi modal untuk meningkatkan profesionalisme perawat di RSUCND.
Dampak lain yang didapatkan dari hasil pengembangan protokol MPLM di RSUCND adalah perawat telah mampu mengaplikasikan niali-nilai caring saat
melakukan perawatan luka. Sehingga kebiasaan mengaplikasikan nilai-nilai caring dalam perawatan luka, diharapkan juga akan terbiasa menerapkannya pada
saat memberikan asuhan keperawatan yang lain pada pasien. Perawat RSUCND yang telah mendapatkan pembelajaran tentang
perawatan luka modern dan caring dapat menjadi role model bagi mahasiswa yang akan melaksanakan praktek di rumah sakit terutama saat melakukan
perawatan luka dengan mengaplikasikan nilai-nilai caring didalamnya. Hal ini juga menjadi penting untuk memberikan pemahaman bahwa perawatan luka yang
dipelajari sebelumnya di bangku kuliah juga sama dengan perawatan luka di rumah sakit.
Distribusi frekuensi sebelum dan sesudah partisipan menjalankan POS MPLM di RSUCND, menunjukkan ada perbedaan yang signifikan seperti yang
dapat terlihat pada tabel 4.10 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Perbandingan Analisa Kuantitatif Setelah Aplikasi POS MPLM di RSUCND
Langsa.
No Keterangan
Sebelum Sesudah
1 Observasi Tindakan Partisipan
25,0 83,3
2 Pengetahuan Perawat tentang
Perawatan Luka Modern 66,7
75,0 3
Pengetahuan Perawat tentang Perilaku Caring
75,0 83,3
Proses penyusunan POS MPLM di RSUCND Langsa telah dilakukan berdasarkan
tahapan dari
proses penelitian
action research
yaitu reconnaisance,planning,action, dan reflection. Proses yang telah dilakukan dapat
di lihat pada gambar 4.11
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Proses Penyusunan POS MPLM di RSUCND Langsa
REFLECTION
1. Tersusun POS manajemen perawatan luka modern
2. Meningkatnya pengetahuan perawat tentang manajemen perawatan luka modern dengan
aplikasi caring 3. Faktor pendukung
a. Yayasan dan Manajemen RSUCND bersedia menyediakan dressing modern
b. Sesuai dengan visi STIKes Cut Nyak Dhien Langsa
c. Perawat lebih nyaman menggunakan Manajemen perawatan luka modern
4. Faktor penghambat a. Fasilitas dressing modern belum bisa di
klaim ke asuransi 5. Harapan Perawat
a. Pihak manajemen dapat mengirimkan perawat untuk mengikuti pelatihan
perawatan luka bersertifikat
ACTION
1. Melakukan pertemuan dengan yayasan
dan manajemen RSUCND 2.
Pementukan TIM penyusun POS oleh Kabid Keperawatan
3. Menyusun format POS manajemen
perawatan luka modern 4.
Revisi format POS 1-2 kali revisi 5.
Menyelenggarakan seminar dan workshop tentang perawatan luka modern
dan caring 6.
Finalisasi format POS manajemen perawatan luka modern
7. Aplikasi format POS manajemen
perawatan luka modern
OBSERVATION
1. Melakukan pengamatan untuk menilai
penggunaan format POS manajemen perawatan luka modern
2. Mengobservasi faktor pendukung dan
penghambat penggunaan format POS manajemen perawatan luka modern
PLANNING
1. Tujuan Protokol manajemen perawatan luka
modern dapat dijalankan di RSUCND oleh perawat
2. Plan to Coach a. pembentukan TIM
b. penyusunan format POS manajemen perawatan luka
modern c. Revisi format 1-2 kali revisi
d. Melakukan seminar dan workshop e. Finalisasi format
f. Aplikasi format POS manajemen
perawatan luka modern 3. Strategi
a. Pertemuan dengan yayasan dan manajemen RSUCND
b. Menyelenggarakan seminar dan workshop
PERMASALAHAN
Belum adanya standar perawatan luka di RSUCND
RECONNAISSANCE
1. Perawatan luka masih
menggunakan metode konvensional
2. Belum memiliki POS perawatan
luka 3.
Pengetahuan perawat masih kurang tentang perawatan luka
modern
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Bab pembahasan akan memberikan penjelasan tentang kesenjangan yang didapatkan saat melaksanakan penelitian dengan teori yang digunakan sebagai
kerangka dalam penelitian ini, dengan memberikan argementasi terkait kesenjangan yang muncul dalam penelitian. Kerangka pembahasan yang akan
diterangkan adalah tentang proses pelaksanaan action research, Pengembangan Protokol Manajemen Perawatan Luka Modern di Rumah Sakit Umum Cut Nyak
Dhien Langsa, pelajaran yang didapatkan oleh peneliti lesson learned, serta keterbatasan penelitian.
5.1. Proses Pelaksanaan action Research
Penelitian action research yang dilaksanakan, merupakan satu pengorganisasian kegiatan yang sistematis untuk menyusun sebuah POS MPLM
di RSUCND Langsa. Peran peneliti sangatlah penting dalam penelitian action research karena harus mampu memfasilitasi perubahan dan juga memberikan
masukan dalam POS MPLM yang diperlukan untuk melakukan perawatan luka. Peneliti memiliki peran yang berubah-ubah sesuai kebutuhan selama penelitian
berlangsung, seperti yang dialami Zaragoza 2004 saat melakukan action research untuk mengimplementasikan proses keperawatan di Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Navarra Canada. Pelaksanaan action research untuk Pengembangan Protokol MPLM telah
berlangsung selama 20 minggu di RSUCND. Menurut Kemmis dan McTaggart 1988 bagi peneliti action research pemula ada baiknya tidak melakukan siklus
79
Universitas Sumatera Utara